Salah Kaprah Ultras Sevilla untuk Membungkam Suporter Manchester City

Cerita

by Randy Aprialdi

Randy Aprialdi

Pemerhati kultur dan subkultur tribun sepakbola. Italian football enthusiast. Punk and madness from @Panditfootball. Wanna mad with me? please contact Randynteng@gmail.com or follow @Randynteng!

Salah Kaprah Ultras Sevilla untuk Membungkam Suporter Manchester City

Ketika pertemuan antara Manchester City dengan Sevilla pada putaran pertama pertandingan Grup D Liga Champions 2015/2016, Kamis (22/10) lalu, terjadi aksi agresifitas dan perlawanan dari pihak suporter tuan rumah. Pertama, agresifitas dilakukan para Ultras Slask Wroclaw, kesebelasan dari Polandia, untuk menyerang para suporter Sevilla yang sedang berada di Bar Oyster, pusat Kota Mancester, sebelum pertandingan berlangsung.

Sehingga muncul asumsi jika para pelaku aksi penyerangan tersebut merupakan hooligan City. Padahal pihak kepolisian sudah mengumumkan jika bentrokan saat itu tidak ada hubungannya dengan para suporter rival Manchester United tersebut. Lalu aksi perlawanan para suporter The Citizens, julukan Manchester City, diluapkan dengan menyoraki pemutaran lagu UEFA ketika sebelum kick-off antara kedua kesebelasan tersebut di Stadion Ettihad.

Kegaduhan suara "boo" ketika lagu UEFA yang wajib diputar sebelum sepak mula pertandingan Liga Champions tersebut merupakan aksi protes suporter City terkait hukuman Financial Fair Play (FFP). Selain itu mereka juga masih kesal dengan keputusan UEFA untuk mereka yang tidak bisa mendukung kesebelasannya ketika bertandang ke CSKA Moscow pada Liga Champions musim lalu.

Akibat sorakan kepada lagu UEFA tersebut pihak federasi Eropa itu sendiri membuka penyelidikan yang bisa menjatuhkan hukuman kepada The Citizens berupa denda sekitar 1,35 juta poundsterling. Penyelidikan itu pun ditanggapi begitu menggelikan bagi para suporter maupun pihak klub City itu sendiri.

Bahkan Vincent Kompany selaku kapten kesebelasan menganggap jika tindakan UEFA sungguh tidak adil. Dirinya menututurkan jika tindakan suporter dengan aksi rasisme lebih layak diselidiki dan diberi hukuman, "Itu konyol. Kami memainkan banyak pertandingan di Eropa dan telah terjadi pelecehan rasial, kami harus siap untuk itu. Dan ada saatnya kami diberi sanksi dengan cara yang sama padahal tim benar-benar tidak melakukan nyanyian itu (rasis)," ujarnya dikutip dari Goal.

Petikan wawancara pemain belakang City itu tentu menguatkan hak para suporter yang mengaku memang berhak tidak menyukai lagu UEFA, terlebih atas sikap tidak menerima sanksi FFP begitu saja. Maka aksi protes pun berlanjut beberapa menit sebelum The Citizens melakoni laga putaran dua Liga Champions 2015/2016 di Stadion Ramon Sanchez Pizjuan, kandang Sevilla, Rabu (4/11). Bentuk keberatan para suporter City masih dilakukan di momentum yang sama yaitu ketika lagu UEFA diputar sebelum kick-off.

Akan tetapi seruan protes tidak dilakukan secara verbal seperti yang dilakukan di Stadion Ettihad pada pertemuan sebelumnya. Sebagian dari hampir 2500 suporter City yang datang ke tribun Stadion Ramon Sanchez terlihat satu tangan memegangi kertas bertulis "Boo" ketika lagu UEFA diputar, satu tangan lagi menutupi mulut sebgai arti bungkam.

Hal itu juga tidak lepas dari tuduhan UEFA mengenai sanksi yang bisa didapatkan The Citizens akibat aksi kegaduhan ketika pertandingan Liga Champions 2015/2016 yang dilangsungkan dua minggu lalu tersebut. Mereka tetap menyindir lagu UEFA namun dengan cara lain daripada tuduhan sanksi sebelumnya. Aksi tersebut dianggap media Mirror sebagai contoh brilian tentang bagaimana suporter mengejek otoritas secara humor.

Manuel Pellegrini, Manajer City, yang dari pertama membela para pendukung kesebelasannya itu juga angkat bicara, "Saya pikir setiap orang memliki hak untuk memprotes tentang hal-hal yang berbeda. Ini penting, tergantung cara anda melakukannya. Saya pikir setiap orang memiliki hak untuk melakukannya," ujarnya dikutip Daily Mail. "Ini sangat sulit bagi saya untuk menganalisis mengapa mereka melakukannya. Pendapat umum saya adalah jika mereka melakukan "boo" itu karena mereka berpikir ada sesuatu yang salah dilakukan UEFA," sambung Pellegrini.

