Kisah-kisah Sang Dinamit Ukraina, Andriy Shevchenko

Backpass

by Redaksi 38

Redaksi 38

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Kisah-kisah Sang Dinamit Ukraina, Andriy Shevchenko

Tepat hari ini, 29 September, 40 tahun yang lalu, seorang anak laki-laki lahir di kota Dvirkivschyna, salah satu daerah kecil di Ukraina (dulu Uni Soviet). Kelak, anak laki-laki tersebut akan menjadi pujaan Milanisti di seluruh dunia. Padahal, sebelum memulai karier sepakbolanya dulu, ia sempat gagal mengikuti tes dribble untuk masuk sekolah spesialis olahraga di Kyiv.

Shevchenko, bisa saja memiliki kewarganegaraan Jerman dan bermain untuk tim nasional Jerman jika saja ayahnya tidak memutuskan pindah menjelang hari kelahirannya. Untuk diketahui, ayahnya bekerja sebagai pegawai Uni Soviet yang ditempatkan di Potsdam, salah satu kota di Jerman.

Bayangkan saja jika ayah beserta keluarga kecilnya saat itu memutuskan untuk menunggu kelahiran Shevcenko di Jerman. Barangkali, sejak tahun 2000-an, Jerman sudah lebih dulu merengkuh trofi Piala Dunia. Berlebihan? Ya, namanya juga andai-andai.

Namun demikian, bukan berarti ia tak mengunjungi Jerman sama sekali. Keikutsertaannya dalam turnamen sepakbola junior yang dihelat di kota Cologne bersama tim nasional junior Ukraina, pada akhirnya membikin Sheva kecil bisa mengunjungi Jerman.

Bersama keluarganya yang waktu itu juga tak ingin melewatkan kesempatan untuk mendukungnya secara langsung, Sheva mengaku bahwa mereka benar-benar menikmati bagaimana menyenangkannya tinggal di Jerman walau dalam sekejap.

Jauh setelah kejadian tersebut, Sheva akhirnya memutuskan untuk berkarier di Milan, setelah berhasil mempersembahkan jejeran gelar buat klub masa kecilnya, Dynamo Kyiv. Mahar 25 juta dolar menjadi penanda kepindahannya. Bukan kepindahan yang sia-sia, bukan pula uang yang terbuang dengan percuma. Rentetan pencapaian pribadi seperti Balon d` Or hingga gelar kolektif macam liga Champions pun berhasil direbutnya bersama klub bertajuk Rossoneri tersebut.

Namun nyatanya, sehebat apapun ia sebagai pesepakbola, pencapaian Sheva juga tak sempurna-sempurna amat. Bukan anggapan asal-asalan, karena ia sendiri pun mengakuinya.

"Aku memang pemain yang bagus, tapi aku tak akan pernah menjadi pemain yang besar jika tidak pernah mencicipi gelaran Piala Dunia bersama Ukraina."

sheva



Lagi-lagi, Jerman menjadi tempat yang dinanti-nanti oleh Shevchenko untuk mewujudkan mimpinya membawa tim nasional Ukraina bermain di Piala Dunia. Saat itu, Ukraina tergabung dalam grup H bersama Spanyol, Tunisia dan Arab Saudi.

Meski dihajar 4-0 oleh Spanyol di pertandingan pembuka, Ukraina mampu bangkit menghajar Arab Saudi dan Tunisia. Kala itu, Shevchenko mencetak gol di kedua partai tersebut. Namun sayang, langkah dan mimpinya terhenti di tangan Italia (tim yang nantinya akan menjadi juara Piala Dunia 2006) dengan skor 3-0 di babak perempat final. Bagi Shevcenko, babak perempat final merupakan prestasi tersendiri bersama negaranya.

Pembicaraan tentang Shevchenko tidak melulu menyoal gelar prestisius dan gelontoran gol-golnya ke gawang lawan. Sebagai bintang lapangan, ia juga mahir menghibur siapapun dengan guyonan dan trik-trik liciknya.

Entah apa sebabnya, tapi yang jelas, Sheva gemar sekali mengelabui wartawan dan kalangan media lainnya. Pernah sekali waktu, pasca pertandingan, Sheva melancarkan aksi konyolnya ini.

Ceritanya, beberapa saat setelah pertandingan usai, ia berjalan ke arah kamera yang menyorot seorang wartawan yang sedang melaporkan jalannya pertandingan. Wartawan mana yang tak kaget saat dihampiri oleh orang macam Shevchenko?

Parahnya, Sheva tak cuma menghampiri, ia pun menepuk pundak sang wartawan laiknya kawan lama. Rupa-rupanya, waktu itu Sheva sedang menjahili sang wartawan dengan berupaya menyembunyikan dompetnya.

Ketika wawancara usai, Sheva mengejutkan sang wartawan dan kameramennya dengan menunjukkan dompet tadi di depan kamera. Tak ayal, ia tertawa puas karena trik jahilnya berjalan dengan sukses.

Yang lebih lucu lagi, saat menjadi bintang tamu di acara olahraga BT Sports, beberapa pemandu acara mewawancarai Sheva tentang kelakuan jahilnya itu. Sheva hanya berseloroh dan menjawab bahwa trik tersebut adalah guyonan khas Ukraina. Diperlukan kemampuan khusus supaya bisa menguasai trik tersebut.

Ketika semuanya berjalan normal, tanpa disangka Sheva kembali menunjukkan keahlian uniknya tersebut dengan mengeluarkan dompet milik James Richardson –salah satu jurnalis yang hadir saat acara masih berlangsung. Sontak ia dan seisi studio hanya bisa tertawa.

Wah, kemampuan Sheva yang satu ini memang tak bisa dianggap sepele. Ada yang ingin berguru padanya? Ucapkan selamat ulang tahun dulu, ya.

Komentar