Lacazette dan Valbuena Siap Kacaukan Pembuktian Míchel

Cerita

by Redaksi 43

Redaksi 43

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Lacazette dan Valbuena Siap Kacaukan Pembuktian Míchel

Tidak terjalinnya saling pengertian antara Marcelo Bielsa dengan presiden dan pemilik kesebelasan Olympique de Marseille membuat El Loco meninggalkan jabatannya setelah menemani Marseille menjalani satu pertandingan Ligue 1 musim ini. Para penggemar yang sudah percaya dan mendukung Bielsa menyesali kepergian pelatih berkebangsaan Argentina tersebut, namun yang sudah pergi tak dapat ditarik kembali.

Via asisten pelatih kepala, Franck Passi, tongkat estafet kepelatihan Marseille sampai ke tangan Míchel. Eks pemain sayap Real Madrid di tahun 1980-an tersebut memulai tugas barunya dengan gebrakan: menang 6-0 melawan Espérance Sportive Troyes Aube Champagne di kandang. Optimisme menghinggapi para pendukung Marseille hingga realita mengajak mereka untuk membuka mata.

Di pekan keempat, pada pertandingan kedua Míchel sebagai pelatih kepala Marseille, Les Phocéens kalah 0-2 ketika bertandang ke Stade de Reims. Míchel merespons kekalahan tersebut dengan kemenangan 4-1 atas Seporting Club de Bastia di Stade Vélodrome. Hasil tiga pertandingan pertama memberi gambaran: Míchel sudah mampu menguasai tugasnya, tapi masih terbatas di kandang saja.

Karenanya ada kekhawatiran ketika Míchel harus menjalani pertandingan Eropa pertamanya bersama Marseille di Euroborg, kandang kesebelasan Belandang, Football Club Groningen. Kekhawatiran tersebut terbukti tidak berdasar karena Marseille ternyata mampu mengalahkan tuan rumah tiga gol tanpa balas walau Míchel mengistirahatkan beberapa pemain utama untuk pertandingan melawan Lyon malam nanti; ujian selanjutnya setelah mengakhiri ketidakmampuan menang tandang.

Bukan hanya ujian, pertandingan melawan Lyon juga akan menjadi ajang pembuktian diri bagi pria bernama lengkap José Miguel González Martín del Campo ini. Walau didewakan oleh para pendukung Marseille, Bielsa memiliki satu kekurangan: selalu gagal menang melawan Olympique Lyonnais dan Paris Saint-Germain, dua besar Ligue 1 musim lalu sekaligus dua kesebelasan dengan peluang juara terbesar musim ini. Melawan Lyon, Bielsa kalah 0-1 di Stade de Gerland dan imbang tanpa gol di Stade Vélodrome. Melawan PSG, sementara itu, Bielsa kalah 0-2 di Parc des Princes dan menyerah 2-3 dalam pertandingan tanpa formasi di Stade Vélodrome.

Ada lima kesebelasan di antara Marseille dan Lyon walau keduanya hanya berselisih dua angka. Marseille, dengan enam angka dari dua kemenangan, berada di peringkat ke-14. Lyon sendiri memiliki delapan angka dari dua kemenangan dan dua hasil imbang. Walau memiliki koleksi poin yang lebih sedikit, Marseille lebih produktif karena sudah mencetak sepuluh gol sementara Lyon baru enam; empat dari Nabil Fekir, dua dari Claudio Beauvue. Alexandre Lacazette, penyerang tertajam Ligue 1 musim lalu, belum sekali pun mencetak gol.

Di pekan pertama dapat dimengerti jika Lacazette tidak mencetak gol, karena para pemain Lyon dan FC Lorient sama-sama tidak mampu mencetak gol di Stade de Gerland.  Di pekan kedua, Lacazette yang berduet dengan Fekir saat Lyon bertandang ke En Avant de Guingamp sama-sama tidak mampu mencetak gol. Malah Beauvue, yang masuk sebagai pemain pengganti, yang mencetak gol ke gawang bekas kesebelasannya sendiri. Pekan ketiga, saat Lyon kalah 1-2 dari Stade Rennais, Fekir mulai mencetak gol. Namun Lacazette masih belum juga menemukan ketajamannya.

Cedera memaksa Lacazette absen di pekan keempat, sehingga Fekir berduet dengan Beauvue di lini depan saat Lyon bertandang ke Stade Malherbe Caen. Tiga gol Fekir dan satu gol Beauvue membawa Lyon menang telak empat gol tanpa balas. Di pekan kelima, cederanya Fekir ketika membela Tim Nasional Perancis membawa Lacazette kembali ke starting line-up, berduet bersama Beauvue; keduanya gagal mencetak gol saat Lyon bermain imbang tanpa gol melawan Lille OSC.

Dengan catatan seperti itu, Marseille boleh bernapas lega karena mereka tidak harus berhadapan dengan Fekir. Namun Marseille juga tidak dapat berleha-leha karena Lacazette dapat kembali ke performa terbaiknya kapan saja. Bermain melawan kesebelasan besar, walau akan membuat Lacazette kesulitan, juga melipatgandakan semangatnya untuk membuktikan diri. Dan walau adanya ancaman dari Lacazette belum pasti, Marseille juga harus mencari cara untuk meredam ancaman-ancaman yang datang dari bekas anak emas mereka: Mathieu Valbuena.

Komentar