Saat yang Tepat Untuk Membalas Dendam Luka El Clásico Hiddink Pada Van Gaal

Berita

by Randy Aprialdi

Randy Aprialdi

Pemerhati kultur dan subkultur tribun sepakbola. Italian football enthusiast. Punk and madness from @Panditfootball. Wanna mad with me? please contact Randynteng@gmail.com or follow @Randynteng!

Saat yang Tepat Untuk Membalas Dendam Luka El Clásico Hiddink Pada Van Gaal

Liga Primer Inggris pekan ke-19 akan mempertemukan tuan rumah Manchester United dengan Chelsea. Kedua kesebelasan akan bertanding di Stadion Old Trafford pada Selasa (29/12) dini hari nanti. Kedua kesebelasan itu juga sama-sama mengandalkan manajer senior asal Belanda; Louis van Gaal di kubu United dan Guus Hiddink bersama Chelsea.

Keduanya pernah meraih gelar Liga Domestik dan Liga Champions ketika menjadi manajer. Pernah juga membawa satu kesebelasan negara melaju ke semifinal Piala Dunia. Sekarang, masing-masing dari mereka merupakan manajer dua kesebelasan besar Liga Primer Inggris.

Keduanya memiliki identifikasi yang berbeda. Van Gaal begitu taat kepada strukur, sementara Hiddink dikenal lebih ramah namun tegas. Wesley Sneijder menganggap Hiddink sebagai seorang paman dan Van Gaal dijadikan layaknya seorang guru. Tapi saat ini Van Gaal tengah di ujung tanduk. Dirinya siap mengundurkan diri jika kalah pada pertandingan nanti. Di sisi lain, Hiddink adalah harapan baru Chelsea.

Van Gaal dengan Hiddink sebenarnya selalu berada dalam situasi berseberangan. Hal ini sudah terjadi sejak keduanya masih jadi pesepakbola profesional.

Tapi Guus Hiddink seolah ingin menyingkirkan Cesc Fabregas dari skuat Chelsea.

Van Gaal merupakan pemain Ajax Amsterdam 1972/1973. Di sisi lain, Hiddink adalah pemain PSV Eindhoven 1970 sampai 1972. Namun keduanya belum pernah bertemu di lapangan. Pasalnya Van Gaal tidak pernah dimainkan Ajax dan memperkuat kesebelasan itu setelah Hiddink baru hengkang dari PSV.

Keduanya baru bertemu dalam pertandingan resmi pada musim 1989/1990. Masih dengan kesebelasan yang sama namun berstatus berbeda. Saat itu Van Gaal menjadi Asisten Pelatih di Ajax, sementara Hiddink adalah Pelatih PSV.

Ajax dan PSV merupakan kesebelasan papan atas Eredivisie, Liga Belanda. Kedua kesebelasan itu juga memiliki rivalitas tinggi di dalam, maupun luar lapangan. Kedua suporter garis keras antara Ajax dan PSV pun tidak akur.

Baca juga : F-Side, Sisi Buas Suporter Ajax Amsterdam.

Keduanya baru bertemu sebagai pelatih resmi pada 1998/1990 dalam laga yang sangat penting, yaitu El Clasico. Saat itu pertemuan antara Real Madrid dibawah besutan Hiddink dan Barcelona arahan Van Gaal. Pertemuan pertama terjadi pada 19 September 1998 di Stadion Santiago Bernabeu.

Jarak antara Hiddink dan Van Gaal berdiri, hanya dipisahkan touchline. Tidak banyak tegur sapa, jabat tangan, basa-basi, atau pengakuan-pengakuan lainnya. Saat itu hanya ada perang dingin antara mereka di laga yang berakhir dengan skor 2-2.

Tapi Van Gaal berhasil membuktikan keunggulannya atas kemenangan 3-0 pada pertemuan selanjutnya di Stadion Camp Nou. Rupanya, kemenangan Van Gaal itu dijadikan alasan para petinggi Madrid untuk memecat Hiddink dalam beberapa waktu kemudian.

Baca juga : El Clasico Sebagai Wadah Eksistensi Pemain

Sekarang, keduanya akan bertemu kembali sebagai lawan di Stadion Old Trafford nanti. Kali ini situasi Van Gaal adalah kebalikan Hiddink ketika El Clasico 1998/1999. Hiddink pun berpeluang melampiaskan dendamnya kepada Van Gaal pada laga nanti.

Komentar