Uang Pertandingan Piala Liga dan Piala FA yang Tak Seberapa

Cerita

by Redaksi 46

Redaksi 46

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Uang Pertandingan Piala Liga dan Piala FA yang Tak Seberapa

Jika Anda penggemar game seri FIFA ataupun Football Manager dan menukangi tim besar, pastilah terbersit untuk memberikan tanggung jawab pada asisten manajer saat melakoni partai piala liga. Selain karena lawannya adalah tim antah-berantah yang di atas kertas bisa dikalahkan hanya dengan tim cadangan, uang yang didapatpun tak seberapa, tak seperti usai melakoni Liga Champions atau Liga Europa.

Pada babak-babak awal Piala FA atau Piala Liga Inggris, setiap klub umumnya mendapatkan 50-100 ribuan poundsterling yang ditransfer ke anggaran pembelian pemain. Bandingkan dengan kompetisi Eropa, misalnya yang di saat yang sama bisa mendapatkan 400-500 ribuan pounds. Buat tim besar bergelimang uang macam Manchester City atau Chelsea, uang sebesar itu tidaklah seberapa. Malah, uang hasil kemenangan di babak awal Piala Liga, bahkan tak cukup untuk membayar gaji Raheem Sterling selama sepekan. Namun, buat kesebelasan divisi bawah, penampilan di Piala FA atau Piala Liga amatlah penting terutama untuk menambah pemasukan.

Piala FA melibatkan kesebelasan hingga sembilan tingkat dari mulai Premier League, Football League (tiga divisi), hingga National League. Sementara itu, Piala Liga hanya melibatkan kesebelasan Premier League dan Football League.

Masing-masing kesebelasan yang bertanding umumnya mendapatkan tambahan dana terutama jika pertandingan tersebut disiarkan oleh televisi. Meski nilainya hanya berkisar 50 ribuan pounds, tapi nilai tersebut amat penting bagi kesebelasan macam Macclesfield Town. Mereka bahkan harus bersusah payah untuk mengumpulkan 35 ribu pounds demi mendatangkan pemain baru.

Oleh karena itu, wajar rasanya jika Macclesfield geram karena pihak televisi lebih mementingkan rating dengan menyiarkan klub-klub besar. Pada 2013 silam, Macclesfield sempat memprotes keputusan pihak televisi yang menyiarkan seluruh laga Manchester United di Piala FA. Mereka menjabarkan kondisi tersebut sebagai hal yang “lucu”.

Berdasarkan The Guardian, sejak 2005, sejak MU menang 2-0 atas Exeter City di babak ketiga (babak 32 besar), semua pertandingan mereka selalu disiarkan secara langsung. Hal ini kemudian menghadirkan kecemburuan dari kesebelasan kecil macam Macclesfield.

Sejak 2005 hingga 2008 saat Piala FA disiarkan BBC, MU disiarkan 18 kali dan Sky menyiarkan empat pertandingan lainnya. Hal serupa juga terjadi saat Piala FA disiarkan ITV di mana pertandingan MU disiarkan secara langsung.

Secara finansial, MU tidak secara langsung terbantu dari uang hak siar. Pasalnya, untuk satu pertandingan di babak keempat Piala FA musim 2013 hanyalah 135 ribuan pounds, sebuah nilai yang bahkan tak bisa membayar gaji Wayne Rooney.

“Itu amatlah lucu,” ucap CEO Macclesfield, John Harris, “Saat kami mengalahkan Cardiff City pada babak ketiga, suasana di stadion amatlah hebat dan kami menyandang status giant killing. Ini bukannya tidak hormat, tapi apakah MU menghadapi Fulham lebih atraktif?”

Buat Macclesfield, uang 135 ribu pounds amatlah besar. Setelah terdegradasi ke Conference Premier, tingkat kelima Liga Inggris, Macclesfield membutuhkan 100 ribu pounds sebagai syarat bagi mereka untuk mendapatkan lisensi profesinal. Ia pun berharap CEO MU kala itu, David Gill, untuk berendah hati dan mengirimkan uang hak siar tersebut untuk Macclesfield. Sementara MU tidak bisa menolak karena pertandingan tersebut dianggap mendatangkan lebih banyak penonton.

Hal ini jelas bisa dibuktikan lewat share televisi. Pertandingan MK Dons menghadapi AFC Wimbledon disasikan 15% pemirsa di jam yang sama sedangkan pertandingan MU menghadapi West Ham mampu menarik 24% audiens televisi.

Soal uang dari hak siar, sulit memang buat FA untuk menyiarkan kesebelasan kecil. Hal ini berhubungan dengan kerja sama dengan pemilik hak siar yang tentu ingin timbal balik dari kerja sama tersebut. Menampilkan kesebelasan besar berarti meningkatkan nilai tawar di hadapan pengiklan.

Bukan Sekadar Sampingan

Tidak menyenangkan menjadi kesebelasan di luar Premier League. Di balik riuhnya angka hak siar yang begitu fantastis, kesebelasan-kesebelasan di divisi bawah Liga Inggris justru tampil sederhana. Alasan utama mereka masih bisa hidup tak lain karena sepakbola memang tak bisa lepas dari kehidupan mereka.

Hal ini diperparah dengan kecilnya bantuan dari Premier League untuk kompetisi yang menjangkau seluruh lapisan sepakbola Inggris macam Piala FA. Jika melihat dari match fee, juara Piala FA mendapatkan 1,8 juta pounds. Buat kesebelasan Premier League angka ini terbilang signifikan tapi tak bisa dibilang fantastis. Namun, untuk kesebelasan kecil, angka tersebut jelas bisa menunjang operasional tim hingga beberapa tahun ke depan.

Pertanyaannya adalah, ada berapa banyak kesebelasan di luar Liga Primer yang bisa menjadi juara Piala FA? Sejauh ini tidak ada! Pada musim 2007/2008 ada tiga kesebelasan di luar Premier League yang mencapai babak semi-final, tapi tetap saja Portsmouth lah yang menjadi juara.

Itu ukurannya klub Football League Championship yang merupakan kesebelasan profesional yang target utamanya bersaing dengan kesebelasan Premier League saat promosi. Kesebelasan di luar Football League jelas terlihat mustahil rasanya mencetak prestasi di Piala FA. Sekalipun mencapai babak 16 besar, mereka “cuma” dapat 90 ribu pounds.

Dengan kerja sama hak siar yang mencapai 8 miliar pounds pada musim 2016/2017 hingga 2018/2019, penting buat FA untuk meminta Premier League berkontribusi dalam memberikan match fee terutama bagi kesebelasan di divisi bawah Liga Inggris yang kesulitan bersaing secara finansial maupun popularitas di televisi.

foto: thefa.com

Komentar