Alasan-Alasan Mengapa Kesebelasan Indonesia Harus Berbentuk Perseroan Terbatas

PanditSharing

by Pandit Sharing

Pandit Sharing

Ingin menulis di PanditFootball.com? Kirimkan ke sharingpandit@gmail.com

1. Lengkapi dengan biodata singkat dan akun Twitter di bawah tulisan
2. Minimal 900 kata, ditulis pada file Ms. Word
3. Tulisan belum pernah dipublikasikan di media apapun (blog, website, forum, dll)
4. Tambahkan alamat lengkap dan nomor HP (tidak dipublikasikan)

Alasan-Alasan Mengapa Kesebelasan Indonesia Harus Berbentuk Perseroan Terbatas

Oleh: Fakhrurroji Hasan

Dalam tulisan sebelumnya yang berjudul Membangun Tata Kelola Kesebelasan di Indonesia, saya merekomendasikan bentuk yang dapat dikedepankan untuk kesebelasan agar menjadi lebih profesional adalah berbentuk Perseroan Terbatas (PT). Saya juga merekomendasikan bahwa PT tersebut dapat dimiliki oleh swasta ataupun pemerintah, khususnya Pemerintah Daerah.

Dengan demikian kesebelasan  tersebut dapat menjadi Badan Usaha Milik Daerah (BUMD). Pemerintah Daerah kemudian dapat melakukan penyetoran modal kepada kesebelasan tersebut.

Kepemilikan Bersama Oleh Pemerintah dan Masyarakat

Kenapa yang direkomendasikan utamanya adalah berbentuk BUMD dan bukannya BUMN ataupun swasta? Pertama adalah karena mempertimbangkan aspek kedaerahan yang sangat kuat melekat dalam sebuah kesebelasan sehingga komunitas pendukungnya adalah sebagian besar warga di sebuah daerah. Pertimbangan yang kedua adalah dengan mempertimbangkan otonomi daerah dimana sumber pendanaan untuk pembentukan dan pengembangan BUMD adalah Pemerintah di Provinsi yang bersangkutan. Memang Pemerintah Pusat juga bisa melakukan penanaman modal kepada Perseroan Terbatas, akan tetapi pertimbangan pertama mungkin akan lebih terasa mengakar.

Kenapa kemudian tidak dialihkan kepada swasta? Berdasarkan pengalaman dan belajar dari sejarah Galatama, kesebelasan di Indonesia yang bergantung kepada perusahaan-perusahaan swasta, kebanyakan tinggal nama semata. Selain itu keseriusan dari perusahaan swasta untuk dapat terlibat dalam pengembangan sepakbola secara berkelanjutan masih harus ditelaah kembali.

Tapi bukankah dengan membentuk kesebelasan menjadi BUMD ataupun BUMN dapat diterjemahkan menjadi intervensi pemerintah terhadap pengembangan sepakbola di Indonesia, dan karenanya merupakan sebuah pelanggaran terhadap statuta FIFA? Langkah ini sebenarnya dapat diantisipasi dengan proporsi saham kepemilikan di Perseroan Terbatas. Langkah ini dapat dilakukan dalam berbagai alternatif, pertama Pemerintah Provinsi dapat melakukan penanaman modal secara tidak langsung melalui BUMD yang sudah ada. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sudah pernah merencanakan hal ini dimana Pemerintah Provinsi DKI Jakarta berencana untuk membeli 20% saham dari Persija yang sudah berstatus Perseroan Terbatas dengan nama PT. Persija Jaya Jakarta.

Alternatif lainnya adalah dengan mendaftarkan saham Perseroan Terbatas dari kesebelasan  di Indonesia kepada Bursa Efek Indonesia. Selain mendapatkan pendanaan dari masyarakat, pengelolaan kesebelasan  di Indonesia dituntut untuk lebih profesional dan transparan. Hal ini, dengan demikian akan mendorong implementasi tata kelola kesebelasan di Indonesia yang lebih baik. Selain itu kedua alternatif ini akan menyebabkan penguatan permodalan, namun tidak menjadikan kesebelasan di Indonesia di intervensi secara langsung oleh Pemerintah.

Kesebelasan  Boleh Mencari Untung

Sebagai Perseroan Terbatas, kesebelasan  akan mendapatkan banyak sekali manfaat. Pertama kesebelasan  diperbolehkan mencari keuntungan. Kenapa? Karena sebagai Perseroan Terbatas, kesebelasan dituntut untuk dapat menghidupi dirinya sendiri dan memberikan nilai tambah untuk para investor yang telah menanamkan modal kedalam sebuah kesebelasan.

Pertanyaan selanjutnya adalah darimanakah sebuah kesebelasan  yang berstatus Perseroan Terbatas dapat mencari penghasilan untuk mendapatkan keuntungannya? Hal ini tentu akan bergantung dari kreativitas pengelolanya. Yang paling pertama adalah dari aktivitas pengelolaan kesebelasannya itu sendiri. Dari hasil penjualan tiket pertandingan misalnya, adalah cara yang paling mudah untuk mendapatkan penghasilan unuk kesebelasan.

