Andai Bolton adalah Kesebelasan Bundesliga

Berita

by Redaksi 46

Redaksi 46

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Andai Bolton adalah Kesebelasan Bundesliga

Bolton tengah mengalami masalah finansial. November silam, mereka bahkan kesulitan untuk membayar gaji pemain. "Kesebelasan kesulitan membayar gaji pemain pada November akibat adanya masalah finansial," tutur penasihat keuangan Bolton, Trevor Birch.

Karena permasalahan tersebut, Bolton rencananya akan segera dijual. Pemilik saat ini, Eddie Davies, menyiratkan kalau mereka tak mampu membayar utang yang mencapai 183 juta pounds.

“Di Inggris, kesebelasan yang kaya tambah kaya, dan yang miskin tetap miskin. Di Jerman, kesebelasan terlihat lebih dermawan,” tulis kolumnis The Guardian, Daniel Taylor pada 2013 silam.

Salah satu kedermawanan yang dimaksud Taylor salah satunya saat Bayern Munich meminjamkan dua juta euro untuk Borussia Dortmund pada 2004 yang tengah dilanda krisis keuangan. Dortmund kala itu, bahkan tak mampu membayar gaji para pemainnya.

Saat ini Dortmund bisa dibilang sukses. Sejak masa-masa kritis itu, Dortmund kini telah menjuarai Bundesliga sebanyak dua kali pada 2010/2011 dan 2011/2012. Mereka pun melaju ke babak final Liga Champions 2012/2013 meski dikandaskan rival utama, Bayern Munich. Taylor mengklaim dalam tulisannya bahwa bantuan keuangan Bayern sedikit banyak memengaruhi kisah sukses Dortmund yang kita dengar seperti sekarang ini.

Tentu ada budaya yang secara jelas berbeda di sepakbola Jerman. Salah satu yang paling menonjol adalah soal komposisi kepemilikan. Hal ini menjaga agar kesebelasan tidak sekadar mencari untung. Berdasarkan Mirror, tiket musiman termurah Arsenal dipatok 1014 pounds. Sementara itu, tiket musiman Bayern dijual 104,48 pounds!

Budaya ini pula yang pada akhirnya membuat Bayern menyadari bahwa tanpa adanya kesebelasan lain, mereka tak akan sebesar seperti sekarang ini. Sebelum Dortmund, Bayern terlebih dahulu membantu kesebelasan 1860 Munich dan FC St. Pauli. Meskipun demikian, kala itu, posisi Dortmund memang amat mengkhawatirkan dan berpotensi bangkrut.

“Ini adalah situasi yang kritis buat Borussia Dortmund. Ketika mereka bahkan tidak mampu membayar gaji mereka, kami pikir kami bisa membantu. Saya adalah penggemar dari tradisi di olahraga dan aku pikir ini adalah hal yang tepat untuk dilakukan,” ujar mantan Presiden Bayern Munich, Uli Hoeness, kala itu.

Peminjaman pun disetujui. Dortmund diberikan waktu sembilan bulan untuk melunasi pembayaran atau hingga Juni 2005. Dortmund pun mengembalikan 1,5 juta euro pada dua bulan, dan sisanya dibayar kemudian.

Peminjaman ini sendiri sebenarya tidak disiarkan kepada publik. Artinya, media pun tidak mengetahui hal ini. Baru pada pertemuan suporter, pada awal 2012, kisah tersebut diangkat. Taylor beranggapan kalau hal tersebut untuk mengacaukan Dortmund yang kala itu tengah bertarung bersama Bayern menuju gelar juara liga.

“Itu cerita beberapa tahun lalu dan aku pikir hal positif di sini adalah adanya solidaritas di liga,” ucap mantan pelatih Bayern, Jupp Heynckes.

Meskipun bantuan tersebut ada dan benar adanya, tapi Ketua Keuangan Dortmund, Thomas Tress, menyatakan bahwa pinjaman tersebut terbilang kecil ketimbang jumlah utang Dortmund waktu itu.

“Pertama-tama, sungguh terhormat sikap Bayern Munich, yang membantu kesebelasan dalam situasi kritis. Ini adalah situasi kritis buat Dortmund. Namun, itu tidak menyelamatkan Dortmund karena kita bicara dua juta euro. Jika Anda sadar, utang kami mencapai 200 juta euro. Jadi, dua juta euro tidak memecahkan masalah, tapi membantu,” tutur Tress.

Apa yang diucapkan Tress memang ada pada konteks yang berbeda karena diucapkan sewindu setelah krisis tersebut dan Dortmund tengah bersaing menuju gelar juara. Namun, apa yang dilakukan Bayern dengan membantu kesebelasan lain--meskipun nilainya tidak besar dan bentuknya pun pinjaman--adalah sesuatu yang menyenangkan untuk dilihat. Bayern, sebagai kesebelasan kaya di Jerman tidak menutup mata akan kehadiran kesebelasan lainnya.

Bolton bukan tidak mungkin dilikuidasi jika tak mendapatkan pemilik baru. Tentu, pemilik baru bagai dua sisi koin. Di satu sisi kesebelasan bisa selamat dari masalah keuangan, tapi di sisi lain bukan tidak mungkin pemilik baru mengubah sejarah bertahun-tahun yang dimiliki Bolton.

Komentar