Masa Depan Charlie Austin yang Dilematis

Berita

by Randy Aprialdi

Randy Aprialdi

Pemerhati kultur dan subkultur tribun sepakbola. Italian football enthusiast. Punk and madness from @Panditfootball. Wanna mad with me? please contact Randynteng@gmail.com or follow @Randynteng!

Masa Depan Charlie Austin yang Dilematis

Anda masih ingat penyerang Queens Park Rangers (QPR) bernama Charlie Austin? Setengah tahun terlewati tidak membuat kita lupa kepadanya kan?

Perhatian kepadanya pada musim lalu mirip dengan perhatian yang kita berikan pada Jamie Vardy saat ini. Austin mencetak banyak gol saat itu, layaknya Vardy pada Liga Primer Inggris 2015/2016. Akan tetapi bedanya, Vardy membawa Leicester City melejit ke papan atas musim ini, sementara Austin tidak mampu menyelamatkan QPR dari degradasi Liga Primer Inggris 2014/2015.

Austin pun sempat beberapa kali menyatakan keinginannya hengkang dari QPR. Pasalnya ia ingin tetap berkiprah di Liga Primer Inggris. Tapi tawaran dari Leicester, Crystal Palace dan Newcastle United pada bursa transfer musim panas lalu, menemui jalan buntu. Pasalnya, QPR bersikukuh mematok harga 15 juta poundsterling untuk Austin.

Harga Austin dianggap terlalu mahal untuk pemain rentan cedera. Bahkan tawaran terakhir dari Newcastle seharga 12 juta poundsterling sebenarnya cukup tinggi, namun tetap ditolak QPR.

Walaupun Austin mengaku tidak kecewa atas gagalnya tetap berkiprah di Liga Primer Inggris, ia tak terlalu bermasalah. Hal tersebut sudah dibicarakan secara matang bersama agen dan keluarganya, "Saya akan memberikan 100 persen akan membantu klub ini promosi. Itulah tujuan sekarang," ujarnya seperti dikutip dari Daily Mail.

Tapi Austin mendapat sedikit ganjalan pada awal musim Championship 2015/2016. Masalahnya hampir selalu sama, yaitu diganggu cedera. Kali ini ia menderita cedera pangkal paha yang didapatkan pada pra musim.

Keterpurukan QPR di Liga Championship membuat Chris Ramsey dipecat dan digantikan Jimmy Floyd Hasselbaink.

Akibatnya, QPR pun sering menderita kekalahan yang menjauhkan dari zona promosi. Di situlah pemain 26 tahun itu sempat mengeluh. "Saya hanya berpikir saya ingin bermain di Liga Primer sekarang," imbuh Austin.

Tapi mantan pemain Burnley itu harus tetap tegar kepada keputusannya. Austin siap kerja keras di Liga Championship untuk kemungkinannya memperkuat Inggris pada Euro 2016. Tapi ya itu, ia mesti bekerja sangat keras karena cuma berkarier di Liga Championship.

Sebelumnya, ia pernah dipanggil Inggris pada Mei lalu. Austin diproyeksikan untuk partai persahabatan melawan Republik Irlandia dan menghadapi Slovenia pada kualifikasi Euro 2016, "Saya tidak dihubungi (Roy Hodgson) tapi itu tidak terlalu diharapkan. Saya tahu kemungkinannya kecil untuk membela skuat Inggris ketika saya tetap di Championship," ujar Austin seperti dikutip dari Talk Sport.

Berhutang Budi Kepada QPR

Austin merasa tetap senang di Championship, kendati sudah tersiar kabar Newcastle dan Leicester masih meminatinya. Begitu juga dengan Tottenham Hotspur dan Sunderland pun terus memantau.

Rencananya, Newcastle akan kembali merayunya pada bursa transfer Januari nanti. Steve McClaren, Manajer Newcastle, tetap keras kepala ingin merekrut Austin. Kendati banyak juga yang menghawatirkan cedera yang sering membekap Austin.

"Pasti. Dia sudah berada di dalam radar sejak paruh kedua musim lalu, tetap bertahan (di QPR) pada musim panas dan dia akan tetap dalam radar Januari," ungkap Steve McClaren, Manajer Newcastle, seperti dikutip dari The Guardian.

Tapi perlu upaya keras merayunya karena Austin lebih memilih bertahan di QPR sampai musim panas mendatang. Austin sendiri tampaknya akan lebih memilih untuk bertahan, "Saya tidak bisa meninggalkan klub pada bulan Januari karena saya konsentrasi bermain untuk QPR. Saya berhutang dan loyalitas kepada mereka, dengan membantu mereka promosi," tukas Austin.

Wojciech Szczsny Punya Pengalaman Buruk Bersana Charlie Austin.

Dikabarkan Manchester United pun ikut-ikutan memburu Austin. Gordon Hill, mantan pemain United, sempat berkicau di media sosial agar United merekrut Austin.

Tentu manajer QPR, Jimmy Floyd-Hasselbaink, akan berusaha sekuat tenaga untuk menjaga Austin pada Januari nanti kendati pemain andalannya itu menegaskan akan tetap bertahan bersamanya. Walau Austin sudah berbicara dengan Les Ferdinand, Direktur Olahraga QPR, akan menyelesaikan kontraknya di sana, tapi tentu Hasselbaink masih belum tenang.

"Ini bukan tentang satu orang, ini tentang seluruh skuat jika kamu bergantung kepada satu orang. Kami memerlukan sesuatu yang lebih dari Charle Austin. Charlie adalah seseorang individu penting di klub ini, tapi ini adalah permainan tim," ujar Hasselbaink.

"Saya pikir di dalam sepakola, anda tidak bisa menjamin apa-apa. Semua orang ingin membuat keuntungan. Ini bisnis. Bahwa anda harus memahaminya. Apakah kami ingin menjualnya? Tidak, kami tidak ingin menjualnya. Tapi itu terserah kepada pemilik. Saya hanya bisa memberi saran, saya hanya bisa berbicara. Tidak, saya tidak ingin dia pergi, saya butuh dia. Saya pikir mereka akan menghormati itu," sambungnya seperti dikutip dari Sky Sports.

Hasselbaink boleh berharap, namun kenyataan kontrak Austin yang akan habis pada akhir musim ini bisa membuat harapannya itu menguap. Karena, ya, klub pun tentunya akan berusaha mendapatkan keuntungan dalam segala situasi, tak terkecuali untuk transfer Austin.

Sumber lain : Chronicle Live, ESPN FC, Express, International Bisnis Times.

Komentar