Menguasai Pertandingan Belum Tentu Memenangkan Pertandingan, MU!

Analisis

by Dex Glenniza

Dex Glenniza

Your personal football analyst. Contributor at Pandit Football Indonesia, head of content at Box2Box Football, podcaster at Footballieur, writer at Tirto.ID, MSc sport science, BSc architecture, licensed football coach... Who cares anyway! @dexglenniza

Menguasai Pertandingan Belum Tentu Memenangkan Pertandingan, MU!

Sudah 325 menit berlalu sejak Manchester United terakhir kali membobol gawang lawan, yaitu gol Anthony Martial ke gawang CSKA Moscow di Liga Champions UEFA. Mereka mendapatkan hasil 0-0 pada tiga pertandingan berturut-turut, termasuk semalam (01/11/2015) saat menghadapi Crystal Palace di Selhurst Park, London.

Tidak seperti saat mereka menghadapi Middlesbrough di Piala Capital One (imbang 0-0 selama 120 menit kemudian kalah adu penalti), "Setan Merah" tidak memiliki banyak peluang mencetak gol. Penyakit utama mereka adalah: tidak efektifnya serangan mereka.

Ini menimbulkan pertanyaan, apakah Louis van Gaal sudah kehilangan kreativitas di skuatnya untuk membongkar pertahanan lawan?

Semalam United memiliki 53,2% penguasaan bola, menyelesaikan 376 operan atau 82% dari seluruh operannya, tapi tidak mendapatkan hasil apa-apa dari angka-angka mentereng tersebut.

Dari 376 operan tersebut, hanya 88 operan saja yang merupakan operan sukses di sepertiga lapangan lawan (final third). Sebanyak 356-nya adalah operan pendek dan hanya 45%-nya yang merupakan operan ke depan, sisanya adalah operan ke belakang dan operan ke samping.

Grafik total operan dan tendangan ke gawang Manchester United melawan Crystal Palace - sumber: Squawka
Grafik total operan dan tendangan ke gawang Manchester United melawan Crystal Palace - sumber: Squawka

Tidak heran mereka hanya berhasil mencetak tiga peluang yang benar-benar bersih dan hanya satu saja yang menjadi tembakan ke arah gawang. Secara kasar, jika kita melihat highlight pertandingan semalam, hampir pasti tidak ada peluang United yang ditampilkan.

Tidak hanya itu, tidak kreatifnya serangan united juga bisa kita nilai dari minimnya usaha dribel yang mereka lakukan. Mereka hanya melakukan 12 dribel dengan hanya 4 saja yang berhasil, sementara Palace menghasilkan 29 dribel. Wilfried Zaha menjadi salah satu pemain yang berkali-kali merepotkan pertahanan United dengan dribelnya.

"Hari ini ketika Anda tidak bisa mencetak banyak peluang, maka saya tidak bisa komplain mengenai gol yang tak kunjung datang," kata Van Gaal.

United memang banyak mengalirkan bola diawali dari dua bek tengah mereka, Chris Smalling atau Daley Blind (sesuai dengan filosofi Van Gaal, yaitu membangun serangan dari belakang), tetapi jarang sekali bola bisa sampai ke depan. Hampir selalu berputar-putar saja di belakang.

Inilah kenapa mungkin hampir dalam setiap pertandingan, angka penguasaan bola dan angka operan sukses United selalu lebih tinggi dari lawannya.

Sebagai pengetahuan tambahan, United memimpin klasemen penguasaan bola di Liga Primer Inggris dengan rata-rata 56,7%; dan mengulangi yang sudah kami sampaikan saja, semalam mereka menguasai 53,2% penguasaan bola. Sementara dalam hal persentase operan sukses, mereka menempati peringkat tiga di Liga Primer dengan 85%; semalam 82%.

Selain itu, salah satu faktor sedikitnya peluang (dan juga otomatis gol) yang United cetak juga tentunya diemban oleh kapten dan ujung tombak mereka, Wayne Rooney.

