Teriakan-Teriakan yang Mengganggu Nuno Santo

Berita

by Redaksi 38

Redaksi 38

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Teriakan-Teriakan yang Mengganggu Nuno Santo

Valencia memang sedang labil. Pasca kekalahan dari Atetico Madrid pekan lalu, posisi sang pelatih, Nuno Santo, semakin terjepit. Teriakan-teriakan “Nuno Out” dari sebagaian besar pendukung Valencia semakin sering terdengar dan nyaring bunyinya. Cemoohan-cemoohan pun tak luput darinya.

Kesebelasan yang berjuluk Los Che tersebut memang baru mengantongi tiga kali kemenangan, tiga kali hasil imbang dan tiga kali kekalahan. Bertengger di posisi sembilan memang bukan catatan yang baik apalagi musim lalu mereka mampu menembus babak play off liga Champions di akhir musim.

Kegeraman para pendukung semakin menjadi-jadi ketika mendengar bahwa isu mencadangkan Alvaro Negredo yang notabenenya adalah pemain bintang mulai terkuak. Kabar miring tersebut langsung dibantah oleh Nuno Santo.

“Sebagai pelatih, aku akan menjadi orang yang sangat gila jika aku menyerang anak asuhku sendiri. Aku tak akan pernah melakukan hal seperti itu. Melakukan seperti itu (menyerang pemain) tak sepadan dengan resiko yang akan ditanggung nantinya,” ungkap Nuno Santo kepada harian Las Provincias.

“Susunan pemain yang aku turunkan saat melawan Atletico Madrid pekan lalu adalah hasil persiapan kami saat latihan. Penempatan empat pemain tengah juga sudah direncanakan matang-matang dengan segala kemungkinannya. Tetapi aku heran masih ada yang menuduhku yang tidak-tidak,” sambung pelatih berkepala plontos tersebut.

Dengan keadaan yang semakin panas, sebetulnya Nuno tahu bahwa tudingan-tudingan miring yang diarahkan pada dirinya adalah buah dari start lambat Valencia musim ini. Ia juga memahami bahwa para pendukung Los Che berhak untuk menikmati hasil yang lebih baik serta kemenangan-kemenangan di setiap pertandingannya. Setiap orang berhak menilai.

Baca juga:


Namun, tudingan miring tersebut ternyata bukan hanya di dalam lapangan saja. Keluarga Nuno malah langsung terkena imbas dari runyamnya situasi Valencia saat ini. Ketika pergi ke sekolah, sang anak pun ikut-ikutan menjadi sasaran cemoohan. Bagi Nuno, ini sudah kelewat batas.

“Itu menyakitkan, amat sangat menyakitkan. Tidak mungkin untuk berkata hal tersebut tidak menyakitkan. Sebagai seorang pria dan seorang pelatih, tak ada yang suka mendengar hal seperti itu,” keluh Nuno seperti dikutip dari laman AS. Selain itu, ia juga menyoroti dukunganpara fans untuk para pemainnya.

“Pelatih mungkin bisa saja terkena imbasnya, namun bagi para pemain, mereka harus mendapatkan dukungan dari para supporter karena sukungan harusnya dalam kondisi apapun, tanpa syarat apapun. Bahkan kita tahu bahwa rataan umur tim ini hanya 23 tahun saja, maka dukungan dari fans sangatlah mutlak diperlukan,” sambung pelatih berkebangsaan Portugal tersebut.

Ia sendiri tak menutup diri untuk berdiskusi dan berkomunikasi dengan para pendukung. Segala tudingan yang mengatakan bahwa ia sangat dekat dengan sang pemilik Valencia, Peter Lim juga ia bantah. Karena ia pikir, ia berada di Valencia karena kemampuannya untuk melatih.

Nuno berharap para penggemar mengerti akan posisinya. Proyek yang ia bangun kini menurutnya sedang berkembang dan sedang dalam jalur yang sesuai. Baginya, yang terpenting, tim ini terus menjadi kuat tiap tahunnya dan itu salah satu tujuan dari Nuno.

Namun, membalikkan persepsi para penggemar yang sebagian besar sudah kadung mencercanya adalah perihal yang bukan hanya selesai lewat konferensi pers saja. Ia mesti melakukannya di lapangan. Derby Valencia saat bersua klub sekota, Levante diharapkan menjadi titik balik kebangkitan Valencia di bawah asuhan Nuno. Jika saja ia mampu mengatasi Levante, maka bukan tak mungkin, para fans yang mencemoohnya akan berbalik mendukungnya di sisa musim 2015-16 ini.

Sumber gambar: record.xl.pt

Komentar