Wasit Rawan Menjadi Korban Pelecehan

Berita

by Redaksi 34

Redaksi 34

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Wasit Rawan Menjadi Korban Pelecehan

Tak hanya Bibiana Steinhaus yang dihina oleh para pemain di lapangan. Berdasarkan data yang dibuat oleh BBC, dari 2000 wasit di Inggris yang memimpin laga mulai kelas junior, dua pertiganya berpengalaman menerima pelecehan verbal. Sedangkan sekitar 400 orang menerima pelecehan secara fisik.

Selain itu, masih berdasarkan data dari BBC, dari 1,2 juta pertandingan musim lalu, 12.000 pertandingan terjadi pelecehan.

Beberapa peneliti dari Universitas Loughborough, Universitas Portsmouth dan Universitas Edge Hill, pun mengadakan penelitian untuk mengetahui seberapa banyak wasit yang belum menerima pelecehan, pernah menerima pelecehan, serta rutin menerima pelecehan.

Dari total 2,026 wasit yang memimpin pertandingan di Inggris, 446 orang wasit selalu menerima pelecehan di setiap pertandingan yang ia pimpin. Sementara 770 orang sering menerima pelecehan di beberapa pertandingan dan 385 wasit terkadang menerima pelecehan dalam bentuk fisik.

Penelitian tersebut mengungkapkan bahwa wasit rawan menjadi korban pelecehan. Salah satu contohnya adalah Donald Distin. Menurut pria asal Devon ini, dirinya pernah mengalami pelecehan yang menurutnya sangat parah sepanjang karirnya.

“Saya pernah diserang pemain yang saya beri kartu merah. Ia yang tidak terima lalu memukul wajah saya. Saya pun tersungkur dan sempat tak sadarkan diri,” ujar pria yang telah menjadi wasit selama 15 tahun ini.

Tak hanya itu. Distin juga mengungkapkan beberapa fakta pelecehan yang dilakukan oleh pemain. “Saya pernah memimpin beberapa laga derby (pertandingan antar tim sekota), akibat permainan seorang pemain yang kasar, saya mengeluarkan dua kartu merah untuk pemain tamu. Dan ia berkata, saya akan membunuhmu,” ujarnya.

BBC juga merangkum beberapa wasit yang mempertanyakan sikap FA tekait dengan program yang mereka gagas, FA Respect Programme, yang digagas untuk menghormati seluruh orang dalam pertandingan. Dr. Jamie Cleland dari Universitas Loughborough mengatakan bahwa meskipun angka kesuksesan program ini mencapai 54 %, namun angka ketidaksuksesan yang tinggi juga membuat program ini dikatakan gagal.

“Dari data tersebut dapat dikatakan bahwa program telah berhasil. Namun kenyataanya, masih ada wasit yang mendapatkan pelecehan tiap pertandingan. Angka ini memperlihatkan perilaku pemain dan ofisial klub tidak lebih baik. Hal ini membuktikan bahwa FA Respect Programme yang digagas tujuh tahun lalu tidak berhasil,” ujarnya.

Penelitian tersebut setidaknya menjelaskan bahwa profesi wasit memang tidak mudah. Belajar dari kasus Bibiana Steinhaus, ada baiknya pemain dan ofisial klub mau menghormati keputusan wasit. Meskipun adakalanya keputusan wasit tidak menguntungkan.

Sumber : BBC, the Football Association

Komentar