Antara Italia dan Brasil untuk Jorginho

Taktik

by Randy Aprialdi

Randy Aprialdi

Pemerhati kultur dan subkultur tribun sepakbola. Italian football enthusiast. Punk and madness from @Panditfootball. Wanna mad with me? please contact Randynteng@gmail.com or follow @Randynteng!

Antara Italia dan Brasil untuk Jorginho

Jorginho telah menjadi andalan lini tengah Napoli sejak era kepelatihan Rafael Benitez. Arsenal pun tertarik untuk merekrutnya pada bursa transfer Januari 2016. Bahkan Arsenal mengirim pemantau bakat untuk menyaksikan aksi Jorginho ketika menghadapi Genoa pada 1 November lalu.

"Saya tidak terkejut bahwa pemain ini tampil dengan sangat baik, terutama setelah perubahan pelatih dan klub-klub top banyak yang tertarik padanya," ujar agennya, Joao Santo, seperti dikutip dari Goal.

Jorginho direncanakan menjadi gelandang bertahan yang bersaing dengan Francis Coquelin di Arsenal. Arsene Wenger membutuhkan gelandang bertahan baru untuk kedalaman skuatnya. Jorginho disukai Wenger karena kemampuannya melindungi bola untuk mempertahankan ball possession.

Sehingga hal-hal tersebut diharapkan bisa membantu Arsenal meraih gelar Liga Primer Inggris 2015/2016. Arsenal pun menawarkan harga sampai 22 juta poundsterling untuknya, apalagi deretan gelandang Arsenal rentan cedera.

Tapi Arsenal kurang gesit untuk mendapatkan pemain 24 tahun itu. Pasalnya, Napoli baru mengungumkan perpanjangan kontrak Jorginho. Dirinya diikat sampai 2020 dan gajinya dinaikkan. Arsenal justru fokus pengejaran kepada Marcelo Brozovic, gelandang Internazionale Milan.

Jorginho yang Semakin Meroket di Bawah Racikan Maurizio Sarri

Jorginho membuat keputusan berani ketika meninggalkan Brasil pada 2007. Saat itu ia bergabung dengan akademi Hellas Verona dalam usia 15 tahun. Jorginho pun memiliki gaya permainan berbeda dari campuran sepakbola Brasil dengan Italia. Dirinya dikenal tenang ketika beraksi di lapangan dan gaya permainannya dianggap mirip Andrea Pirlo.

Jorginho taktis seperti gelandang veteran Italia tersebut, tapi memiliki unsur samba dalam teknik permain yang berhasil dikombinasikannya. Dirinya sempat dipinjamkan ke Sambonifacese yang waktu itu berlaga di Serie C2. Satu musim di sana cukup untuk mendapatkan tempat di skuat utama Verona. Akhirnya ia berhasil membantu Verona promosi dari Serie B 2012/2013.

Kemudian Jorginho hengkang ke Napoli pada Januari 2014. Akan tetapi, ia semakin matang ketika Napoli mulai dibesut Maurizio Sarri pada awal musim ini. Jorginho diplot sabagai deep-lying playmaker dan efektif bekerja sama dengan Allan Marques di lini tengah.

Dirinya pun berhasil membuat kedatangan Mirko Valdifiori sia-sia. Padahal Valdifiori merupakan pemain bawaan Sarri dari Empoli. Valdifiori juga yang sempat menggantikan peran Pirlo, Ricardo Montolivo, dan Marco Veratti, ketika cedera membela Kesebelasan Negara Italia. Tapi Valdifiori lebih sering duduk di bangku cadangan karena penampilan gemilang Jorginho.

Sebelumnya, justru Mirko Valdifiori akan menjadi duet sempurna bagi Allan Marques.

Gaya permainan penguasaan bola a la Sarri pun membuat akurasi operan Jorginho pun mencapai 91 persen dari 16 laga Serie-A 2015/2016. Akurasinya itu paling tinggi di Napoli. Pemain bernomor punggung delapan itu pintar membaca permainan dan mampu menguasai bola untuk menjembatani antara area kotak penalti sendiri dengan lini tengah.

"Sesi latihan kami jauh lebih intens di bawah Sarri karena kami bekerja keras baik secara teknis dan taktis. Tahun lalu kami lebih fokus kepada bola," ujar Jorginho kepada Calcio Napoli 24.

Baca juga tentang Oriundo dalam visi pragmatisme Antonio Conte.

Kendati lahir di Brasil, namun Jorginho memiliki paspor Italia. Dirinya pernah dipanggil skuat Italia U-21, namun belum pernah dimainkan pada laga resmi. Pria dengan tinggi 180 cm ini pun berharap dipanggil Kesebelasan Negara Italia senior. Tapi untuk berharap itu cukup sulit, mengingat pelatih Italia, Antonio Conte, tidak tertarik memanggilnya.

Tapi tersiar kabar jika Federasi Sepakbola Brasil (CBF) sedang memantaunya. Maka Jorginho tidak perlu khawatir dengan pemanggilan Conte. Mungkin akan ada panggilan dari negara lain, yaitu Brasil. Kemudian, harga jualnya pun akan semakin melambung.

Komentar