Anomali Tim Degradasi di Liga Inggris

Cerita

by Redaksi 46

Redaksi 46

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Anomali Tim Degradasi di Liga Inggris

Liga Primer Inggris hampir mencapai setengah musim. Namun, ada satu hal menohok: kesebelasan penghuni zona degradasi. Hingga pekan ke-16, hampir sulit menebak kesebelasan mana yang peluangnya kuat untuk terdegradasi. Dari tiga kesebelasan yang promosi dari Football League Championship pada musim ini, hanya Norwich City yang berada di peringkat ke-18. Sementara itu, Watford menduduki peringkat ketujuh sedangkan AFC Bournemouth di peringkat ke-14.

Sebelumnya saya menuliskan prediksi kesebelasan yang terdegradasi berdasarkan pengeluaran gaji serta tren lima musim sebelumnya. Pengeluaran gaji menjadi indikator utama merujuk pada The Numbers Game karya Chris Anderson dan David Sally. Dalam buku tersebut, Chris dan David berkesimpulan kalau uang berpengaruh besar dalam kesuksesan kesebelasan. Mereka pun mengutip Simon Kuper dan Stefan Szymanski dalam Why England Loses seperti ini, “Menurut perhitungan mereka, 92% selisih posisi kesebelasan Premier League bisa dijelaskan dari biaya gaji yang dikeluarkan.”

Dari pengeluaran gaji serta tren lima musim sebelumnya, saya melihat bahwa empat kesebelasan dengan pengeluaran gaji terendah amat berpeluang terdegradasi. Uniknya, dari tiga musim terakhir, selalu ada kesebelasan di peringkat pengeluaran gaji 10 terbesar yang juga terdegradasi.

Salah satu yang pasti terdegradasi sejak lima musim lalu adalah tim promosi. Anomali terjadi pada musim 2011/2012 di mana tidak ada tim promosi yang terdegradasi dan merupakan yang kedua kalinya dalam sejarah Premier League. Fakta soal selalu ada tim promosi yang terdegradasi menguatkan teori Chris dan David. Pasalnya, jarang ada kesebelasan promosi yang menggaji pemainnya dengan angka yang kelewat tinggi.

Sumber: perhitungan penulis berdasarkan formulasi gaji musim 2013/2014 dan 2014/2015.
Sumber: perhitungan penulis berdasarkan formulasi gaji musim 2013/2014 dan 2014/2015.

Saya pun lantas memprediksikan Bournemouth, Watford, dan Sunderland terdegradasi. Bournemouth dan Watford dipilih karena selain merupakan tim promosi, pengeluaran gaji mereka pun berada di lima terbawah atau sesuai dengan tren lima musim yang lalu. Sementara itu, Sunderland dipilih karena menempati peringkat 10 besar. Selain itu, sejak musim lalu Sunderland pun memiliki berbagai masalah yang amat memungkinkan mereka turun ke divisi kedua.

Namun, hingga pekan ke-16, prediksi penulis justru masih jauh dari sasaran. Kesebelasan yang peluang terdegradasinya besar justru Aston Villa. Sementara itu, ada kesebelasan lain seperti Sunderland dan Norwich City.

Peluang Sunderland untuk terdegradasi memang terbuka lebar. Namun, mereka mendapatkan angin segar setelah pergantian manajer. Sam Allardyce seperti memberikan dorongan buat para pemain untuk keluar dari zona degradasi. Tiga kemenangan Sunderland saat ini diraih semenjak mereka dilatih Allardyce. Amat mungkin setelah tahun baru, Sunderland bisa menjauh dari zona degradasi.

Sementara itu, Watford tengah menikmati tiga kemenangan beruntun mereka. Tiga lawan mereka adalah tiga kesebelasan yang saat ini menempati zona degradasi. Di sisi lain, Bournemouth masih menebar kejutan. Mereka menang 2-1 dari Manchester United pada pekan lalu.

Melihat kondisi yang ada saat ini, agak sulit agaknya prediksi saya di awal musim bisa terwujud. Namun, jika Norwich yang justru terdegradasi, hal tersebut akan sesuai dengan tren kesebelasan yang terdegradasi di Liga Inggris selama lima musim terakhir: tim promosi dan merupakan lima kesebelasan dengan pengeluaran gaji paling sedikit.

Namun, jika yang terdegradasi pada akhirnya adalah Aston Villa, Sunderland, dan Newcastle, hal ini tentu akan meruntuhkan teori bahwa pengeluaran gaji bisa menentukan prestasi. Namun, teori tersebut masih bisa pupus meski Villa, Sunderland, dan Newcastle tidak terdegradasi: asalkan Leicester City juara musim ini.

Aamiin. Eh....

foto: provenquality.com

Komentar