Revierderby ke-147: Adu Cepat Sprinter Andalan

Analisis

by Redaksi 43

Redaksi 43

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Revierderby ke-147: Adu Cepat Sprinter Andalan

Borussia Dortmund menyambut Revierderby ke-147 (ke-87 di era Bundesliga) di peringkat kedua tabel klasemen sementara, dengan raihan 26 poin dari 11 pertandingan. Schalke 04, sementara itu, berada di peringkat kelima dengan 20 angka dari jumlah pertandingan yang sama. Di antara kedua kesebelasan duduk manis VfL Wolfsburg dan Hertha Berlin, namun patut dicatat bahwa kedua kesebelasan tersebut telah memainkan satu pertandingan lebih banyak dari Schalke. Die Königsblauen, julukan Schalke, akan menyamai jumlah kemenangan Dortmund di Revierderby Bundesliga jika memenangi pertandingan ini, namun Schalke membutuhkan kemenangan bukan hanya untuk itu.

Untuk pertama kali sejak musim 2009/10, Dortmund dan Schalke sama-sama bertanding melawan satu sama lain tanpa status peserta Champions League. Kedua kesebelasan sama-sama mengakhiri musim di luar zona Champions League musim lalu. Karenanya keberadaan di empat besar adalah sesuatu yang harus sangat dijaga dengan baik dari pekan ke pekan.

Karena sama-sama gagal lolos ke Champions League pula Dortmund dan Schalke sama-sama berpisah dengan pelatih kepala mereka masing-masing musim lalu: Dortmund dengan Jürgen Klopp, Schalke dengan Roberto Di Matteo. Dortmund mendapatkan Thomas Tuchel sebagai pelatih kepala baru. Sementara Schalke, André Breitenreiter. Keduanya sama-sama masih muda untuk ukuran pelatih kepala, dan sama-sama belum pernah bertanding di Revierderby.

“Kami harus tenang agar kami dapat meredam atmosfer besok,” ujar Tuchel mengenai Revierderby pertamanya dalam konferensi pers prapertandingan. “Kami tahu atmosfer pertandingan akan lebih menegangkan dari biasanya, dan kami harus tetap tenang. Penting bagi kami untuk tidak terbawa suasana.”

Breitenreiter berbeda dengan Tuchel. Ia tidak berbicara mengenai ketenangan, tetapi memuja derby yang sangat diagung-agungkan di Jerman ini.

“Schalke melawan Dortmund – ini induk dari semua derby,” ujar Breitenreiter dalam konferensi pers prapertandingan. “Penantian meningkat, gairah mengambil alih kendali. Banyak teman saya akan menonton pertandingan – mereka semua akan mendoakan kami, Kami tidak sabar, kami sudah mempersiapkan diri dengan baik.”

Dortmund memiliki peluang menang lebih besar bukan hanya karena mereka sudah mengantungi keunggulan dalam duel pelatih kepala. Dortmund rata-rata mencetak 3,4 gol dalam pertandingan kandang Bundesliga, sementara Schalke rata-rata mencetak hanya 1,2 gol per pertandingan tandang di kejuaraan yang sama. Keunggulan dukungan karena bermain kandang serta tekanan besar yang dimiliki Schalke membuat Dortmund semakin mantap menduduki posisi nyaman.

Baca juga: Cara Tuchel Menjadikan Dortmund Mesin Gol

Schalke berada dalam tekanan besar untuk menang karena kalah berarti terlempar dari zona Champions League. Dan kalah di pertandingan pertama bulan November tahun ini bukan modal yang baik untuk menjalani dua pertandingan Bundesliga lain di bulan yang sama. Setelah Dortmund, Schalke harus bermain kandang melawan Bayern München di pekan ke-13 dan bertandang ke Bayer Leverkusen (pekan ke-14).

