Menyingkirkan Mourinho, Mendatangkan Guus Hiddink

Berita

by Redaksi 43

Redaksi 43

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Menyingkirkan Mourinho, Mendatangkan Guus Hiddink

Menu dalam jamuan makan siang dalam perayaan Natal staf Chelsea pasti istimewa. Namun bagi Jose Mourinho rasanya bisa jadi tidak nikmat. Karena setelah menghabiskan makan siangnya ia berbicara dengan Bruce Buck dan Eugene Tenebaum – chairman dan director Chelsea, sepuluh menit kemudian Mourinho bukan lagi manajer Chelsea.

Lebih dari rangkaian hasil buruk, adalah perselisihan antara Mourinho dan para pemain yang membuat Chelsea mengambil keputusan untuk berpisah dengan The Special One.

Perselisihan dengan pemain memuncak pada kekalahan dari Leicester City. Mourinho memerintahkan Eden Hazard, yang tampak tidak sanggup melanjutkan pertandingan setelah berbenturan dengan Jamie Vardy, untuk terus bermain. Sang pemain menuruti kemauan Mourinho walau terlihat menahan sakit. Selepas pertandingan, Mourinho malah menyalahkan Hazard di depan media.

“Saya tidak tahu apa yang salah,” ujar Mourinho. “Yang saya tahu adalah dalam 10 detik ia membuat keputusan sendiri. Ia keluar dan langsung berkata ia tidak dapat melanjutkan pertandingan. Lalu ia mencoba bermain dan langsung keluar lagi. Ia mengambil keputusan untuk keluar. Jadi itu pasti cedera serius. Reaksi pertamanya adalah ‘aku tidak dapat terus bermain’, reaksi keduanya adalah ‘aku ingin mencoba’, namun setelah langkah pertamanya kembali masuk ke dalam lapangan ia berkata tidak bisa. Jelas ia cedera.”

Hazard

Tak berhenti sampai di situ, Mourinho juga menyalahkan kesebelasan secara keseluruhan. Mourinho, yang biasanya selalu membela para pemainnya, berkata bahwa ia merasa dikhianati oleh para pemainya sendiri.

“Saya merasa hasil kerja saya dikhianati,” ujar Mourinho. “Saya bekerja empat hari di tempat latihan untuk pertandingan ini. Saya mengidentifikasi empat cara Leicester bergerak mencetak kebanyakan gol mereka dan dengan dua dari empat situasi yang saya identifikasi mereka mencetak gol (ke gawang Chelsea). Saya menyampaikan ini kepada para pemain, tanya saja mereka.”

Atas dasar hubungan yang tidak harmonis antara Mourinho dan para pemain inilah Chelsea mengambil keputusan untuk berpisah dengan manajer berkebangsaan Portugal tersebut. Chelsea mengambil keputusan ini untuk melindungi para pemain, walau mereka harus membayar kompensasi yang tidak sedikit mengingat Mourinho pada Agustus lalu baru menandatangani perpanjangan kontrak berdurasi empat tahun dengan besaran 13 juta pound sterling per tahun.

“Kontrak baru (Mourinho) menunjukkan bahwa apa yang terjadi hari ini bukan keputusan terencana,” ujar Michael Emenalo, technical director Chelsea, kepada Chelsea TV. “Ini adalah keputusan yang diambil untuk melindungi kepentingan kesebelasan. Sementara kami masih memiliki sentimen yang besar kepada individu yang dimaksud (Emenalo tidak sekali pun menyebut nama Mourinho dalam pembicaraan ini), yang sudah melakukan banyak hal untuk kesebelasan, fakta menunjukkan bahwa Chelsea dalam masalah. Hasil pertandingan tidak baik. Juga jelas sekali ada perselisihan antara manajer dan pemain dan sekarang waktunya bertindak. Pemilik kesebelasan terpaksa mengambil keputusan yang sangat sulit untuk kebaikan kesebelasan. Kami satu poin di atas zona degradasi dan ini tidak cukup baik. Pendukung mana pun dapat mengerti kesebelasan ini dalam masalah dan sesuatu harus dilakukan.”

Guus Hiddink yang tak menukangi kesebelasan manapun setelah didepak timnas Belanda, dikabarkan telah ditunjuk (kembali) sebagai manajer sementara Chelsea. Hal ini setidaknya dikonfirmasi oleh eks-penyerang Chelsea, Mateja Kezman pada The Guardian, "Saya belum tahu, berita ini belum dikonfirmasi. Tapi Guus Hiddink baru saja berkata pada saya bahwa ia adalah pelatih barunya."

Jika kabar ini benar, artinya ini akan menjadi kesempatan kedua Hiddink menjadi manajer sementara Chelsea. Pada 2009, ia pun menjadi menjadi manajer interim Chelsea kala menggantikan Luiz Felipe Scolari. Kala itu, pelatih asal Belanda ini menghadirkan trofi Piala FA dengan rasio kemenangan 73,91% (17 kali menang, lima kali seri dan hanya satu kali kalah) di akhir musim.

Akan tetapi, meski juru taktik baru telah ada, yang memainkan peran penting dalam kebangkitan Chelsea di sisa musim ini tetap para pemain. Himbauan Cesc Fàbregas beberapa hari lalu menjadi lebih praktikal setelah kepergian Mourinho.

“Kami semua harus mengemban tanggung jawab,” ujar Fàbregas – yang juga sempat dikabarkan tidak akur dengan Mourinho – sebagaimana dikutip dari Guardian. “Jika kami adalah pemain besar dan dibayar seperti pemain besar, kami harus bermain seperti pemain besar dan bersikap seperti pemain besar. Aku tidak mengatakan kami tidak boleh mengalami musim yang buruk dan bermain buruk. Ada pemain kecil dan pemain besar namun sikap harus tepat.”

Komentar