Louis van Gaal dan Kemungkinan Mengulangi Bab Keterpurukan David Moyes

Berita

by Randy Aprialdi

Randy Aprialdi

Pemerhati kultur dan subkultur tribun sepakbola. Italian football enthusiast. Punk and madness from @Panditfootball. Wanna mad with me? please contact Randynteng@gmail.com or follow @Randynteng!

Louis van Gaal dan Kemungkinan Mengulangi Bab Keterpurukan David Moyes

Louis van Gaal tidak merasa ragu jika ia adalah orang yang tepat untuk Manchester United. Bahkan meski United dipastikan gagal melangkah ke babak 16 besar Liga Champions UEFA 2015/2016 karena dikalahkan VfL Wolfsburg, Van Gaal enggan menarik kata-katanya tersebut.

Karenanya kritik dari berbagai pihak datang dan terus mencerca manajer asal Belanda tersebut. Banyak yang mempertanyakan keputusan Van Gaal, salah satunya pergantian Juan Manuel Mata oleh Nick Powell pada menit 69. Mata diganti pemain yang belum merumput lagi di laga resmi selama 16 bulan terakhir. Apalagi pergantian tersebut dilakukan ketika kesebelasan berjuluk The Red Devils itu sedang tertinggal 3-1.

Paul Scholes dan Rio Ferdinand pun menganggap catatan di Liga Champions itu memalukan. Tapi Van Gaal tetap membela diri dan yakin bisa berprestasi dengan United.

"Anda bisa kalah dan menang dalam olahraga. Anda harus menerimanya sebagai pemain dan manajer, tapi Anda harus bekerja sangat keras. Saya dan pemain bekerja sangat keras dan melakukan semua yang bisa dilakukan," ujarnya. "Masalahnya adalah bahwa kita harus memenuhi harapan-harapan yang sangat tinggi di sebuah klub seperti Manchester United dan itulah masalah kita," sambung Van Gaal seperti dikutip dari The Guardian.

Dirinya juga sempat geram ketika dipertanyakan soal The Red Devils yang harus turun ke Liga Europa. Menurutnya, menjuarai Europa League tidak kalah membanggakan, seperti yang pernah dimenangkannya ketika musim pertama membesut Ajax Amsterdam pada 1991/1992 (saat itu kompetisi tersebut masih bernama Piala UEFA).

Van Gaal berharap jika kegagalan di Liga Champions musim ini bisa dijadikan pecutan kepercayaan diri para pemainnya. Selain bertekad menjuara Europa League, ia juga masih percaya diri bisa menjuarai Piala FA dan Liga Primer Inggris musim ini. Apalagi Van Gaal sudah bisa sedikit lega karena Morgan Schneiderlin, Matteo Darmian, dan Chris Smalling berangsur pulih dari cedera.

Tapi kendati Van Gaal masih mengusung optimisme tinggi, tampaknya ia pun akan menghadapi hambatan lain. Setelah dikalahkan AFC Bournemouth pada pekan lalu, beberapa pemain The Red Devils dikabarkan mulai tidak puas dengan kepemimpinan Van Gaal.

Ruang ganti semakin tidak kondusif karena merasa tidak cocok dengan taktik di lapangan. Metode latihan mantan pelatih kesebelasan negara Belanda itu dianggap membosankan dan bahkan dituding sebagai penyebab rentetan cedera para pemain musim ini.

Para pemain pun mulai mengabaikan intruksinya. Bahkan Mirror mengabarkan ada dua pemain senior melakukan pembicaraan serius dengan Van Gaal. Dua pemain itu paling lantang menentangnya. Di sisi lain, Ashley Young ikut-ikutan kesal kepada Van Gaal karena jarang dimainkan akhir-akhir ini.

Perlu menjadi catatan, United kini menjadi kesebelasan kelima terendah dalam upaya tendangan ke gawang lawan di liga musim ini. Mereka cuma sanggup melepaskan 11,1 tendangan per laga. Berbeda dengan Manchester City dengan 17 tendangan setiap pertandingannya, sekaligus paling sering di Liga Primer Inggris saat ini.