Tanpa Reus, Höwedes, dan Banyak Pemain Lain

Dortmund tidak akan tampil dengan kekuatan penuh. Cedera yang dideritanya pada pertandingan Europa League melawan Q?b?l? Futbol Klubu (5/11) memaksa Marco Reus absen di pertandingan kali ini. Pemain yang lahir di Dortmund tersebut baru dapat kembali bermain pada pertandingan tandang melawan Hamburger SV, 20 November nanti. Ini jelas kehilangan besar bagi Dortmund karena Reus sedang tajam-tajamnya.

Bahkan dalam tiga pertandingan Bundesliga terakhir tidak ada pemain yang lebih tajam dari Reus, pencetak lima gol selama rentang waktu tersebut. Para pemain Dortmund yang juga tidak dapat ambil bagian di pertandingan ini adalah Erik Durm (cedera), Nuri ?ahin (sudah berlatih pasca cedera namun belum dapat bertanding), dan Moritz Leitner (larangan bertanding).

Jika panjangnya daftar pemain absen adalah indikator kesialan, maka Schalke jelas lebih sial dari Dortmund. Selain kapten kesebelasan, Benedikt Höwedes, yang absen karena patah tulang jari tangan pada pertandingan melawan FC Ingolstadt (31/10), Schalke juga tidak akan diperkuat Matija Nastasi? dan Marco Höger yang cedera. Ditambah lagi Fabian Giefer, Atsuto Uchida, Felix Platte, dan Sidney Sam yang masih menjalani program latihan pasca cedera. Johannes Geis juga absen karena masih harus menjalani larangan bertandingnya di kejuaraan domestik. Joël Matip sendiri diragukan tampil karena masalah kebugaran.

Baca juga: Kebencian yang Menancap Begitu Kokoh dalam Revierderby

Adu Cepat dengan Sprinter Andalan Masing-masing

Breitenreiter mengatakan dalam konferensi pers prapertandingan, ia ingin para pemain belakangnya menjaga para penyerang Dortmund sejauh mungkin dari kotak penalti Schalke. Itu artinya Schalke diprediksi akan bermain dengan garis pertahanan tinggi, seperti yang biasa mereka lakukan.

Bermain dengan garis pertahanan tinggi memang akan menjauhkan para penyerang Dortmund dari kotak penalti karena jika mereka bermain lebih dekat ke gawang Schalke ketimbang para pemain belakang Schalke, mereka akan berada dalam posisi offside dan tidak dapat terlibat dalam permainan. Sekilas ini cara yang tepat, namun bermain dengan garis pertahanan tinggi berarti Schalke akan kerepotan melawan serangan cepat. Memainkan bola-bola panjang langsung ke lini depan bukan masalah bagi Dortmund, dan itu jelas masalah bagi Schalke karena die Schwarzgelben memiliki Pierre-Emerick Aubameyang, pemain tercepat Bundesliga yang musim ini tercatat dapat berlari dengan kecepatan hingga 35 km/jam.

Andai Dortmund tidak bermain dengan serangan cepat dan memilih untuk menguasai permainan dengan umpan-umpan pendek pun, mereka akan baik-baik saja karena Tuchel sudah membekali para pemainnya dengan banyak cara mencetak gol. Namun kecil kemungkinan Dortmund bermain dengan cara ini karena jika semua pemain masuk ke sisi lapangan Schalke dan Schalke berhasil mematahkan serangan Dortmund, maka Dortmund dalam masalah karena Schalke memiliki pemain-pemain sayap yang cepat. Salah satunya adalah Leroy Sané. Seperti Aubameyang, Sané juga tercatat mampu berlari hingga 35 km/jam.

Baca juga: Leroy Sané dan Generasi Baru dari Knappenschmiede

Sayap-sayap pertahanan Dortmund seringkali kewalahan meladeni lawan yang melancarkan serangan balik dekat garis tepi. Jika Schalke mampu memanfaatkan kelemahan Dortmund ini, bukan tidak mungkin mereka akan pulang membawa tiga angka dari Westfalenstadion.

Komentar