Perlukah AC Milan Merekrut Kembali Kevin-Prince Boateng?

Taktik

by Randy Aprialdi

Randy Aprialdi

Pemerhati kultur dan subkultur tribun sepakbola. Italian football enthusiast. Punk and madness from @Panditfootball. Wanna mad with me? please contact Randynteng@gmail.com or follow @Randynteng!

Perlukah AC Milan Merekrut Kembali Kevin-Prince Boateng?

Mantan kiper AC Milan, Marco Amelia, sempat menjalani trial di Chelsea. Hasilnya: ia dikontrak sampai akhir musim 2015/2016 untuk melapis Asmir Begovic dan Thibaut Courtois yang menjadi pilihan pertama penjaga gawang.

Ini agak sedikit menyedihkan. Ironis, memang, mengingat sewaktu belia ia sempat digadang-gadang menjadi kiper masa depan andalan Italia.

Sewaktu muda ia mendapatkan ilmu di AS Roma ketika meraih scudetto 2000/2001 dan menjadi kiper andalan Italia U-15 sampai U-21. Kemudian Amelia menjadi andalan Livorno yang membuatnya sempat tampil membela Italia sebanyak sembilan kali. Kini dalam umur 33 tahun, dalam fase usia yang masih dalam masa keemasan seorang penjaga gawang, ia malah terkatung-katung. Bahkan sempat memperkuat Rocca Priora, kesebelasan amatir Italia, dan Perugia setelah dilepas Milan pada transfer musim panas 2014.

Ia rela bergabung dengan Chelsea dalam status pemain tanpa kesebelasan. Trial untuk pemain berusia 33 tahun jelas bukan capaian yang bagus.

Setali tiga uang dengan Amelia, cerita nyaris sama sedang dialami Kevin-Prince Boateng. Pemain berposisi gelandang serang ini sedang mengikuti sesi latihan bersama mantan kesebelasannya, AC Milan, setelah didepak Schalke 04. Padahal bersama kesebelasan asal Jerman itu ia masih memiliki kontrak sampai Juni 2016.

Tapi sejak berseteru dengan Roberto Di Matteo, pelatih Schalke musim lalu, hubungan dia dengan pihak kesebelasan semakin memanas. Atas konflik itu jugalah Boateng gagal bergabung dengan Sporting Lisbon pada bursa transfer musim panas 2015 lalu karena adanya ketidaksetujuan soal hak citra pesepakbola bersangkutan.

Tawaran untuk berkiprah di liga Uni Emirat Arab atau Qatar juga ditolak Boateng dan lebih memilih bertahan di Schalke sampai kontraknya habis. Tapi sayangnya Schalke tidak menginginkan Boateng hingga statusnya sempat terkatung-katung. Waktu untuk mencari kesebelasan baru pun telah habis, alhasil ia diberi kesempatan berlatih bersama Milan sampai 31 Desember mendatang.

Sungguh ironis bagi pemain jebolan akademi Herta Berlin ini. Boateng merupakan pemain yang pernah mengantarkan I Rossoneri, julukan Milan, juara Serie-A 2010/2011 dan menjadi runner-up pada musim selanjutnya. Selain itu Boateng juga turut berkontribusi meraih gelar juara Super Copa Italia 2011.

Tapi pemain kelahiran 6 Maret 1987 itu meninggalkan Milan pada akhir musim 2013. Alasan utamanya: tidak tahan menerima serangan-serangan rasialisme dari para suporter di Italia.Titik kesabaran Boateng terhadap hinaan berbau rasial mencapai batasnya ketika menjalani partai persahabatan Milan melawan Pro Patria, kesebelasan divisi tiga Italia.

Sementara itu berlatih bersama Milan saat ini akan menjadi keuntungan sendiri bagi Schalke. Boateng dibiarkan agar kondisi fisiknya tetap bugar sehingga membuat kesebelasan besutan Sinisa Mihajlovic tersebut bisa tertarik menyodorkan kontrak pada bursa transfer Januari 2016 mendatang. Dampak keuntungan bagi Die Königsblauen, julukan Schalke, adalah mendapatkan uang transfer ketimbang melepaskan ke Milan secara gratis pada Juni 2016.

"Kevin akan berlatih dengan Milan sampai liburan musim dingin. Kami membahas kesempatan ini bersama-sama dan kembali latihan dengan tim itu akan sangat berguna baginya," ujar Horst Heldt, Direktur Schalke. "Pilihan ini baik untuk kita, karena di atas semuanya karena cara ini pada bulan Januari ia bisa dijual. Ini adalah dasar dari keputusan dan alasan kami menerima situasi ini," sambungnya.

Setidaknya mungkin Schalke akan mendapatkan uang sesuai harapan harga pasarnya sebesar 4 juta poundsterling. Tapi Boateng tidak bisa bermain untuk Rosssoneri begitu saja karena dalam kontraknya ia masih berstatus pemain Schalke sampai Juni 2016. Maka untuk saat ini ia cuma bisa bernostalgia bersama Milan pada ajang-ajang uji coba saja.

