Saat Everton dan Manchester United Saling Berbalas Kode

Cerita

by Redaksi 46

Redaksi 46

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Saat Everton dan Manchester United Saling Berbalas Kode

Liga Primer Inggris pekan kemarin seolah menjadi ajang berbalas kode antar dua kesebelasan, Manchester United dan Everton. Sebelum laga Everton menghadapi Sunderland, tersiar kabar kalau agen Romero Lukaku, Mino Raiola, menyatakan bahwa Everton bersedia menjual penyerang andalannya itu jika ada tawaran yang cukup bagus.

Angka yang dipatok Raiola adalah 40 juta pounds; sebuah angka yang tidak bisa dibilang kecil. Hal ini memunculkan dugaan kalau Paris Saint-Germain (PSG) tengah mendekati pemain kelahiran 1993 tersebut. Hal ini tak lain karena PSG bukan tak mungkin kehilangan Ezequiel Lavezzi dan Zlatan Ibrahimovic pada musim depan.

Manajer Everton, Roberto Martinez, tidak ambil pusing dengan kepindahan Lukaku. “Semua orang bicara tentang karakter Mino Raiola tetapi ia memiliki banyak pemain yang lebih tingga di sebuah klub,” tutur Manajer Everton, Roberto Martinez yang telah bekerja sama dengan Raiola sejak masih menangani Wigan Athletic.

Baca juga: Laga-laga tak Terlupakan di Derby Manchester

Gagal Mencetak Gol

Musim ini, Manchester United baru mencetak 15 gol di liga dan kebobolan delapan gol. Jumlah gol yang dicetak Manchester United merupakan yang terendah di tujuh besar liga. MU bahkan kalah jauh dalam produktivitas mencetak gol dengan Leicester yang mencetak 23 gol sejauh ini.

Hal yang paling disoroti oleh pengamat dan fans adalah soal ketajaman di lini serang. Dalam dua pertandingan terakhir, Manajer MU, Louis van Gaal, menyimpan Memphis Depay dan menggantikannya dengan Anthony Martial. Pos Martial pun diberikan kepada Wayne Rooney.

Pengamat dari Bein menuturkan kalau Rooney—saat ini—tak cukup fasih untuk menjadi penyerang. Hal ini dibuktikan dengan jumlah sentuhan Rooney kala menghadapi Manchester City yang bahkan tak ada satupun di dalam kotak penalti.

Kebutuhan akan penyerang pun kian nyaring terdengar. Ditambah lagi pada pekan kemarin MU hanya bermain seri tanpa gol menghadapi Crystal Palace. Hal paling buruknya adalah MU kalah agresifitas serangan dengan hanya melepaskan lima attemps berbanding 10 attemps yang dilakukan Palace.

Ada pula momen di mana MU semestinya bisa mencetak gol. Saat itu, Martial memberi sodoran umpan terobosan yang mengarah pada Rooney. Namun, Rooney salah membuat keputusan dengan tidak menahan bola terlebih dahulu, sehingga peluang tersebut bisa digagalkan kiper Palace.

Pembuktian Ketajaman

Di sisi lain, Everton kembali ke jalur yang benar setelah kekalahan dari MU dan Arsenal. Tidak tanggung-tanggung karena mereka menghajar calon tim degradasi, Sunderland, 6-2. Arouna Kone mencetak tiga gol dan satu assist. Selain Kone, Lukaku pun menyita perhatian.

Lukaku sendiri “cuma” mencetak satu gol dan mengirim dua assist. Meski bertindak sebagai penyerang, tapi di pertandingan tersebut Lukaku justru lebih banyak turun ke belakang dan menjadi penyuplai buat para pemain lainnya, termasuk Kone.

Pengamat di Bein pun mengungkapkan kekagumannya termasuk saat Lukaku mengirim bola untuk terjadinya gol keenam Everton. Pada gol keenam, Lukaku mengirimkan bola dengan kaki kiri bagian luar yang membuat bola melengkung yang sulit dijangkau baik oleh bek lawan maupun kiper. Bola umpan pun disundul Kone sekaligus menutup pertandingan dengan skor 6-2.

Usai pertandingan, Kone pun menyatakan kalau golnya yang pertama lah yang paling berkesan. Saat itu Barkley mengirimkan bola pada Kone di depan kotak penalti. Kone pun mengumpan pada Lukaku yang tengah dijaga lawan. Dengan sekali sentuhan, Lukaku mengirimkan kembali bola pada Kone yang langsung ditembak menjadi gol. “Itu sangat hebat, karena kami melakukan one-two,” tutur Kone.

Baca juga: Lewandowski dan Kelangkaan Penyerang

Membutuhkan Penyerang

Di sisi lain, Van Gaal menyatakan kalau bermain sebagai seorang penyerang di tim yang ia asuh tidaklah sulit. Ia membandingkan dengan Mario Gomez saat masih melatih Bayern. Kala itu, Gomez rata-rata cuma menyentuh bola sembilan kali tapi tetap dapat mencetak gol.

“Itu adalah tentang bagaimana suplai bola datang padanya dan bagaimana ia memutuskan, secepat apa dia membuat keputusan, itu adalah hal yang lebih rumit dari apa yang orang-orang pikirkan,” ucap Van Gaal.

Ucapan tersebut sebenarnya merupakan pembelaan Van Gaal terhadap kritik Paul Scholes terkait gaya bermain MU. Bahkan, Scholes mengklaim jika ia ada di tim saat ini, ia tak akan menikmatinya. "Aku pikir ini adalah hal paling sulit untuk melatih mencetak gol, kreativitas dan untuk memiliki pemain yang tak terbelenggu," tutur Scholes, "Ini adalah tim dimana Anda tak ingin melawannya, juga tak ingin ada di dalamnya."

Meski membela diri tapi Van Gaal pun menyatakan kalau penyerangnya mesti mencetak banyak gol. “Pemain adalah manusia dan mereka ingin mencetak gol tapi mungkin mereka terlalu menginginkannya dan mungkin kesempatan yang hadir juga tidak terlalu baik. Namun, Anda harus bisa mengalahkan tekanan itu,” tutur Van Gaal.

***

Lukaku mungkin saja pergi pada Januari nanti. Tujuannya bisa jadi ke Paris. Namun, seperti yang diungkapkan Martinez kalau para pemain yang bernaung di bawah Raiola biasanya sulit untuk pindah klub, yang mungkin juga pindah liga. Ditambah lagi, Lukaku begitu mendambakan untuk berduet dengan Wayne Rooney. Bagaimana, Ed?

Ed Woodward, Dia yang Mengatur Transfer MU

foto: zimbio.com

Komentar