Gerard Piqué, Si Semut Merah

Cerita

by Randy Aprialdi

Randy Aprialdi

Pemerhati kultur dan subkultur tribun sepakbola. Italian football enthusiast. Punk and madness from @Panditfootball. Wanna mad with me? please contact Randynteng@gmail.com or follow @Randynteng!

Gerard Piqué, Si Semut Merah

Jangan pernah menganggap remeh seekor semut merah. Kendati ukurannya kecil, namun akan terasa risih jika digigitnya. Terkadang orang mengatakan jika disuntik itu rasanya seperti digigit semut merah, tapi tetap saja rasanya menyebalkan. Sakit dan terasa gatal.

Gigitan semut merah seolah menganalogikan seorang Gerard Pique, bek tengah Barcelona. Celoteh-celotehanya sering membuat Real Madrid terasa "gatal", bagaikan seseorang yang baru digigit seekor semut merah.

Pique pernah mendapatkan siulan-siulan ketika membela Kesebelasan Negara Spanyol. Sikap yang diterimanya itu diduga karena Pique pernah menyindir pesta Cristiano Ronaldo. Pique juga selalu disiuli selama pertandingan El Clasico jilid I musim ini di Stadion Santiago Bernabeu.

Baca juga : Tiga Hal yang Membuat Real Madrid Kalah Telak dari Barcelona.

Terakhir, Pique kembali berceloteh melalui akun twitternya. Ketika ia mendapati Madrid terancam didiskualifikasi dari kompetisi Copa del Rey (CdR), Pique mencantumkan emot icon tertawa sampai menagis pada akun Twitternya.

Sementara itu, Alvaro Arbeloa, full-back kanan Madrid, menganggap jika aksi Pique hanyalah obsesi. Menurutnya, Pique bisa berprofesi sebagai pelawak setelah pensiun nanti.

"Kita meninggalkan luka yang terbuka dan kita akan merespon pada saat yang tepat. Mungkin suatu hari nanti saya bisa melihat ia (Pique) bergabung dengan klub komedi dan dia akan di sana berbicara tentang Madrid," ujarnya, seperti dikutip dari Mirror.

Arbeloa tampak tidak tahan dengan celotehan Pique selama ini, berbeda dengan Ronaldo yang menegaskan tidak ingin buang-buang waktu menanggapi sindiran Pique. Komentar Arbeola pun menjadi balasan pedas oleh bek bernomor punggung tiga itu. Rupanya selama ini Arbeloa tidak pernah dianggap teman oleh Pique, melainkan hanya sekadar kenalan saja.

Pique mengatakan Arbeola dengan kata "conocido" yang artinya "kenalan". Tapi, Pique mengatakan dengan terbata-bata, sehingga terdengar seperti "cone", alat berbentuk segitiga yang fungsinya yaitu membatasi jalan atau membantu latihan olahraga. Kata "cone" itu pun dijadikan bercandaan di media sosial. Arbeloa disamakan dengan alat tersebut. Padahal Pique dan Arbeloa merupakan bagian dari skuat Spanyol dalam waktu cukup lama.

Ada yang tahu fungsi rompi hitam yang biasa dipakai pemain sepakbola?

Perang komentar itu pun direspons Pelatih Spanyol, Vicente del Bosque. Ia merasa keretakan tersebut sudah tidak sehat. Bosque pun berencana berbicara dengan keduanya, meskipun ia merasa bahwa masalah ini Barca dan Madrid lebih pantas mendamaikannya.

Tapi para petinggi Los Blancos tidak ingin menanggapi berlebihan. Mereka merasa jika komentar Sergio Ramos sudah terasa mewakili. Sebelumnya Ramos berbicara agar Pique bisa lebih menghormati rekan seprofesinya. Dirinya pun mengatakan Xavi Hernandez, Carles Puyol dan Iker Casillas, bisa dijadikan contoh oleh Pique.

Di sisi lain, mantan pemain Barca, Eric Abidal, membela Pique. Menurutnya, semua pihak terlalu serius menanggapi Pique. Padahal, sesungguhnya Pique merupakan orang dengan rasa humor tinggi.

"Saya tidak tahu apa yang dia katakan, tapi segala sesuatu yang berasal dari Pique adalah lelucon. Ini harus ditanggapi dengan cara itu. Saya mengenalnya secara pribadi dan saya menghormati Pique, tapi orang-orang hanya berbicara tanpa melihatnya," ujarnya kepada TV3.

Rasa hormat dan pendidikan adalah dua nilai penting dalam sepakbola. Maka dari itu komentar berlebihan selalu menjadi janggal. Tentu apa yang terjadi antara Pique, Arbeloa, dan Ramos, bukanlah contoh baik dalam membangun hubungan yang harmonis di dalam sebuah kesebelasan negara.

Kendati demikian, dasar itu semua tergantung dari Madrid sendiri. Situasi internal Madrid sekarang memang sedang keruh. Terakhir, Benitez dikritik karena kalah dari Villareal. Hasil itu belum lengkap tanpa kritikan tentang tidak dimainkannya Toni Kroos pada laga tersebut. Maka, jika Madrid tidak mampu mengubah penampilannya menjadi lebih baik, hal itu akan terus dimanfaatkan Pique untuk membuat Real Madrid semakin 'gatal' oleh sindiran Si Semut Merah ini.

Sumber lain : Daily Mail, Football-Espana, Goal, Marca, Soccer Laduna

Komentar