Perencanaan, Faktor Utama Kesuksesan Islandia

Cerita

by Ardy Nurhadi Shufi

Ardy Nurhadi Shufi

Juru Taktik Amatir
ardynshufi@gmail.com

Perencanaan, Faktor Utama Kesuksesan Islandia

Dari sekian banyak kejutan-kejutan yang hadir dari babak kualifikasi Piala Eropa 2016, sepak terjang Islandia menjadi salah satu yang begitu menarik perhatian. Sempat tak dijagokan lolos, Islandia justru berhasil memastikan satu tiket ke Prancis, tempat diselenggarakannya Piala Eropa 2016, tiga pertandingan sebelum seluruh laga kualifikasi usai.

Buruknya performa timnas Belanda bisa jadi salah satu faktor Islandia cukup mulus meraih tiket Piala Eropa. Tapi jangan lupakan pula lawan-lawan lain macam Turki dan Republik Cheska yang juga memiliki sejarah sepakbola yang lebih baik.

Menjelang satu pertandingan terakhir, Islandia masih berada di puncak klasemen dengan hasil enam kemenangan, dua kali seri, dan satu kalah. 17 golnya hanya berbalas lima kali kebobolan, merupakan salah satu yang terbaik di babak kualifikasi ini.

Saat ini, Islandia memang seolah tengah memanen apa yang direncanakannya Federasi Sepakbola Islandia (KSI) lebih dari 10 tahun yang lalu. Sejak 2002, Islandia memang cukup serius memperbaiki prestasi sepakbolanya.

Dampak paling signifikan lahir dari meningkatkan infrastruktur untuk mengakali cuaca ekstrem pada musim dingin dengan memperbanyak lapangan sepakbola indoor dan meningkatkan kualitas pelatih. Dari dua hal inilah sepakbola Islandia semakin membaik dari tahun ke tahun.

Sebelum infrastruktur ditingkatkan, hampir mustahil sepakbola (dan juga olahraga lainnya) dimainkan pada musim dingin. Rata-rata temperatur musim dingin di sana berkisar antara 0 derajat celcius hingga -10 derajat celcius. Bahkan pada bulan Desember mencapai -25 derajat celcius hingga -30 derajat celcius.

Enam lapangan indoor dengan fasilitas terbaik lahir hingga 13 tahun ini. Belum lagi 20 lapangan buatan dan 130 lapangan mini untuk sekolah-sekolah dan masyarakat umum. Sepakbola pun akhirnya bisa dimainkan sepanjang tahun, tak terbendung cuaca ekstrim.

Kemudahan bagi KSI dalam meningkatkan infrastruktur ini mendapat kemudahan dari pemerintah Islandia. Pemerintah pusat maupun kota-kota daerah di Islandia tak ragu untuk mengelontorkan dana demi tercapainya tujuan sepakbola yang merupakan olahraga nomer satu di negara berpenduduk tak lebih dari 350 ribu ini agar lebih baik.

Meningkatkan infrastruktur saja tentunya tak cukup untuk meningkatkan prestasi sepakbola Islandia. Setelah sepakbola bisa dimainkan sepanjang tahun, kualitas pelatih-pelatih di Islandia pun ditingkatkan dengan mengadakan berbagai macam pelatihan. Fokus KSI untuk meningkatkan kualitas pemain dengan lebih dahulu meningkatkan pelatih ini dijabarkan dengan slogan “Untuk melahirkan pemain berkualitas, dibutuhkan pelatih berkualitas. Dan untuk melahirkan pelatih berkualitas, dibutuhkan pendidikan pelatihan yang baik”.

Pada 2003, lewat technical director KSI, Sigurdour Ragnar, KSI bekerja sama dengan UEFA agar mendapatkan pelatihan lisensi UEFA di Islandia. Pada 2003, pelatihan lisensi UEFA B gemar dijalankan. Tiga tahun kemudian hingga berhasil menghadirkan pelatihan lisensi UEFA A.

