Abby Wambach: Lupakan Kalau Aku Pernah Ada

Cerita

by Redaksi 46

Redaksi 46

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Abby Wambach: Lupakan Kalau Aku Pernah Ada

Letnan Kolonel Robert Neville berhasil membuat serum untuk penangkal virus yang mengubah manusia menjadi darkseeker. Namun, ia tak pernah benar-benar menyerahkan serum tersebut kepada pihak berwenang. Ia menyerahkannya kepada Anna, karena ia tak turut serta. Di penghujung hidupnya, ia meledakkan diri bersama para darkseeker agar serum tersebut aman demi kemaslahatan umat.

“Dia mempertaruhkan hidupnya untuk mempertahankan serum ini. Kami adalah warisannya. Ini adalah legendanya. Terangi kegelapan,” kata Anna di penghujung film I Am Legend (2007).

Neville tidak lagi ada, tetapi ia terus hidup dalam cerita. Hal ini juga yang dilakukan Ammy Wambach, legenda sepakbola perempuan berkebangsaan Amerika Serikat, jelang pertandingan perpisahannya menghadapi Tiongkok di New Orleans, Rabu (16/12) malam.

Dalam video berdurasi satu menit yang juga disponsori minuman energi tersebut, diperlihatkan Abby tengah duduk di depan ruang ganti yang sepi. Hanya ada dia yang duduk sendiri. Di sekelilingnya ada banyak kertas dukungan yang bertuliskan namanya. Ia pun menatap bendera Amerika Serikat yang terpasang di atas loker. “Lupakan aku,” kata Abby.

Terdengar jelas emosi dari nada suaranya yang membuat setiap kata yang ia ucapkan bergetar. “Lupakan nomorku. Lupakan namaku. Lupakan kalau aku pernah ada,” ucapnya sembari mengemasi ban kapten serta artikel koran dengan nama dan wajahnya terpampang.

“Lupakan semua medali yang telah aku menangi; rekor yang aku pecahkan. Aku ingin meninggalkan warisan dengan bola yang terus bergulir, dengan generasi selanjutnya mampu menyelesaikan hal-hal yang begitu besar sampai-sampai aku tak lagi diingat. Jadi, lupakan aku, karena di hari di mana aku terlupakan adalah hari di mana kita akan sukses,” ucapnya.



“Ini amat luar biasa, perjalanan yang hebat dan aku tak bisa menunggu untuk melihat perjalanan selanjutnya dalam hidupku,” kata Abby pada Oktober lalu saat mengumumkan keinginannya untuk pensiun.

Wajar banyak yang merasa kehilangan sosok Abby. Ia adalah salah satu generasi emas di sepakbola perempuan Amerika Serikat. Selama kariernya, ia telah memenangkan dua medali emas Olimpiade, dan sekali juara Piala Dunia. Ia pun meraih enam kali gelar Athlete of the Year. Lalu, pada 2012 silam, ia pun dianugerahi gelar FIFA Player of the Year. Kota New York memberikan penghargaan padanya dengan menetapkan tanggal 20 Juli sebagai “Abby Wambach Day”; sementara itu Kota Rochester memberi penghargaan dengan memberi nama jalan masuk ke Stadion Sahlen dengan “Wambach Way”.

Pesan Abby untuk melupakannya, diikuti dengan menonaktifkan sejumlah aku media sosialnya seperti Twitter, Facebook, dan Instagram, meski tak selamanya. Ia akan kembali aktif setelah perhatian atas pensiunnya dari sepakbola mulai memudar.

Kepada ESPN, Abby ingin memiliki anak di kemudian hari. Ia menyatakan kalau ia ingin melihat dunia dengan pandangan yang baru selepas berhenti dari sepakbola. “Itu selalu menjadi tujuanku, dengan tidak hanya menjadi pesepakbola, dan apa yang amat menarik adalah setelah pensiun dunia seperti terbuka lagi dan aku bisakembali bernafas. ‘Wow, aku bukan hanya pesepakbola, dan aku bernilai dan dicintai,” ujar Abby kepada ESPN.

Abby merupakan pesepakbola hebat. Salah satu capaian terbaiknya adalah mencetak 184 gol untuk kesebelasan negara Amerika Serikat. Jumlah tersebut merupakan yang terbanyak baik di sepakbola perempuan maupun laki-laki.

Memang benar apa yang dikatakan Abby. Kalau kita terus mengingat capaiannya, generasi selanjutnya bukanlah generasi yang mampu memecahkan segala apa yang dicapainya; karena dia adalah pesepakbola yang luar biasa.

foto: fansided.com

Komentar