Keluhan Paceklik Gol Mauro Icardi

Taktik

by Randy Aprialdi

Randy Aprialdi

Pemerhati kultur dan subkultur tribun sepakbola. Italian football enthusiast. Punk and madness from @Panditfootball. Wanna mad with me? please contact Randynteng@gmail.com or follow @Randynteng!

Keluhan Paceklik Gol Mauro Icardi

Mauro Icardi berhasil mengakhiri paceklik golnya untuk Internazionale Milan ketika mengalahkan Bologna dengan skor tipis 1-0 pada pekan ke-10 Serie-A 2015/2016 di Stadion Renato Dall'Ara, Rabu (28/10) dini hari. Terakhir kali ia menjebol gawang lawan dilakukannya ketika kalah 3-1 melawan Chiasso dalam partai uji tanding Jumat (9/10) pekan lalu.

Sementara gol terakhirnya pada ajang resmi diceploskan ketika dikalahkan Fiorentina 4-1 pada 28 September lalu. Seterusnya top skor Serie-A musim lalu ini belum menambah pundi-pundi golnya lagi dalam tiga partai liga domestik. Karenanya ia pun senang bisa mencetak gol lagi untuk kesebelasannya karena sebelumnya kritik deras dari berbagai media.

Komentar miring didapatkannya karena tiga pertandingan Serie-A 2015/2016 sebelumnya tidak mencetak angka satu pun. Tapi kali ini ia lebih bergembira sebab atas usahanya mengalahkan Bologna itu berhasil membawa Inter kembali menduduki puncak klasemen sementara musim ini.

Baca juga : Kesempurnaan Awal Musim Inter Milan Hanya Keberuntungan?

Icardi berhasil menceploskan bola ke gawang Bologna setelah mendapat sodoran datar dari Adem Ljajic, penyerang sayap Inter, pada menit ke-67. Itu pun berawal dari umpan Marcelo Brozovic, gelandang Inter, yang gagal diintersepsi Alex Ferrari, full-back kanan Bologna, sehingga mampu diteruskan Ljajic kepada Icardi.

Penyerang asal Argentina itu pun mengaku girang atas kontribusi rekan-rekannya sehingga mampu mencetak gol. Dirinya pun sempat menyindir atas kurangnya suplai bola dari rekan-rekannya untuk menjebol gawang lawan.

"Ketika kami bermain, saya tidak mendapat banyak servis. Ini sungguh disayangkan karena saya seorang penyerang dan hanya bisa mencetak gol jika bola saya dapatkan. Dalam 10 pertandingan saya mendapat empat umpan yang layak dan mampu mencetak tiga gol. Itu sebuah rata-rata yang bagus untuk saya," imbuhnya dikutip dari Football-Italia.

Kurangnya suplai untuk Icardi di lini depan bisa dikatakan wajar mengingat pola permainan Roberto Mancini amat pragmatis dalam bertahan. Mantan pelatih Galatasaray tersebut lebih mementingkan kesebelasannya tidak kebobolan satu pun karena itu dianggap lebih berpeluang menang walau dengan mencetak satu gol saja.

Tiga gelandang yang sering diturunkan Inter pun memiliki tipikal permainan sebagai perebut bola. Mancini pun memaksimalkannya dengan lebih menginstruksikan para pemainnya ini untuk sering berada di sekitaran kotak penalti ketika bertahan, bersama Felipe Melo atau Gary Medel. Kondogbia berhasil melakukan 1,7 tekel bersih per laga dan Guarin melakukannya 1,4 setiap pertandingannya.

Hal ini semakin terlihat ketika Inter membangun serangan. I Nerazzurri lebih banyak mengandalkan kedua full-back mereka ketimbang para gelandangnya. Jumlah operan perlaga dua full-back Inter, Alex Telles dan Davide Santon, lebih sering ketimbang Kondogbia maupun Guarin. Telles melepaskan operan 44,2 per laga, sedangkan Santon 45,9 setiap pertandingannya. Sementara itu Kondogbia melakukan 44,1 per laga dan Guarin cuma 34,7 setiap pertandingannya.

Selain itu Mancini lebih mengisyaratkan para pemainnya mencetak peluang melalui sepakan jarak jauh di luar kotak penalti. Terlihat dari jumlah 71 tendangan luar kotak penalti lebih banyak dibandingkan di dalam kotak penalti sebanyak 69 kali dari total 140 tendangan ke gawang. Jumlah 140 itu pun masih kalah dibandingkan Juventus (170), Napoli (155) dan AS Roma (148).

Alhasil memang sejauh ini Nerazzurri menjadi kesebelasan Serie-A paling sedikit kebobolan. Mereka cuma memungut bola dari gawang sendiri tujuh kali dan disusul Napoli, Fiorentina, serta Juventus baru kebobolan delapan kali sejauh ini. Tapi dampak buruknya di lapangan itu kepada produktivitas pemain 22 tahun itu sendiri.

Sampai pertandingan ke-10 Serie-A 2015/2016 ia cuma melepaskan tendangan ke gawang 1,4 per laga. Musim lalu Icardi sempat mengalami sentuhan Walter Mazzarri selama setengah musim dan mulai ditempa Mancini sejak Desember 2014, alhasil sampai akhir kompetisi ia melepaskan 3,4 tembakan ke gawang setiap pertandingannya.

Baca juga : Berkacalah pada Statistik Fans Inter Milan!

Secara kerja sama kesebelasan, jumlah umpan kunci Nerazzurri berhasil dilepaskan 99 kali. Akan tetapi kontribusi itu masih kalah dari Juventus (134), Napoli (121) dan AS Roma (111). Catatan ini mengarahkan indikasi bahwa lini tengah Inter bukanlah pembangun skema serangan utama. Bahkan bisa disebut pula jika lini tengah Inter ini lebih difokuskan untuk memperkuat pertahanan.

Mantan pemain AC Milan, Massimo Ambrosini, pun turut buka suara tentang mantan penyerang Sampdoria tersebut. Disarankan bahwa Icardi harus lebih bekerja keras untuk menambah pundi-pundi golnya ketika kesebelasan bekerja secara tim ketimbang urusan pribadi dirinya untuk menjebol gawang lawan.

"Dia banyak menyerang, tapi dia tidak bisa bermain dengan orang lain. Pertama-tama Icardi harus bermain baik untuk tim. Dengan kualitas yang dimiliknya, gol tidak akan butuh waktu lama untuk datang, tapi sekarang yang paling penting adalah kepercayaan keuntungan tim secara bersama-sama," ujar Ambrosini dikutip dari Sky Sport Italia.

Seharusnya memang Icardi sendiri tidak terlalu khawatir dengan ambisi mencetak gol ke gawang lawan. Kendati ia terus dikritisi media, namun baiknya ia memfokuskan diri untuk membawa Inter kembali lagi ke puncak klasemeni. Untuk sementara, lupakanlah kejaran gol terbanyak yang dikemas Eder dengan catatan sembilan gol bersama Sampdoria.

Sumber lain : Soccerway, Squawka, Who Scored.

Komentar