Serangan Gerombolan Bertopeng Ultras Sevilla

Di sisi lain, manajer asal Cile tersebut pasti merasa prihatin jika mendengar kabar bahwa sebagian pendukung City mendapat serangan dari garis keras suporter tuan rumah. Sekitar 40 orang suporter City yang sedang menonton laga pertandingan antara Tottenham Hotspur melawan Aston VIlla di Pub O'neills Irish, Kota Seville, pada malam sebelum pertandingan lanjutan Liga Champions musim ini berlangsung itu mendapatkan serangan.

Suporter The Citizens itu diserang sekitar 50 orang memakai penutup muka dan membawa tongkat kayu untuk menerobos masuk ke lokasi tersebut. Gerombolan itu tiba-tiba datang sambil berteriak "Hooligan, hooligan!" dan membawa benda-benda keras seperti tongkat kayu, besi beton, pisau, kursi dan lainnya, "Ada sekitar 50 orang yang mencoba masuk dan saya yakin mereka pendukung Sevilla," ujar Paul Jones, suporter City yang datang memakai mobil dari Manchester beserta ayah, adik dan teman-temannya.

Kemudian pelaku penyerangan tersebut mencoba menerobos dengan cara menendang atau memakai kursi untuk merusak kaca jendala dan pintu pub tersebut agar bisa melakukan perkelahian dengan suporter City. Mobil yang terparkir di sekitaran pub O'Neills juga tidak luput dari perusakan para Ultras Sevilla yang biasa dikenal dengan nama Biris Norte's itu.

Keadaan di bar itu sungguh mencekam dan Ultras-ultras Sevilla itu tidak menurunkan agresifitasnya kendati ada beberapa suporter City wanita meringkuk ketakutan di pojokan bar untuk berlindung Para pendukung City juga berusaha membela diri dengan tetap menjaga pintu tertutup dan tidak keluar dari pub. Selain itu mereka juga mencoba membalas serangan Ultras Sevilla dengan lemparan gelas bir karena mencurigai pihak lawan membawa senjata tajam.

Setelah serangan terjadi selama sekitar 10 menit dan dirasa cukup, kemudian para Ultras Sevilla mulai melarikan diri dan para suporter City berupaya mengusir dengan tenaga sisanya. Beberapa orang mulai keluar dari pub karena merasa sesak dan ingin pergi setelah merasa situasi di luar cukup aman.

Dikabarkan seorang terluka di kepala dan lainnya mendapatkan luka ringan. Ambulans pun datang dan membawa pergi seorang korban wanita yang diduga pingsan. Begitu juga polisi yang kemudian tiba namun tidak ada satu orang pun yang ditangkap atas peristiwa mengerikan tersebut.



Kejadian itu diduga karena masalah yang terjadi dua minggu lalu ketika suporter Sevilla diserang di Manchester jelang pertandingan di Stadion Ettihad. Padahal polisi sudah menekankan kepada publik jika masalah di Exchange Square tersebut tidak ada hubungannya dengan suporter The Citizens. Insiden itu dikabarkan murni dilakukan para orang Polandia pendukung Slask Wroclaw yang menetap di Kota Manchester. Mereka melakukan serangan itu atas bentrokan yang pernah terjadi dengan suporter Sevilla pada Liga Eropa 2013.

Paul mengaku belum pernah mendapatkan kejadian semengrikan ini sebelumnya, "kami tidak membuat masalah. Semua orang (di pub) sedang tertawa dan tiba-tiba ini terjadi. Anda tidak mengharapkan kesulitan ketika pergi Seville. Saya selalu berbicara dengan fans dari tim lain dan itu bagian yang menyenangkan," imbuh Paul yang memegang tiket musiman City seperti dikutip dari Manchester Evening News.

Sungguh malang bagi para suporter The Citizens. Mereka sudah dibungkam terlebih dahulu oleh sambutan tidak ramah suporter tuan rumah sebelum aksi bungkam mereka dilakukan di tribun stadion Ramon Sanchez. Di sisi lain fokus masalah yang bisa ditarik memang apapun yang terjadi di stadion sebelumnya meskipun di kandang sendiri, maka kunjungan selanjutnya ketika berpredikat sebagai tamu memang wajib lebih diwaspadai. Terlepas serangan awal itu dilakukan oleh gerombolan penyusup dari Polandia.

Sumber lain : Independent, The Guardian, The Telegraph.

Komentar