Faktor-faktor itu seolah memunculkan pertanyaan tentang kecocokannya dengan Wayne Rooney dkk. Kesabaran para suporter United semakin habis ketika dikalahkan Bournemouth. Padahal mereka rela menjalani perjalanan jauh dari Manchester ke daerah pantai Selatan Inggris.

Mundur, Dipecat, atau Selesaikan Kontrak?

Van Gaal semakin ditekan para pendukung United terkait filosofi permainannya. Begitu juga karena situasi tidak kondusif kesebelasannya di ruang ganti. Dirinya semakin kehilangan kepercayaan dari pemain, staff dan sebagian besar pendukung United.

Semakin banyak yang menginginkan manajer 64 tahun itu mundur atau dipecat, apalagi jika mengingat 250 juta poundsterling yang habis dipakai membangun skuat musim ini. Semua dianggap mubazir. Contohnya pembelian Memphis Depay yang belum memberikan dampak memuaskan sejauh ini.

United pun sedang ironis. Mereka belum pernah menang dari lima pertandingan terakhir. Bahkan salah satunya menyebabkan mereka tersingkir dari Liga Champions. Hal ini yang membuat kepercayan pendukung The Red Devils kepada Van Gaal semakin hilang.

Dalam poling yang dibuat ESPN FC, 61 persen koresponden berpendapat bahwa Van Gaal harus pergi secepat mungkin. Sementara 32 persen menyarankan ia dipertahankan sampai akhir musim ini. Hanya tujuh persen yang menginginkan Van Gaal menyelesaikan kontraknya pada 2017 nanti.

Dirinya memang bisa pergi secepat mungkin, tapi jika ia sudah merasa benar-benar kehilangan dukungan dari para pemainnya. Tapi yang jelas, posisi Van Gaal sulit untuk dipertahankan.

Spanduk Terbang Jilid II

Tensi semakin menegang selama persiapan menghadapi Norwich City yang akan digelar di Stadion Old Trafford, Sabtu (19/12). Jika hanya bermain imbang atau kalah, kecaman kepada Van Gaal akan semakin deras. Pasalnya, United bisa terlempar dari empat besar klasemen Liga Primer jika mereka tidak mulai menang lagi.

Bahkan para suporter The Red Devils diduga akan melancarkan protes pada laga tersebut. Rencananya, mereka akan menerbangkan spanduk bertulis "Louis van Gaal Out" di Stadion Old Trafford. Pihak United pun berupaya mencegahnya, yaitu dengan cara memeriksa maskapai setiap penerbangan berskala kecil di Kota Manchester dan sekitarnya.

">December 15, 2015

Aksi protes seperti itu pernah terjadi ketika Rooney dkk masih dipimpin David Moyes. Para suporter membayar pesawat seharga 840 poundstering untuk menerbangkan spanduk bertulis "Wrong One-Moyes Out" (mengacu pada spanduk "The Chosen One" untuk Moyes di awal musim tersebut). Spanduk itu diterbangkan ketika United menghadapi Aston Villa pada Maret 2014 di Stadion Old Trafford.

United pun memecat Moyes setelah secara matematis mustahil untuk berada di empat besar klasemen akhir musim. Jika dilihat secara teori, Van Gaal bisa saja mengalami nasib sama dengan pendahulunya itu. Van Gaal punya kredit tersendiri yang bisa bertahan di The Red Devils sampai saat ini, yaitu karena berhasil mengembalikan United ke Liga Champions. Tapi United di bawah hierarki Van Gaal saat ini justru semakin mengkhawatirkan.

Jika masih ingin bertahan bersama United, Van Gaal masih memiliki cara. Salah satunya dengan memanfaatkan bursa tranfer Januari 2016 untuk memperkuat skuatnya. Jika kembali gagal dan hanya menghamburkan uang, ia bisa menyusul Jose Mourinho dan mengulangi cerita Moyes tahun lalu, yaitu dipecat karena tidak mampu berada di empat besar klasemen.

Sumber lain : Bleacher Reports, Daily Star, Manchester Evening News, Metro.

Komentar