Meskipun United banyak menguasai permainan, sulit sekali bagi Rooney untuk terlibat secara positif. Pemain yang baru berulang tahun yang ke-30 pada pekan lalu ini tidak bisa memberikan warna pada cara United menyerang.

Grafik permainan Wayne Rooney melawan Crystal Palace - sumber: FourFourTwo Stats Zone
Grafik permainan Wayne Rooney melawan Crystal Palace - sumber: FourFourTwo Stats Zone

Semalam United hanya mampu mencetak 5 buah tendangan dengan hanya satu saja yang menemui sasaran. Rooney berkontribusi dalam tiga di antaranya tapi menyia-nyiakan satu peluang emas di babak pertama ketika sudah berhadapan satu lawan satu dengan Wayne Hennessey, kiper Palace.

Baiklah, mungkin saat ini Rooney tidak bermain baik jika diturunkan sebagai penyerang. Mungkin ia bisa menjadi pemain di belakang striker atau gelandang?

Ternyata tidak juga. Seperti gambar di atas, operannya memang berhasil 86%, tetapi kebanyakan operan berhasilnya tersebut adalah operan ke samping dan ke belakang. Sementara operannya yang ke arah depan gagal sebanyak 6 kali.

Kealfaan Rooney ini celakanya membuat Martial, yang merupakan penyerang alami, sama-sama bermain buruk. Permainan yang penuh ancaman dari Martial seolah menyublim karena ia harus bermain melebar, yaitu sebagai sayap kiri.

Sempat disamakan dengan Thierry Henry, Martial memang lebih mengancam dari kiri, yaitu dengan kemampuannya menusuk ke tengah (karena ia berkaki alami kanan). Tapi tidak otomatis membuatnya bermain dari kiri, karena ia butuh kebebasan, dan kebebasan tersebut bisa ia dapatkan jika ia bermain di tengah; atau lebih tepatnya adalah sebagai ujung tombak.

Grafik permainan Anthony Martial melawan Crystal Palace - sumber: FourFourTwo Stats Zone
Grafik permainan Anthony Martial melawan Crystal Palace - sumber: FourFourTwo Stats Zone

Semalam Martial kesulitan mendapatkan posisi untuk menembak. Sekalinya ia berhasil melewati lawan (dari empat kali take on-nya) dengan dribel, lawan lainnya (Joel Ward) yang meng-cover rekannya yang dilewati tersebut (Jason Puncheon) sudah bersiap menghadangnya.

Pada akhirnya ia hanya mampu menyelesaikan 9 buah operan sepanjang pertandingan, atau hanya 45% saja dari seluruh operannya. Ia juga hanya mampu sekali melakukan tembakan dan itupun berhasil diblok.

Ketika Van Gaal ditanya mengenai hal ini, ia menjawab: "Kami tidak tahu karena di Monaco ia selalu bermain sebagai sayap kiri. Sebagai manajer saya harus melihat apa yang terbaik bagi keseimbangan tim. Ini tidak sederhana. Saya harus memutuskannya setiap pekan dan juga tergantung dari lawan yang kami hadapi."

Sepertinya, jujur saja, ini adalah saat yang tepat bagi Van Gaal untuk mencadangkan Rooney. Atau, bisa jadi ia butuh penyerang baru. Jika iya, siapa penyerang yang cocok untuk Van Gaal dan United?

Akan ada banyak pekerjaan rumah untuk Van Gaal. Ini bukan masalah filosofi, karena mungkin Van Gaal sudah berhasil berkali-kali menguasai pertandingan dengan penguasaan bola dan jumlah serta akurasi operan. Namun, ia belum sepenuhnya untuk selalu berhasil memenangkan pertandingan, yaitu dengan gol pastinya.

Ada satu hal yang harus ia ingat baik-baik: kesebelasan yang menguasai pertandingan belum tentu menjadi kesebelasan yang memenangkan pertandingan.

Komentar