Giovinco (Bukan) Anak Emas Conte

Cerita

by redaksi

Giovinco (Bukan) Anak Emas Conte

Ditulis oleh Dadan Resmana

Italia akan menghadapi Azerbaijan dan Norwegia dalam lanjutan kualifikasi Piala Eropa 2016 grup H. Menang dari dua negara tersebut akan semakin memuluskan langkah tim Azzuri ke Perancis tahun depan. Dari 27 pemain yang dipanggil oleh Antonio Conte, timnas Italia masih didominasi oleh para pemain Serie-A dan Juventus masih tercatat sebagai penyumbang terbanyak pemainnya ke timnas dengan 5 pemain.

Conte tampaknya tengah mempersiapkan kejutan lewat skuat yang dipanggilnya. Nama-nama macam Domenico Berardi dan Daniele Padelli bukannya tak mungkin bakal menjalani debut timnasnya di laga ini. Belum lagi kembalinya Fabio Quagliarella yang terakhir kali membela timnas Italia pada November 2010 lalu saat berhadapan dengan Rumania.

Conte juga masih memanggil Andrea Pirlo, walaupun usianya sudah menginjak 36 tahun dan saat ini bertanding di kompetisi yang levelnya jauh di bawah sejumlah liga Eropa.

Satu lagi nama yang menjadi perhatian: Sebastian Giovinco. The Atomic Ant kini bermain di Major League Soccer bersama Toronto FC. Torehan 21 gol di 30 pertandingan membuatnya lebih diprioritaskan daripada Balotelli.

Mantan pemain Juventus ini sebenarnya sudah dipanggil Conte untuk laga melawan Malta dan Bulgaria di kualifikasi Piala Eropa 2016 bulan lalu. Sayangnya, dia menarik diri akibat cedera.

Jika dibandingkan dengan penyerang lain yang dipanggil oleh Conte, Sebastian Giovinco menjadi yang tersubur dalam urusan mencetak gol. Jika dihitung rata-rata, maka ratio golnya adalah 0,70 per pertandingan di MLS musim ini.

Lain halnya dengan Eder yang sama-sama dipanggil oleh Conte. Pencetak gol terbanyak sementara Serie-A ini berhasil mencetak enam gol dalam tujuh pertandingan awalnya bersama Sampdoria. Rasio golnya adalah 0,85 per pertandingan.

Jika dibandingkan dengan pemain lain, Lorenzo Insigne, misalnya, rasio gol Giovinco tetap lebih sedikit. Di awal musim ini, rasio gol Insigne adalah 0.71 per pertandingan.

Terkait pemanggilan Giovinco, Conte menjelaskan bahwa ia tak ambil pusing dengan masalah rasio gol. Buatnya, torehan 21 gol tersebut yang menjadi alasan mengapa Giovinco layak untuk membela timnas.

Nama besar Sebastian Giovinco memang tak bisa lepas dari Antonio Conte. Conte lah yang memulangkan Giovinco ke Juventus pada musim 2012-2013. Saat itu Juventus harus membayar 11 juta euro dan membeli 50% kepemilikannya dari Parma. Di musim pertamanya bersama Juventus, Giovinco yang digadang-gadangkan sebagai "The Next Del Piero" berhasil mencetak sembilan gol dari 38 penampilannya di semua kompetisi.

Walau berhasil mengantarkan Juventus sebagai scudetto di musim tersebut, musim kedua Giovinco tak berjalan baik. Kehadiran Tevez dan Llorente membikinnya kehilangan kesempatan bermain sebanyak musim pertamanya. Hal ini pada akhirnya berpengaruh terhadap performa Giovinco di atas lapangan. Alih-alih membuktikan diri, Giovinco justru tampil buruk saat mendapat kesempatan bermain. Tak heran, jika ia kerap dicemooh oleh Juventini.

Kedatangan Massimiliano Allegri sebagai pengganti Conte di musim 2014-2015 semakin memperburuk posisi Giovinco di Juventus. Ia semakin jarang mendapat kesempatan bertanding, baik di kompetisi Serie A maupun Liga Champions.

Hal-hal macam inilah yang membuat masa depan Giovinco bersama Juventus dipertanyakan, belum lagi kontraknya bersama Juventus akan berakhir pada Juni 2015. Akibat tidak adanya kepastian dari manajemen terkait masa depannya, Giovinco pun memutuskan untuk berkarier di Major League Soccer bersama Toronto FC.

Kepindahan ke Toronto membuat nama Giovinco terlupakan di kalangan publik Italia, walau sebenarnya ia masih berada dalam periode emas pesepakbola: 28 tahun.

Konon, tingginya gaji menjadi salah satu alasan yang membuat Giovinco menerima tawaran Toronto FC: 6 juta euro setiap tahunnya. Jumlah yang tak akan mungkin diterimanya jika ia memutuskan untuk tetap berkarier di Serie A. Juventus yang merupakan klub papan atas Serie A saja, hanya mampu membayar gaji Giovinco sebesar 2.2 juta euro per tahun. Apalagi dengan tim lain yang nilai kekayaannya di bawah Juventus.

Atas segalanya, kelayakan  Giovinco untuk kembali berseragam Gli Azzurri memang masih perlu dibuktikan pada pertandingan kontra Azerbaijan dan Norwegia. Jika Giovinco bermain jauh di bawah standar sebagi seorang penyerang, agaknya dapat disimpulkan bahwa alasan pemanggilannya ke timnas: tak lebih dari sekadar anak emas Conte.

Komentar