Konflik yang Semakin Memanaskan Isu Kepergian Mats Hummels

Cerita

by Randy Aprialdi

Randy Aprialdi

Pemerhati kultur dan subkultur tribun sepakbola. Italian football enthusiast. Punk and madness from @Panditfootball. Wanna mad with me? please contact Randynteng@gmail.com or follow @Randynteng!

Konflik yang Semakin Memanaskan Isu Kepergian Mats Hummels

Pada Februari musim 2014/2015, Mats Hummels mendatangi tribun suporter Borussia Dortmund di Stadion Signal Iduna Park dengan kehangatan. Tapi kali ini Hummels tidak merasakan kehangatan yang sama ketika kesebelasannya bertandang ke Stadion Kuban di Rusia. Situasi tidak mengenakan itu karena Dortmund ditekuk tuan rumah Krasdonar pada laga Grup C UEFA Cup, Kamis (26/11) malam itu.

Skuat Dortmund seolah tidak merespon keluhan pelatihnya, Thomas Tuchel, ketika dikalahkan Hamburger SV dengan skor 3-1 pada pertandingan Bundesliga pekan lalu. Bahkan Hummels kembali mendapatkan kritikan, terutama dari para suporter yang jauh-jauh datang ke Rusia saat itu. Pertandingan sebelumnya ia mencetak gol bunuh diri ketika dikalahkan Hamburg. Kali ini kapten Dortmund itu memberikan hadiah penalti untuk Krasdonar.

Hummels melanggar Pavel Mamaev di dalam kotak penalti ketika laga baru berjalan satu menit. Eksekusi yang dilakukan oleh Mamaev pun berhasil masuk. Sayangnya, Dortmund tidak bisa mengejar ketertinggalan skor 1-0 sampai pertandingan berakhir. Usai laga, seperti biasa para pemain dari klub berjuluk Die Borussen ini melakukan ritual. Yaitu menghampiri dan menyalami suporternya yang hadir di tribun tandang.

Ritual tersebut terus berlanjut hingga para pemain Dortmund harus kembali lagi ke depan tribun, terutama Hummels. Dia beserta rekan-rekannya memutuskan kembali setelah mendengar berbagai macam makian dari arah tribun. Para suporter tampak mengeluarkan ekspresi kekecewaanya kepada Hummels.  Satu suporter berbadan kekar juga keluar dari tribun karena ingin berdiskusi lebih dekat dengan Hummels.

Khusus Hummels, ada kecurigaan lain tentang kemarahan suporter kepadanya. Selain bermain jelek pada dua laga terakhir, isu dirinya bermain ogah-ogahan karena ingin pergi dari Dortmund semakin memanaskan situasi. Ya, media di Jerman kian santer memberitakan Hummels akan meninggalkan Die Borussen pada akhir musim nanti.

Selain Dortmund, VfB Stuttgart dan AS Roma juga pernah mendatangi tribun karena suporternya marah besar karena kekalahan.

Pemain bernomor 15 itu diendus tidak memiliki hubungan yang baik dengan Tuchel. Dirinya merasa tidak cocok dengan pelatihnya tersebut. Hummels pun sering mendapatkan kritik terkait performanya akhir-akhir ini, salah satunya gol bunuh dirinya ketika dikalahkan Hamburg pekan lalu.

"Semua orang mendapatkan kritikan. Sesungguhnya, menurut saya kritikan beberapa hari terakhir tidak pantas terlalu tinggi. Hari ini saya membaca problematika hubungan antara Mats dan kami. Tapi tentu saja (keretakan hubungan) itu tidak benar," ujar Hans-Joachim Watzke, CEO Dortmund, dikutip dari IB Times.

Hummels bisa saja kehilangan jabatan kaptennya di Dortmund. Tapi itu akan semakin mempermudah keinginannya untuk hengkang. Apalagi mengingat jika ia sejak beberapa musim sebelelumnya terus dikabarkan pergi. Tuchel pun menolak membahas hubungannya dengan Hummels saat ini.

Baca juga : Cara Tuchel Menjadikan Dortmund Mesin Gol

Sementara itu kontrak Hummels akan berakhir pada 2017 nanti. Watzke pun menegaskan jika Hummels merupakan pemain penting bagi Die Borussen, "Mats Hummels adalah pemain yang sangat penting bagi BVB. Dia adalah kapten kami. Saya punya hubungan yang baik dengan dia. Terkadang dia tidak segampang itu tapi itu tidak harus menjadi kerugiannya. Dia adalah orang yang layak. Akan kami dukung dia sepenuhnya. Tidak ada lagi yang kami bisa katakan tentang hal itu," paparnya.

Manchester United menjadi salah satu klub yang sering dikaitkan dengan namanya. Memang sang manajer, Louis Van Gaal, mencari patner ideal untuk Chris Smalling di jantung pertahanan skuatnya. Pasalnya patner Smalling seperti Phil Jones amat rentan dengan cedera. Sementara Marcos Rojo atau Daley Blind nampak lebih nyaman memerankan full-back kiri. Keduanya pun tidak lepas dari kendala kebugaran fisik. Sementara itu, Paddy McNair dan Tyler Blackett, masih minim jam terbang.

Sumber lain : Bild, Daily Mail, ESPN FC, Goal, Independent.

Komentar