Kevin-Prince Boateng dan Kebutuhan Gelandang Serang Mihajlovic

Milan sedang berambisi mengembalikan kejayaan. Salah satu upayanya adalah mendatangkan kembali sebagian kecil mantan pemainnya yang pernah berjaya bersama Rossoneri. Salah satu yang paling ngebet mereka rekrut pada bursa transfer musim panas 2015 adalah Zlatan Ibrahimovic dari Paris Saint-Germain.

Tapi rayuan Milan gagal mengambil mantan pemain yang pernah mempersembahkan scudetto pada 2010/2011 tersebut. Justru pilihan lain adalah merekrut kembali Mario Balotelli dari Liverpool dengan status pinjaman.

Sementara itu pertanyaannya adalah pantaskah Boateng bereuni kembali dengan status yang permanen bersama Balotelli dan Milan? Hal ini kembali pada kebutuhan taktik Mihajlovic di Rossoneri.

Pelatih yang baru membesut Milan sejak awal musim ini mempraktikkan formasi 4-3-1-2. Tapi taktik Mihajlovic seringkali mengalami kebuntuan karena kekurangan di sektor gelandang serang atau penyerang lubang di antara dua striker yang dipasang, baik Carlos Bacca, Luiz Adriano atau Balotelli.

Sejauh ini Mihajlovic mempercayakan posisi gelandang serang kepada Keisuke Honda. Sayangnya pemain asal Jepang tersebut masih belum memberikan performa signifikan untuk kesebelasannya saat ini. Dari empat penampilan Honda sebagai gelandang serang ia belum mencetak gol atau bahkan asist satu kali pun. Giacomo Bonaventura bahkan lebih unggul daripada Honda karena ia sudah mencetak dua gol dan tiga asist, tapi ia sering dipilih Mihajlovic sebagai salah satu dari tiga gelandang di lini tengah, bukan gelandang serang di belakang striker.

Sementara Alessio Cerci dinilai belum bisa mengmbalikan kemampuannya karena dalam dua kali kesempatan bermain sebagai pengganti, akurasi operan akuratnya cuma memiliki rataan 60 persen. Tampaknya Mihajlovic juga tidak puas atas rapor Cerci selama setengah musim lalu setelah didatangkan dari Atletico Madrid. Saat itu Cerci cuma mencetak satu gol dan empat asist, bukan 13 gol dan 10 asist seperti masih membela membela Torino pada 2013/2014.

Di sisi lain Mihajlovic masih belum bisa mengandalkan Jeremy Menez yang tampil gemilang bersama Milan musim lalu karena masih berkutat dengan cedera punggung. Bahkan dikabarkan jika Menez, Honda dan Cerci diisukan bakal dilepas Mihajlovic agar bisa mendapatkan Axel Witsel dari Zenit St. Petersburg pada Januari 2016 mendatang.

Melihat rencana-rencana Milan di tangan pelatih asal Serbia tersebut membuat kemungkinan menyodorkan kontrak bagi Boateng semakin membesar. Apalagi jika pemain 28 tahun ini menunjukan keseriusan meningkatkan performanya selama latihan di San Siro sampai akhir Desember nanti.

03EA1F1B00000514-0-image-a-2_1438812867230

Kevin-Prince Boateng bersama Mario Balotelli ketika masih sama-sama memperkuat AC Milan.

Pemain yang pernah memperkuat Portsmouth ini sesungguhnya hanya mencintai Milan. Tapi karena kecenderungan rasisme yang tinggi di Italia yang memaksanya pergi meninggalkan San Siro.

"Milan? Cintanya untuk I Rossoneri sudah menjadi rahasia umum dan diketahui banyak orang. Ia selalu senantiasa mengatakan dirinya penggemar AC Milan," seperti yang pernah dikatakan agennya, Edward Crnjar.

Setidaknya  selama latihan bersama Milan ia bisa tetap mengasah keahliannya dalam melepaskan umpan terobosan serta belajar menutupi kelemahannya dalam melakukan tekel bersih. Aspek terakhir itu penting terutama karena Mihajlovic punya kehendak menularkan agresifitas kepada permainan Milan saat ini.

Peluang untuk mendapatkan kontrak permanen dari Milan pun diperbesar dengan hasrat Silvio Berlusconi dan Adriano Galliani untuk mengembalikan scudetto ke Kota Milan dengan memulangkan beberapa mantan pemain yang pernah meraih gelar itu pada 2010/2011. Boateng dan Balotelli adalah dua di antaranya.

Balotelli sebagai "anak hilang" sudah bergabung. Giliran Boateng yang diberi peluang untuk menyusul.

Bagaimana dengan Ibrahimovic? Mungkin terlalu ambisius karena saat ini Rossoneri sudah memiliki duet Bacca dan Luiz Adriano yang lebih bugar. Belum jika menilai harga transfer dan gaji Ibra.

Sumber : ESPN, Football-Italia, Forza Italian Football, Goal, Milan News, Soccerway, Sport Mediaset, Who Scored, Wikipedia.

Komentar