Dari Gary Speed untuk Gary Speed

Cerita

by Redaksi 43

Redaksi 43

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Dari Gary Speed untuk Gary Speed

Hal pertama yang dilakukan Chris Coleman ketika diangkat menjadi pelatih kepala Tim Nasional Wales adalah meminta maaf kepada pihak yang mempercayakan jabatan tersebut kepadanya, Football Association of Wales (FAW).

“Kami semua masih terkejut dengan apa yang terjadi (kepada Gary Speed) dan kami masih berduka,” ujar Coleman saat itu. “Dan satu-satunya cara agar kami dapat kembali membuat para pendukung tersenyum adalah dengan terus memenangi pertandingan namun saya tidak yakin kami akan dapat merelakan Gary. Saya telah berbicara kepada para anggota FAW... dan saya berkata ‘maaf jika saya tidak terlihat begitu gembira, saya gembira, saya hanya agak tertahan oleh situasi yang ada’.”

Sedari awal, karir Coleman dan keberhasilan-keberhasilannya sebagai pelatih dimulai dengan berita duka.

Januari 2001, Coleman mengalami kecelakaan yang membuatnya menderita cedera kaki. Proses penyembuhan selama 18 bulan tak berhasil membawanya kembali bermain sepakbola. Pergelangan kakinya tidak dapat berfungsi seperti semula. Lututnya tidak kuat menopang aktivitas bermain sepakbola. Coleman memutuskan untuk pensiun dan memulai karir kepelatihannya.

Coleman memulai karir kepelatihannya di kesebelasan terakhir yang ia bela, Fulham. Seorang kapten yang menjadi asisten pelatih. Manajer Fulham saat itu adalah Jean Tigana. Ketika Tigana tidak lagi menjabat posisinya, Coleman dipercaya menjadi caretaker pada April 2003. Mei, ia diangkat menjadi manajer tetap.

Fulham mempersiapkan banyak nama sebagai pengganti Tigana. Salah satunya adalah Klaus Toppmöller. Namun pilihan akhirnya dijatuhkan kepada Coleman, yang berhasil menyelamatkan Fulham dari ancaman degradasi.

“Pada awalnya saya mengatakan tidak tertarik kepada tugas penuh waktu,” ujar Coleman sebagaimana dikutip dari BBC. “Namun saya merasakan nikmatnya (menjadi manajer) dan mengubah keputusan saya.”

Keputusan Coleman menerima tawaran dari Fulham menjadikannya manajer termuda Premier League (saat itu berusia 33 tahun). Di musim penuh pertamanya, 2003/04, Coleman membuktikan kualitasnya dengan membawa Fulham mengakhiri musim di peringkat kesembilan.

Selepas Fulham, Coleman menangani Real Sociedad, Coventry City, dan AE Larissa. Meninggalnya Gary Speed saat masih menjabat posisi pelatih kepala Tim Nasional Wales membuat FAW harus mencari pengganti. Coleman terpilih dan diangkat menjadi pelatih kepala tim nasional pada 19 Januari 2012.

Tiga tahun kegigihan Coleman meneruskan pekerjaan Speed akhirnya membuahkan hasil. Wales, untuk pertama kali dalam sejarah mereka, lolos ke Piala Eropa. Apa yang tidak berhasil dipersembahkan oleh Ryan Giggs dan Ian Rush mampu diberikan oleh Aaron Ramsey dan Gareth Bale.

“Momen yang luar biasa untuk sepakbola Wales,” ujar Ramsey – kapten di era Gary Speed dan wakil kapten di era Chris Coleman – selepas pertandingan. “Mencetak sejarah adalah pencapaian yang luar biasa, kami akhirnya lolos ke kejuaraan besar. Kelompok pemain-pemain ini istimewa. Keberhasilan ini tidak terjadi semalam, namun karena kebersamaan, kami sulit dikalahkan. Kami hanya negara kecil, namun kami berhasil. Kami sangat bahagia. Terima kasih kepada para suporter. Sampai jumpa di Prancis!”

Di tengah perayaan yang berlangsung di mana-mana, ada pihak yang memilih merayakan hal ini dalam sunyi.

“Saya sangat bahagia Wales akhirnya berhasil,” ujar ayah mendiang Gary Speed, Roger Speed. “Dan saya sangat bangga karena nama Gary sangat sering disebut-sebut – oleh para pemain dan para pendukung – sepanjang perjalanan kualifikasi ini. Saya berada di Cardiff di pertandingan melawan Israel bulan lalu dan saya tidak pernah merasakan atmosfer seperti itu. Para pendukung menyanyikan lagu favorit Gary – I Can't Take My Eyes Off You – dan menyanyikan namanya. Saya sangat tersentuh. Bulu kuduk saya berdiri. Saya berlinang air mata.”

Dalam kesempatan yang sama, Roger Speed tidak lupa memuji pencapaian Coleman.

“Menyaksikan tim ini memberi saya kebahagiaan yang sangat besar dan Chris Coleman pantas mendapat pujian besar untuk apa yang berhasil ia capai ... Gary pasti sangat bangga akan keberhasilan mereka. Saya tahu ia menyaksikan dari surga dan mendukung tim ini.”

Dari Gary Speed dan Chris Coleman: sebuah keberhasilan dan kebanggaan untuk Gary Speed dan Wales.

Komentar