Beda Suasana Jelang Pertandingan West Ham United vs Chelsea

Berita

by Redaksi 46

Redaksi 46

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Beda Suasana Jelang Pertandingan West Ham United vs Chelsea

Chelsea dijamu West Ham United pada Sabtu (24/10). Hasil buruk hanya akan menenggelamkan Chelsea di papan tengah. Bagi West Ham kemenangan akan memberi mereka rasa percaya diri untuk meraih peringkat tertinggi.

Tensi pertandingan kian meningkat dalam pertarungan antar tim London tersebut. Namun, tidak ada psy war yang dilakukan Slaven Bilic untuk mengganggu persiapan mental para pemain Chelsea dan manajernya, Jose Mourinho, yang tengah tidak stabil dalam beberapa waktu terakhir. Bilic malah mempertunjukkan rasa hormatnya pada Mourinho.

Ia bercerita ketika ia pertama kali ditunjuk menjadi manajer West Ham. Kala itu, Bilic yang tinggal di rumahnya di Split, Kroasia, mendapatkan pesan singkat dari seseorang yang mengaku bernama Jose Mourinho. Bilic tentu tak percaya dan menganggap hal tersebut hanyalah kelakar orang-orang jahil.

Tak berselang lama, ia mendapatkan telepon dari Demba Ba, yang pernah bekerja sama dengannya saat membesut Besiktas. Ba mengaku kalau ia memberikan nomor Bilic pada Mourinho, pelatihnya di Chelsea.

“Aku amat tersanjung dan sejak saat itu kami saling berbalas pesan. Aku sangat menyukainya, benar-benar menyukainya,” tutur Bilic dikutip The Guardian.

Dalam kariernya sebagai manajer, Bilic baru satu kali bertemu Mourinho. Pada 8 Agustus 2014, Besiktas menghadapi Chelsea dalam pertandingan amal untuk korban tambang Soma di Istanbul. Kala itu, Besiktas menang 1-0 lewat gol Ersan Gulum.

Meraih kemenangan kedua atas Mourinho tidaklah mudah. Bilic mengkhawatirkan kembalinya Chelsea ke puncak performa. Meski saat ini menempati peringkat ke-12 tapi Chelsea belum terkalahkan dalam dua pertandingan terakhir.

“Aku menonton pertandingannya (menghadapi Kyiv) dan tidak senang setelahnya karena mereka bermain sangat bagus,” ucap Bilic, “Sejumlah pemain yang tidak bermain terlalu bagus, tadi bermain bagus. Mereka adalah Chelsea.”

Tentang Kepemimpinan

Media Inggris begitu mengantisipasi kedatangan Bilic ke West Ham. Dengan segala pengalaman manajerialnya, Bilic dianggap bisa mengangkat The Hammers di liga. Selain itu, Bilic pun tidak anti dengan pemain muda yang membuat akademi West Ham tak tersiakan.

Bilic menyadari kalau peran pemimpin dalam sebuah tim adalah hal yang sangat penting. “Sebagai pemimpin, sama halnya seperti manajer sebuah bank. Anda mesti memiliki kharisma karena Anda adalah pemimpin. Orang-orang berharap Anda untuk berbeda. Kharisma adalah suatu hal yang amat penting,” ucap Bilic.

Sepanjang hidupnya Bilic membaca ragam literatur tentang para pemimpin, bukan bagaimana caranya menjadi pemimpin. “Di sisi lain, Aku menikmati biografi. Biografi yang baik dari orang-orang yang kamu kenal. Sebut saja Alex Ferguson, buku Van Gaal, atau buat saya buku dari Amerika Serikat tentang big guys dari NGL atau bola basket seperti Phil Jackson. Itu semua amat luar biasa. Dari buku-buku itu, Anda bisa belajar banyak hal baru ataupun membuktikan diri Anda sendiri bahwa Anda melakukan hal baik, karena mereka pun juga begitu.”

Dalam pandangan Bilic, Mourinho adalah pemimpin utama. “Aku tidak sedang bicara tentang mengapa orang mencintainya atau membencinya. Namun, tidak mungkin Anda tidak menghormati atas segala yang ia raih. CV-nya amat mengagumkan,” tutur Bilic.

Mourinho yang Kesepian

Dua hari sebelumnya, Mourinho justru mengklaim dirinya merasa kesepian dan serasa hidup di dunia yang lain. Apa yang diucapkan Mou ini tak lepas dari segala beban berat di pundaknya; bukan cuma karena Chelsea memulai liga dengan buruk, tetapi juga karena segala kritik yang diterimanya.

Pada awal Oktober silam, dibuatkan voting kepercayaan klub terhadap Mou usai Chelsea dikalahkan Southampton. Hasilnya ia mendapatkan dukungan penuh dari Roman Abramovich dan seluruh dewan tim.

Namun, Mou masih merasa kesepian. “Aku tak punya banyak teman di dunia sepakbola,” tutur manajer kelahiran Portugal tersebut.

Apa yang diucapkan Mou bisa berarti sindiran bagi pengamat sepakbola yang opininya selalu diterima publik. Mou menuduh media Inggris sebagai “culture of the vulture”.

“Beberapa dari pengamat amat berani,” ucap Mou, “Untuk mengkritik seseorang dengan sejarah yang aku buat, Anda mesti berani, dan ada risiko bagi seseorang sepertiku untuk mengatakan: ‘Tutup mulutmu. Kamu tak pernah memenangkan apapun dalam hidup.”

Komentar