Titik Terendah Karier Shaun Wright-Phillips

Cerita

by Ardy Nurhadi Shufi

Ardy Nurhadi Shufi

Juru Taktik Amatir
ardynshufi@gmail.com

Titik Terendah Karier Shaun Wright-Phillips

Major League Soccer 2015 akan segera berakhir. Namun, berakhirnya MLS ini ternyata menjadi awal dimulainya ketidakjelasan masa depan winger asal Inggris, Shaun Wright-Phillips (SWP). Kesebelasan yang ia bela pada musim lalu, New York Red Bulls, memutuskan tak memperpanjang kontraknya.

"Kami ingin berterima kasih pada setiap pemain atas jasanya bagi klub," ujar Direktur Olahraga NYRB, Ali Curtis, pada sembilan pemain yang kontraknya habis, termasuk Wright-Phillips. "Meskipun begitu, untuk Shaun, Kyle (Reynish), dan Damien (Perrinelle), klub sedang membicarakan dengan pemain-pemain tersebut untuk direkrut kembali pada 2016 nanti."

Wright-Phillips masih termasuk opsi yang akan direkrut NYRB untuk musim depan. Jika ia ingin, ia pun bisa menunggu tawaran berikutnya dari NYRB dan kembali bermain di MLS musim depan. Hanya saja, sepanjang musim lalu, nilai kontrak yang ia dapatkan terbilang kecil, di mana kemungkinan akan mengalami penurunan kembali jika melihat tidak terlalu puasnya NYRB pada Wright-Phillips.

Menurut Mirror, di NYRB, SWP hanya mendapatkan bayaran $116.000 per tahun. Jika dikonversikan ke poundsterling, gelandang yang kini berusia 34 tahun ini hanya mendapatkan bayaran 75 ribu pounds per tahun. Di Liga Inggris, nilai tersebut mungkin senilai dengan bayaran pemain per pekan.

Bahkan jumlah yang ia terima itu empat kali lebih kecil dari sang adik, Bradley Wright-Phillips. Bradley yang menjadi andalan NYRB di lini depan mendapatkan gaji 600 ribu dollar per tahunnya. Bradley sendiri kemungkinan akan mendapatkan peningkatan gaji karena dalam dua tahun terakhir telah menjadi sumber gol NYRB.

Bayaran kecil yang diterima SWP saat ini tentunya cukup mengagetkan mengingat ia dulunya sempat menjadi andalan timnas Inggris. Ia pun pernah membela Manchester City dan Chelsea di Liga Primer Inggris. Masih menurut Mirror, bayarannya kala itu mencapai 57 ribu pounds per pekan, lebih kecil 20 ribu pounds dari bayarannya per tahun saat ini.

Masa Emas Shaun Wright-Phillips

Stadion St. James Park mungkin menjadi salah satu tempat yang cukup dikenang Wright-Phillips. Di kandang Newcastle United itu, ia menjalani debutnya bersama timnas Inggris. Bahkan lebih dari itu, ia turut menyumbang satu dari tiga gol yang dicetak Inggris ke gawang Ukraina pada laga persahabatan tersebut.

Momen itu terjadi pada 18 Agustus 2004. Pada tahun tersebut, pria kelahiran Greenwich, London, ini memang tengah pada puncak permainannya. Kala itu ia masih berusia 23 tahun dan sudah menjadi andalan Manchester City besutan Kevin Keegan.

Kehadiran Steve McManaman dari Real Madrid tak membuat Wright-Phillips kehilangan tempatnya di sayap kanan. Bahkan pada musim 2003-2004, ia menjadi pencetak gol terbanyak kedua dengan total 11 gol, di bawah Nicolas Anelka yang mencetak 25 gol.

Penampilannya itulah yang membuatnya dipanggil oleh Sven Goran-Eriksson yang saat itu menukangi timnas Inggris. Sejak saat itu SWP mulai keluar masuk timnas Inggris, apalagi setelah kepindahannya ke Chelsea pada 2005.

Meski tak menjadi pilihan utama di skuat Chelsea asuhan Jose Mourinho karena harus bersaing dengan Arjen Robben, Damien Duff, ataupun Joe Cole, SWP masih menjadi salah satu opsi di sisi kanan Inggris. Akan tetapi, ia juga harus bersaing dengan Jermain Jenas, Aaron Lennon, dan juga Theo Walcott untuk menghuni pos sayap kanan timnas Inggris.

Joe Cole pun saat ini tengah mengalami penurun karier dengan bermain untuk Coventry City.


Pada 2010, pelatih timnas Inggris yang telah berpindah tangan ke Fabio Capello memberikan kejutan dengan lebih memilih SWP ketimbang Walcott untuk skuat Piala Dunia. Padahal saat itu banyak menilai bahwa kemampuan SWP yang kembali lagi bergabung dengan Manchester City telah menurun.

Benar saja, Inggris tampil tak meyakinkan karena hanya mampu finis sebagai runner-up Grup C dengan satu kemenangan serta dua hasil seri. Padahal saat itu The Three Lions tergabung ke grup yang relatif mudah, bersama Amerika Serikat, Aljazair, dan Slovenia.

Di babak 16 besar, Inggris dihancurkan Jerman dengan skor 4-1. Pada laga tersebut, SWP bermain sebagai pemain pengganti, seperti pada dua laga pertama Inggris di babak grup. Dan kontribusinya begitu minim meski mendapatkan tiga kali kesempatan bermain.

Setelah itu, SWP mulai kesulitan meningkatkan kariernya. Kedatangan David Silva dan James Milner serta masih gemilangnya penampilan Adam Johnson, ia hanya bermain sebanyak tujuh kali di Liga Primer bersama Manchester City. Hal itulah yang membuat SWP hengkang ke Queens Park Rangers pada musim berikutnya.

Di QPR selama empat musim, SWP hanya bermain 74 kali dengan hanya menyumbang dua gol. QPR bahkan sempat terdegradasi pada musim ketiga SWP di kesebelasan yang telah berdiri sejak 1882 tersebut.

Pada dua musim terakhirnya di QPR, pemain kelahiran 25 Oktober 1981 ini hanya bermain 15 kali di liga. Bersamaan dengan menurunnya kualitas permainan SWP, menurun pula gaji yang ia terima dari klub. Sampai pada akhirnya, ia menerima gaji yang sangat rendah dalam kariernya kala membela New York Red Bulls musim 2015.

Foto: theguardian.com

Komentar