Cara ini juga banyak dilakukan oleh kesebelasan di Eropa. Berapa besaran tarif yang dapat dibebankan kepada para stadion, ada dua kiblat yang dapat dipergunakan. Kiblat pertama adalah merujuk kepada Liga Inggris yang menerapkan harga tiket begitu tinggi kepada para penontonnya. Kiblat kedua adalah merujuk kepada Liga Jerman yang menerapkan harga tidak terlalu tinggi namun ternyata kondisi keuangan kesebelasan di Jerman tetap sehat. Dengan kondisi masyarakat Indonesia yang secara garis besar masih banyak berada dikalangan menengah kebawah, cara yang ditempuh kesebelasan di Jerman bisa menjadi alternatif yang dapat dipertimbangkan.

Tapi yang pasti adalah kesebelasan di Indonesia perlu menjaga agar tidak terjadi penjualan tiket gelap, pembobolan masuk stadium. Ada potensi bisnis sebenarnya disini, khususnya dengan menggandeng perbankan melalui sistem ticketing elektronik yang sudah sangat baik diterapkan untuk transjakarta busway. Dari sini kesebelasan bisa lebih professional dengan mengeliminir calo tiket yang menggerus pendapatan klub.

Cara lain yang dapat dipergunakan untuk menarik penghasilan adalah dengan menjual merchandise resmi kesebelasan di Indonesia. Kesebelasan  di Indonesia dapat bekerjasama dengan apparel internasional ataupun lokal untuk menyediakan kostum replika (bukan bajakan), syal, topi, pin, emblem, jaket dan berbagai merchandise lainnya. Kesebelasan  juga dapat menjual berbagai souvenir seperti mug, gelas, tumbler, gift set dan lain sebagainya melalui kerjasama dengan UKM-UKM. Bayangkan betapa besarnya perputaran uang yang bisa terjadi?

Potensi pendapatan lain yang juga bisa dilirik adalah dengan membangun Sekolah Sepak Bola.  Potensi pertama adalah uang pendaftaran dari para calon peserta. Tentu tarif yang dibebankan tidaklah harus mahal-mahal amat, karena potensi yang yang sebenarnya adalah mencari bibit potensial pemain yang berkualitas tapi dengan harga murah yang bisa mendatangkan keuntungan di masa depan. Udinese melakukan hal ini, dan dengan metode tersebut bahkan pemilik Udinese bisa membeli dua klub lainnya! Jika kesebelasan di Eropa saja ada yang membangun SSB di Indonesia, kenapa kesebelasan di Indonesia tidak melakukannya? Daripada membeli pemain asing yang mahal namun tidak jelas kualitasnya, mendirikan SSB adalah investasi yang lebih masuk akal dan menjanjikan pertambahan nilai di masa depan.

Pentingnya Pengelolaan Yang Profesional

Untuk dapat memastikan bahwa kesebelasan di Indonesia dapat terus bertahan hidup, kunci paling vital dari penerapan tata kelola kesebelasan yang baik adalah terletak pada kompetensi dan integritas sumber daya manusianya. Masih banyaknya kesebelasan di Indonesia yang mengalami kesulitan keuangan bahkan untuk membayar gaji pemain, adalah salah satu pertanda bahwa kualitas pengelolaan sepakbola di Indonesia masih harus ditingkatkan lagi.

Kebanyakan, pengelolaan dari sebuah kesebelasan Indonesia bersumber dari para pengurus sebelumnya ataupun mantan pemain dan juga dari komunitas fans. Jangan salah paham, bukan berarti mereka tidak profesional. Mereka sangat mencintai kesebelasan mereka pastinya. Akan tetapi mereka pun butuh bantuan dari para profesional yang memiliki latar belakang manajemen olahraga. Perguruan tinggi dapat memenuhi kebutuhan akan sumber daya ini.

Dengan memisahkan pengelolaan kesebelasan dari aspek teknis pengelolaan untuk permainan sepakbola dan kompetisi dengan memisahkan pengelolaan kesebelasan  untuk pengembangan perusahaan adalah langkah strategis yang dapat diambil. Yang paham soal teknis sepakbola tetap fokus dapat mengembangkan sepakbola sehingga tidak harus dirumitkan dengan urusan administrasi.

Selain itu adalah dari sisi pengelolaan keuangan kesebelasannya. Banyak sekali fasilitas dari industri perbankan yang dapat dipergunakan. Mulai dari pembiayaan modal kerja, pembiayaan investasi hingga layanan cash management, sehingga kesebelasan di Indonesia dapat menghindari adanya kebocoran-kebocoran dari pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.

***

Kondisi yang dituliskan dalam tulisan ini memang merupakan sebuah kondisi yang ideal. Dibutuhkan kepedulian semua pihak untuk dapat membawa sepakbola di Indonesia menjadi lebih baik. Iklim sepakbola sebagai industri sebenarnya sudah ada. Yang diperlukan adalah kesediaan dari pihak kesebelasan di Indonesia untuk membuka diri.

 Penulis adalah pegawai bank yang juga pemerhati tata kelola perusahaan. Bisa ditemui di akun @RojiHasan.

Komentar