Pelampiasan Dendam "Big Sam" Melalui Sunderland

Cerita

by Randy Aprialdi

Randy Aprialdi

Pemerhati kultur dan subkultur tribun sepakbola. Italian football enthusiast. Punk and madness from @Panditfootball. Wanna mad with me? please contact Randynteng@gmail.com or follow @Randynteng!

Pelampiasan Dendam

Sunderland cukup kesulitan mencari manajer baru ketika Dick Advocaat resmi mengundurkan diri karena tidak kuasa melihat situasi Sunderland yang berada di zona degradasi Liga Primer Inggris 2015/2016. Kemudian Lee Congerton, selaku Direktur Olahraga, mencoba melobi beberapa nama manajer layaknya David Moyes, Real Sociedad, serta beberapa yang sedang menganggur seperti Harry Redknapp, Sean Dyche, Nigel Pearson, Walter Mazzari, dan lainnya.

Dari sederet nama  tersebut tidak ada yang berani menangani The Black Cats, julukan Sunderland. Bahkan Redknap berkomentar jika Juergen Klopp, yang kini menjadi pelatih baru Liverpool, bukanlah pelatih hebat jika tidak bisa mengatasi situasi yang dialami John O'Shea dkk. saat ini. Pasalnya Sunderland tidak bisa beranjak dari zona degradasi sejak Liga Primer Inggris 2011/2012 walau pada akhirnya mereka selalu selamat.

Kendati demikian, pasca pengunduran diri Advocaat masih ada yang berminat membesut Sunderland, yakni Kevin Mark Phillips. Ia merupakan mantan pemain Sunderland 1997 sampai 2003 dan sekarang berstatus Asistan Manajer Derby County. Sayangnya ia merasa masih belum cukup waktu untuk melatih kesebelasan yang melambungkan namanya ketika masih bergelut di lapangan hijau.

Lantas pada akhirnya siapa pemimpin The Black Cats melalui bangku cadangan? Akhirnya pertanyaan ini terjawab pada Jumat (9/10) malam. Sunderland resmi menunjuk Sam Allardyce, mantan Manajer West Ham United. Padahal dikabarkan beberapa media Inggris bahwa dirinya merupakan salah satu orang yang tidak tertarik melatih kesebelasan yang bermarkas di Stadium of Light tersebut.

Usai berlibur di Spanyol, akhirnya Big Sam, panggilan akrab Allardyce, mengamini permintaan Ellis Shorts selaku pemilik Sunderland untuk melatih klub yang sedang berada di peringkat 19 klasemen sementara Liga Primer Inggris musim ini. Sepertinya Congerton memiliki cukup alasan mengajukan Allardyce kepada Ellis karena mengingat manajer tersebut cukup berpengalaman menyulap klub medioker menjadi sedikit mencuat.

Allardyce berhasil membawa Bolton Wanderers menjadi finalis Piala Liga 2004. Tentu saat itu menjadi masa indah bagi Big Sam bersama mantan klubnya itu. Sejatinya juga ia tidak buruk-buruk amat ketika membesut West Ham pada musim lalu. Pada Liga Primer Inggris 2014/2015 itu ia membawa The Hammers, julukan West Ham, mengakhiri peringkat 12 klasemen akhir dan mendapatkan tiket kualifikasi Europa League 2015/2016. Bahkan dahsyatnya pada awal kompetisi sempat melejit karena menggebrak posisi empat besar Liga Primer Inggris musim lalu.

Tapi sayangnya kontrak Allardyce tidak diperpanjang sehingga pihak klub lebih memilih mengontrak Slaven Bilic. Padahal Big Sam adalah pahlawan bagi The Hammers. Berkat recikan taktiknya juga ia membawa West Ham kembali ke Liga Primer Inggris pada 2012 dan namanya saat itu dielu-elukan seluruh isi Stadion Wembley kala menyelesaikan Play-off promosi Liga Championship.

Baca juga : Manuver-Manuver The Hammers

Tapi mungkin direksi West Ham tidak menyukai komentar-komentarnya kepada media menjadi alasan lain mengapa kontraknya tidak diperpanjang. Pada musim lalu, manajer kelahiran 19 Oktober 1954 ini kerap berkomentar kepada media yang memperpanas kondisi internal The Hammers.

Ia berlebihan memuji rekrutan pemain baru West Ham sehingga terjadinya kecemburuan sosial di ruang ganti. Selain itu yang paling disayangkan adalah ketika ia blak-blakan menyesali keputusan mempermanenkan Andy Caroll dari Liverpool karena sebelumnya ia memiliki kesempatan untuk mendatangkan Wilfried Bony yang waktu itu masih berseragam Vittesse, sehingga ia lebih memilih sering memainkan Diafra Sakho atau Enner Valencia.

Perlakuan Big Sam itulah yang membuat Bilic kesal kepada pendahulunya tersebut. Maka jika mengingat pengalaman Allardyce seharusnya bisa dijadikan pelajaran ketika memulai tugasnya di Stadium of Light saat ini. Apalagi sekarang kondisi O'Shea dkk sedang di bawah tekanan sepeninggal Advocaat.

Jadi manajer 60 tahun ini sekarang hanya cukup menjaga mulutnya dan mengeluarkan keistimewaan khasnya seperti mampu mempersatukan para pemain tua dan muda dalam permainan skuatnya. Selain itu ia dikenal sebagai manajer yang mampu menyulap pemain mengeluarkan kemampuan terbaiknya dan mengorbitkan bintang-bintang baru seperti Aaron Cresswell, Carl Jenkinson, Cheikhou Kouyate, Sakho dan lainnya sewaktu bersama West Ham musim lalu.

"Saya menikmati liburan saya dari sepakbola dan sekarang saya siap untuk kembali. Saya bertemu dengan Ellis dan kita berbicara tentang klub dan ambisinya dan saya tau ingin menjadi bagian dari itu," cetus Big Sam.

Sangat diyakini jika hasrat Allardyce untuk membangun Sunderland sangatlah besar. Apalagi jika mengingat ia merupakan mantan pemain The Black Cats pada 1980 sampai 1981.

West Ham yang ia bawa kembali ke divisi teratas Liga Inggris namun klub itu juga yang mengkhianati Allardyce. Maka untuk saat ini melatih Sunderland adalah satu-satunya jalan tercepat untuk Big Sam balas dendam dan menunjukan kebesarannya.

Sumber : BBC, Daily Mail, Mirror, SB Nation, Sky Sports, Soccerway, The Guardian, The Irish Times

Komentar