Detik-Detik Pemecatan José Mourinho

Berita

by Redaksi 46

Redaksi 46

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Detik-Detik Pemecatan José Mourinho

Kabar pemecatan Jose Mourinho telah terdengar sejak Rabu (16/12) pagi, setelah pemilik Chelsea, Roman Abramovich, mengadakan rapat terbatas terkait masa depan Mou. Peluang Mou untuk didepak Chelsea kian besar terutama setelah mereka kalah 1-2 dari Leicester City pekan lalu. Terlebih, ada kecanggungan yang luar biasa karena Roman justru takluk dari skuat Claudio Ranieri, manajer yang ia pecat lebih dari 10 tahun silam.

Rapat terbatas ini terbilang mengejutkan karena selama ini dewan direksi Chelsea umumnya selalu mendukung Mou. Selain itu, hampir tidak ada satu hal yang luar biasa dari penurunan permainan Chelsea, karena skuat yang dipasang Mou mayoritas merupakan skuat juara musim lalu.

Masalah internal pun menjadi sorotan. Perselisihan antara Mou dan dokter tim pun menjadi mula-mula masalah yang terdengar nyaring di media. Setelah kalah dari Leicester pada pekan lalu, Mou pun menyalahkan anak asuhnya. Ia menganggap dirinya sebagai korban pengkhianatan para pemainnya sendiri.

Pernyataan Mou yang memang biasanya mengundang kontroversi, tetap saja mengundang pertanyaan. Apa yang membuat Mou mengeluarkan pernyataan seperti itu? Apakah kondisi internal di tubuh Chelsea memang benar-benar sudah parah? Lantas mengapa manajemen tidak segera memecat Mou? Apakah ada klausul yang memberatkan dalam kontrak?

Jose Mourinho pada akhirnya benar-benar dipecat. Namun, ada cerita yang dituturkan jurnalis Independent Ireland, Matt Law, terkait detik-detik pemecatan Mou.

Kamis (17/12) kemarin, Mourinho tetap mengikuti acara makan siang dalam rangka perayaan Natal di pusat latihan Chelsea di Cobham. Tidak ada yang menyangka akan terjadi sesuatu hal yang besar pada hari itu.

Para pemain Chelsea pun tidak sesantai seperti biasanya. Tidak ada tukar-tukaran lelucon di antara pemain, tidak ada pula tertawa hingga terbahak-bahak di ruang makan. Mereka seperti telah mencium adanya sesuatu terlebih setelah melihat wajah muram Mourinho yang baru saja cukuran.

Jelang pukul dua siang, sejumlah pemain Chelsea yang belum pulang, menyadari kehadiran sejumlah petinggi klub. Rumor pun kian menjadi-jadi bahwa waktu Mou di Chelsea sudah habis.

Setelah itu, para pemain mulai bertanya satu sama lain lewat pesan singkat. Mereka mencoba berspekulasi atas apa yang terjadi. Pemecatan Mourinho pun dikabarkan oleh CEO Chelsea, Bruce Buck dan Direktur Chelsea, Eugene Tenenbaum dalam pertemuan yang hanya berlangsung selama 10 menit.

Para pemain yang pulang dari Cobham tidak mendapatkan informasi resmi apapun dari klub. Lalu, rumor kian menyebar bukan hanya pada para pemain tetapi juga di antara staf lewat telepon, sms, dan WhatsApp. Sejumlah mantan pemain Chelsea sudah mendapatkan kabar angin kalau Mou telah resmi dipecat.

Setelah para pemain pulang. Mou tetap bertahan di Cobham. Ia mengemasi barang-barang dari kantornya hampir selama dua jam. Itu pula barangkali saat-saat Jaguar hitam miliknya terparkir di Cobham. Kedatangannya yang kedua kali di London sama-sama harus berakhir tidak menyenangkan.

Tidak Mengejutkan

Sore harinya, Chelsea secara resmi mengumumkan kabar pemecatan tersebut. Berdasarkan Independent ini merupakan musim terburuk Chelsea sejak 1978. Saat ini, The Blues pun hanya menempati peringkat ke-16 dengan hanya terpaut satu poin dari zona degradasi.

baca juga: Tujuh Kekalahan dari 12 Laga, Chelsea Degradasi pada Musim 1978-1979

Pengamat sepakbola Irlandia, Eamon Dunphy, mengatakan bahwa ia sama sekali tak terkejut dengan pemecatan tersebut. Menurutnya, bekas pelatih Real Madrdi tersebut gagal mengembangkan pemain muda Chelsea dan performa yang buruk dari sejumlah pemain seperti Diego Costa, Cesc Fabregas, dan John Terry.

“Saya tidak terkejut. Saya pikir ini akan meledak begitu parah dan spektakuler dan tidak ada tanda-tanda pemulihan. Faktanya, Chelsea semakin buruk dari pekan ke pekan,” kata Dunphy kepada Radio RTE.

“Menurut saya, apa yang diharapkan Abramovich adalah membangun kesebelasan yang bisa memproduksi pemainnya sendiri, seperti yang dilakukan Manchester United dan Barcelona. Itu adalah instruksi Abramovich. Memenangi Liga Inggris musim lalu adalah bagian dari rencana, tapi itu bukanlah rencananya,” ucap Dunphy.

Membawa Perselisihan ke Publik

Sementara itu, menurut Direktur Teknik Chelsea, Michael Emenalo, kolapsnya Chelsea musim ini tak lepas dari perselisihan yang amat jelas di tubuh tim. Emenalo mengatakan Chelsea tengah ada dalam masalah. Namun ia menolak anggapan kalau para pemain yang membuat klub terpuruk. “Aku pikir ini mudah untuk membuat dugaan seperti itu, tapi bukan itu yang dimaksud klub,” ucap Emenalo.

Dalam wawancaranya dengan Chelsea TV, Emenalo menyebut Mou sebagai “individu yang telah melakukan banyak hal buat klub”. Namun, secara jelas ia tak menyebut nama Mou dan menyatakan bahwa hal tersebut tidak bisa diterima bagi kesebelasan seperti Chelsea untuk berada hanya satu poin di atas zona degradasi.

Chelsea sendiri sudah menunjuk Guus Hiddink sebagai pelaksana tugas (caretaker) Chelsea saat ini. Keputusan cepat ini seolah menunjukkan kalau Mou sudah siap dipecat saat Chelsea sudah mendapatkan pelaksana tugas bernama besar, sebelum mendatangkan pemain bernama besar lainnya.

Komentar