Pada 2002, Islandia hanya memiliki 147 pelatih sepakbola. Tapi per tahun 2012, Islandia memiliki 520 pelatih berlisensi UEFA B dan 165 pelatih berlisensi UEFA A. Ditambah lagi, sembilan pelatih mereka memiliki lisensi UEFA Pro. Karenanya tak menutup kemungkinan jumlah saat ini semakin bertambah banyak.

Semakin bertambah banyaknya pelatih di Islandia ini karena KSI menetapkan harga serendah mungkin pada setiap pelatihan tersebut. Persaingan antar pelatih berkualitas ini pun melahirkan peraturan bahwa pelatih kesebelasan Islandia harus berlisensi UEFA A dan asisten pelatih UEFA B.

Pelatih akademi muda pun diwajibkan memiliki lisensi UEFA A. Dengan pelatih berkualitas inilah pemain-pemain muda berkualitas lahir dari akademi setiap kesebelasan. Ini pula yang membuat banyak kesebelasan Eropa lain yang mulai melirik talenta muda Islandia.

Di Islandia, kontrak pemain biasanya hanya berdurasi satu atau dua musim saja. Hal inilah yang memudahkan para pemain muda potensial direkrut oleh kesebelasan Eropa lain. Dalam sejarah Liga Islandia saja, transfer termahal hanya berharga 169 ribu euro (atau sekitar 2,5 miliar rupiah), saat Holmbert Fridjonsson (20 tahun) direkrut Celtic dari Fram Reykjavik pada awal  musim 2013/2014.

Jika mengenal Gylfi Sigurdsson pemain Islandia yang kini bermain di Liga Primer Inggris bersama Swansea City, ia direkrut Reading saat usianya masih 18 tahun. Kolbeinn Sigthorsson yang saat ini bermain di liga Prancis dan sempat menjadi top skorer Eredivisie, direkrut AZ Alkmaar saat berusia 17 tahun. Pun begitu dengan Aron Gunnarsson, kapten Islandia saat ini, yang sekarang bermain di Cardiff City, direkrut AZ Alkmaar pada usia 17 tahun.

Satu hal lain yang menjadi salah satu keberhasilan Islandia saat ini adalah pelatih mereka asal Swedia, Lars Lagerback. Lagerback diberi kesempatan jangka panjang oleh KSI untuk membangun fondasi yang kuat di timnas Islandia sejak 2011.

Pada awal kiprahnya, Islandia sempat tampil buruk dengan  menelan tujuh kekalahan dari delapan laga Islandia bersama Lagerback. Namun KSI tetap pada komitmennya sehingga ia jauh dari isu-isu pemecatan dan tetap fokus membangun skuat yang lebih hebat.

“Mereka [KSI] tak menargetkan apapun ketika menunjuk saya sebagai pelatih,” tutur Lagerback seperti yang ditulis Guardian pada November 2013.

Dalam waktu dekat, Lagerback akan memutuskan untuk pensiun. Meskipun begitu, Lagerback telah menyarankan asisten pelatihnya saat ini, Heimir Hallgrimsson, sebagai pelatih Islandia kelak saat pelatih yang kini berusia 67 tahun tersebut benar-benar pensiun dari dunia sepakbola.

KSI menyetujui saran Lagerback tersebut. Halgrimsson sendiri merupakan asisten pelatih Islandia yang masuk berbarengan dengan terpilihnya Lagerback menjadi pelatih Islandia pada 2011. Karenanya Halgrimsson dianggap sebagai orang yang tepat sebagai suksesor Lagerback.

Penunjukkan Halgrimsson sebagai pelatih Islandia berikutnya menjadi indikasi tersendiri bahwa Islandia memang mempersiapkan segalanya dengan baik. Islandia sadar, untuk meraih kesuksesan tak bisa diraih secara instan. Dan hasilnya, jika sebelumnya hanya nyaris ke Piala Dunia 2014, dikalahkan Kroasia pada babal play-off, kali ini Islandia untuk pertama kalinya dalam sejarah berlaga di event paling bergengsi di seantero Eropa, Piala Eropa 2016.

Baca juga penjelasan lebih lengkap tentang revolusi Islandia ini di kolom About The Game Detiksport.

foto: bbc.co.uk

Komentar