Mihajlovi? Belum Lebih Baik dari Inzaghi

Cerita

by Randy Aprialdi

Randy Aprialdi

Pemerhati kultur dan subkultur tribun sepakbola. Italian football enthusiast. Punk and madness from @Panditfootball. Wanna mad with me? please contact Randynteng@gmail.com or follow @Randynteng!

Mihajlovi? Belum Lebih Baik dari Inzaghi

Usai dikalahkan Juventus pada partai ke-7 Serie-A 2015/2016, Sinisa Mihajlovic menganggap jika AC Milan masih tentatif yang dalam kata lain masih jauh dari kejelasan soal permainan. Mihajlovic sebelumnya berharap bisa mencuri poin dari tuan rumah Juventus pada pertandingan tersebut. Tapi strategi serangan balik yang diterapkannya tidak berjalan sesuai harapan.

Lini belakang I Rossoneri, julukan Milan, sebenarnya sangat solid pada laga tersebut. Tapi, banyaknya kesalahan dalam mengalirkan bola membuat serangan baliknya sering kandas. Seharusnya serangan Milan sama baiknya seperti saat menggalang pertahanan. Tapi M'Baye Niang, yang kala itu ditempatkan sebagai penyerang sayap, dianggap sebagai salah satu pemain yang tampil buruk kala membangun serangan.

Usai pertandingan, Mihajlovic mengakui meminta dua penyerang sayapnya saat itu, Niang dan Alessio Cerci, untuk turut membantu pertahanan. Tapi bukan berarti mereka melupakan tugasnya di lini depan. Hanya saja keduanya tetap tidak mampu mengatasi dua bek sayap Juventus yang kala itu dihuni oleh Stephan Lichtsteiner dan Alex Sandro/Patrice Evra.

Alhasil, Rossoneri kini masih berkutat di papan tengah karena gagal meraih poin penuh. Mereka pun masih cukup jauh untuk menembus tiga besar, sesuai dengan target Milan musim ini. Rossoneri menempati peringkat tujuh klasemen sementara dengan koleksi 20 poin.

Dan ternyata jika ditilik lebih jauh, raihan ini tak jauh beda dengan musim lalu. Pada pekan ke-13 musim 2014/2015, Milan duduk di peringkat enam dengan 21 poin. Itu tandanya, perkembangan Milan saat ini cenderung lambat dan tak ada bedanya dengan Milan musim lalu yang masih ditukangi Filippo Inzaghi.

Dilihat secara keseluruhan, memang tak ada perubahan signifikan yang dilahirkan oleh Mihajlovic. Karakter permainan mereka masih tak jauh berbeda, seperti Inzaghi yang bertipikal memainkan Milan seaman mungkin. Mereka diusahakan bisa menjaga keunggulan walau cuma menang secara tipis.

Namun kenyataannya, musim lalu pun hingga pekan ke-13 Milan-nya Inzaghi 'hanya' kebobolan 17 gol, sama dengan musim ini. Justru sebenarnya skema Inzaghi lebih baik soal urusan mencetak gol. Jika musim ini Mihajlovic hanya mampu membuat Milan mencetak 15 gol dari 13 pertandingan, Inzaghi suskes mencetak 23 gol dari 13 laga (bahkan beberapa di antaranya ke gawang Lazio, Fiorentina, dan Inter).

Produktivitas Milan musim ini bahkan masih kalah dengan klub-klub yang secara peringkat berada di bawah mereka, seperti Sampdoria (19), Torino (18), Lazio (17) dan Chievo (16). Kemampuan Milan dalam urusan mencetak gol sendiri hanya memiliki akurasi 33 persen saja.

Suka atau tidak suka, Mihajlovic sejauh ini belum membuat taktik yang lebih mengesankan dibanding Inzaghi. Padahal musim ini Milan memiliki talenta yang lebih menjanjikan, layaknya Carlos Bacca (Sevilla), Luiz Adriano, Andrea Bertolacci dan Alessio Romagnoli (AS Roma). Formasi dasar Milan pun kembali berubah menjadi 4-3-3, seperti formasi andalan Inzaghi musim lalu yang mengakhiri Serie-A 2014/2015 di peringkat 10, meski awal musim ini sempat bermain dengan 4-3-1-2.

Kevin-Prince Boateng dikabarkan semakin pasti memperkuat AC Milan pada Januari mendatang. Dulu kami pernah membahasnya pada tautan ini.

Bisa dibilang kelebihan Rossoneri saat ini hanya ada tiga aspek. Pertama yaitu, keberadaan Bacca sebagai tumpuan mencetak gol baru. Kedua, Giacomo Bonaventura yang bermain baik sejauh ini sebagai pusat serangan sementara Milan ketika Jeremy Menez masih terkapar dengan cedera. Terakhir, tentu saja dengan kemunculan kiper masa depan AC Milan dan timnas Italia, Gianluigi Donnarumma.

Musim ini harus diakui bahwa permainan Milan belum meyakinkan sepenuhnya. Mihajlovic masih terus berupaya membuat perbaikan dari musim lalu. Hal ini mungkin terjadi karena tidak adanya sosok playmaker di lini tengah. Lini depan tentunya membutuhkan suplai bola-bola matang untuk menghasilkan banyak gol.

Padahal AC Milan sempat diperkirakan semakin baik dengan agresifitas yang hendak ditularkan oleh Mihajlovic.

Saat ini, Milan memiliki jadwal yang menguntungkan dalam beberapa pekan mendatang. Mereka akan menghadapi Sampdoria, Carpi, Hellas Verona dan Frosisone sebelum libur natal. Tentu jadwal itu menawarkan kesempatan besar bagi Milan untuk meraih kemenangan setidaknya dari tiga nama terakhir yang menempati tiga peringkat terbawah.

"Kami semua sebagai pemain, menyadari bahwa apa yang telah kami lakukan sejauh ini tidak cukup. Kami harus melakukannya lebih. Kami harus mengambil poin sebanyak mungkin sebelum liburan natal," tegas Bonaventura seperti yang dikutip dari Football-Italia.

Jika Rossoneri memiliki target berlaga di kompetisi antar kesebelasan Eropa musim depan momentum ini harus bisa dimaksimalkan. Milan perlu menemukan jalan keluar bagi masalah di sektor depan. Ketiadaan Mario Balotelli karena cedera harusnya bukan menjadi alasan bagi minimnya kreativitas lini serang mereka.

Sumber lain : ESPN FC

Komentar