Taktik Benny Dollo yang Akan Menguntungkan Sriwijaya di Leg Kedua

Analisis

by Ardy Nurhadi Shufi

Ardy Nurhadi Shufi

Juru Taktik Amatir
ardynshufi@gmail.com

Taktik Benny Dollo yang Akan Menguntungkan Sriwijaya di Leg Kedua

Sriwijaya FC meraih modal penting pada leg pertama babak semi-final Piala Presiden 2015. Bertandang ke Stadion Kanjuruhan, Malang, kesebelasan berjuluk Laskar Wong Kito tersebut meraih hasil imbang atas tuan rumah, Arema Cronus.

Keberhasilan Sriwijaya FC menahan Arema ini tak lepas dari kejelian sang pelatih, Benny Dollo, yang mengubah strateginya di tengah babak. Pada menit ke-40, saat skor masih 0-0, tiba-tiba Bendol menarik keluar Syakir Sulaiman untuk digantikan Fathul Rahman.

Pergantian saat babak pertama belum usai biasanya dilakukan ketika terdapat pemain yang cedera atau terdapat kartu merah yang membuat pelatih harus mengubah skema. Namun Bendol melakukan pergantian pemain pada babak pertama demi kebutuhan strategi.

Syakir yang berposisi sebagai gelandang serang, diganti oleh Fathul yang berposisi sebagai bek kiri. Pergantian ini pun kemudian membuat Syaiful Indra Cahya yang sebelumnya bermain sebagai bek kiri, digeser ke tengah sebagai gelandang bertahan menemani Yu Hyun Koo dan Asri Akbar.

formasisriwijayaarema
Perubahan formasi, dari 4-2-3-1(kiri) menjadi 4-3-3 yang dilakukan Benny Dollo pada menit ke-40.

Ternyata perubahan inilah yang berhasil membuat Arema Cronus tak berdaya khususnya di babak kedua. Perubahan ini pula yang membuat pertandingan berakhir imbang yang rasanya cukup menguntungkan Sriwijaya FC.

Perubahan ini dilakukan untuk meminimalisir Arema memberikan umpan pendek atau umpan daerah melalui tengah. Biasanya, Gonzales menjadi target men di mana kemudian ia sering memantulkan bola pada Samsul Arif yang absen pada laga ini atau Lancine Kone dari kedua sayap.

Dengan berpindahnya Syaiful ke tengah, membuat depan kotak penalti di area milik Gonzales dipenuhi oleh para pemain gelandang Sriwijaya. Bola-bola langsung dari tengah pada Gonzales pun dihindari dengan memilih serangan lewat sayap, pada Dendi atau Arif.

Skema lain yang digunakan Bendol untuk meredam agresivitas menyerang Arema adalah dengan cara memainkan garis pertahanan rendah. Saat bertahan, Titus Bonai dan Talaohu Musafri yang bermain di sayap, diwajibkan melakukan trackback membantu Wildansyah dan Syaiful (atau Fathul) di kedua sayap.

Sriwijaya pun baru melakukan tekel-tekel agresif jika bola serangan Arema berhasil dialirkan ke sepertiga akhir pertahanan. Pada sejumlah kesempatan, strategi ini berhasil. Namun pada kesempatan lain, strategi ini sering melahirkan pelanggaran-pelanggaran di depan kotak penalti yang tentunya dengan jarak yang cukup berpotensi menjadi gol.

Dari sini pula gol Arema terjadi. Pelanggaran dari sisi kanan melahirkan tendangan bebas yang meluncur pada kepala Gonzales. Di samping segala perdebatan atas gol ini, gol ini lahir sebagai resiko dari strategi bertahan yang digunakan Sriwijaya.

Adanya tiga gelandang yang dekat dengan back four pun sebenarnya diperuntukkan untuk memudahkan Sriwijaya dalam membangun serangan. Saat serangan balik, bola taklangsung dikirim pada Patrich Wanggai, Tibo dan Musafri tapi melalui gelandang, lalu baru didistribusikan ke ketiga pemain terdepan.

Tak jarang para gelandang Sriwijaya ini memainkan tempo saat tengah menguasai bola. Hal inilah yang membuat tempo permainan dari Arema, yang menginginkan pertandingan dengan tempo cepat, terhambat dan menjadi kacau.

Hanya saja formasi 4-5-1 Sriwijaya saat bertahan kerap kali membuat transisi dari bertahan ke menyerang. Terlambat naiknya Tibo dan Musafri membuat Patrich seringkali sendirian harus berduel dengan Fabiano Beltrame dan Purwaka Yudi. Serangan Sriwijaya pun sering dengan mudah dipatahkan.

Satu gol yang dicetak Sriwijaya pada laga ini pun lebih dikarenakan kejelian Wildansyah memanfaatkan umpan sepak pojok, bukan dari skema yang dibangun para pemain Sriwijaya. Tapi meskipun begitu, dengan taktik bertahan yang cukup berjalan sempurna, Sriwijaya berhasil mengamankan satu gol penting untuk leg kedua, dan membuat kans mereka untuk lolos ke partai final masih terbuka lebar.

Komentar