Terjalnya Jalan Kroasia Menuju Piala Eropa 2016

Berita

by Randy Aprialdi

Randy Aprialdi

Pemerhati kultur dan subkultur tribun sepakbola. Italian football enthusiast. Punk and madness from @Panditfootball. Wanna mad with me? please contact Randynteng@gmail.com or follow @Randynteng!

Terjalnya Jalan Kroasia Menuju Piala Eropa 2016

Kroasia merana. Jelang penentuan tim yang lolos dari Grup H kualifikasi Piala Eropa 2016 di Perancis, Kroasia yang merupakan kesebelasan negara favorit di grup tersebut, justru mengalami kemunduran.

Federasi Sepakbola Kroasia (HNS) telah memecat Niko Kovac dari kursi manajer. Hasil buruk dengan bermain imbang 0-0 di Azerbaijan pada Kamis (3/9) dan dikalahkan Norwegia dengan skor 2-0, Minggu (6/9), menjadi sinyal buat Presiden HNS, Davor Suker untuk mencari pengganti Kovac.

Suker sudah menyiapkan suksesor Kovac yang akan diwawancarai pada 21 September mendatang. "Dewan Eksekutif Asosiasi Sepakbola Kroasia mencapai keputusan bulat untuk mengakhiri kontrak kami dengan Niko Kovac dan seluruh staff," terangnya.

Tapi Suker menolak untuk membocorkan nama salah satu kandidat pengganti Kovac. Namun banyak media Kroasia yang menyebut bahwa Ante Cacic, pelatih Lokomotiva Zagreb, merupakan kandidat pengganti Kovac yang paling memungkinkan untuk saat ini.

Sebetulnya catatan Kovac tidak terlalu buruk karena sebelumnya telah berhasil membawa Kroasia lolos ke Piala Dunia 2014, setelah mengambil alih kusi manajer dari Igor Stimac pada Oktober 2013.

2C1D62A700000578-0-image-a-1_1441806515966

Niko Kovac dipecat dari kursi kepelatihan kesebelasan nasional Kroasia

Seiring waktu berjalan, kritik demi kritik mulai mengiringi langkah Kovac. Terakhir, mantan pemain Bayern Munich itu berselisih dengan Luka Modric, Kapten Kroasia, yang tidak senang diganti ketika pertandingan melawan Azerbaijan dan menentang pernyataan Kovac yang menganggap bahwa, para pemain tidak sepenuhnya bermain dengan semangat ketika melawan Norwegia.

Situasi ruang ganti kesebelasan berjuluk Vatreni itu memang sangat panas ketika dikalahkan Norwegia. Kovac marah besar kepada para pemainnya yang dianggap bermain tidak sepenuh hati dan menegaskan jika ia dan staf lainnya sudah bekerja maksimal, kecuali para pemain.

"Tim harus memberikan 100 persen. Jika tidak, Anda tidak bisa menang, melawan Azerbaijan atau Norwegia. Bermain untuk tim nasional tidaklah sama dengan bermain untuk klub Anda," imbuh Kovac.

Atas dasar itulah Modric kemudian menentang balik Kovac, setelah manajer itu mengkritik timnya karena mereka hanya berhasil mendapatkan satu poin dalam dua pertandingan terakhir di kualifikas Piala Euro 2016. Modric dengan lantang menegaskan bahwa ia dan rekan-rekannya sudah mengeluarkan seluruh kemampuan.

"Setiap orang berhak berpendapat. Permainan kami miskin dan berantakan, tapi kami masih mencoba yang terbaik. Sayangnya, semua berjalan ke arah yang salah," kata Modric berusaha meluruskan.

Baca juga : Fans Kroasia yang Identik dengan Kekerasan

Sebetulnya tanda-tanda keretakan antara keduanya mulai muncul sejak pertandingan melawan Azerbaijan. Kovac mengganti Modric pada menit 71. Ia digantikan oleh Marcelo Brozovic. Rupanya Modric tidak senang dengan keputusan pergantiannya tersebut.

Usai laga, ia pun mempertanyakan keputusan pergantian itu kepada Kovac. Padahal saat itu Kroasia tengah dalam sorotan media lokal atas performa dalam lapangan terutama hasil imbang 1-1 melawan Italia pada 13 Juni lalu.

Hanya berhasil mengumpulkan satu poin dalam dua laga Grup H terakhir, kini posisi Vatreni melorot di urutan ke tiga dengan raihan 15 poin dari delapan pertandingan, terpaut tiga poin dari Italia selaku pemucak klasemen dan satu poin di bawah Norwegia.

Pada peringkat tiga tersebut, Modric dkk belum bisa tenang karena dibayang-bayangi hukuman hitung-hitungan pengurangan satu poin UEFA yang akan diputuskan pada akhir bulan ini. Sebetulnya sanksi akibat adanya ukiran logo swastika di rumput Stadion Poljud Kroasia yang memakai bahan kimia oleh oknum-oknum suporter Vatreni itu sudah diajukan banding oleh HNS.

Tentu bayang-bayangan hukuman tersebut tidak bisa membuat Kroasia tenang karena mereka membutuhkan poin agar duduk di dua besar peringkat grup H kualifikasi Euro 2016, atau minimal berada di peringkat tiga pun mereka merupakan kesebelasan negara terbaik.

Untuk lolos ke Euro 2016, dua tim teratas dari masing-masing sembilan kelompok dan yang terbaik tim urutan ke tiga otomatis lolos bersama dengan tuan rumah Prancis. Sementara delapan kesebelasan urutan ke tiga setiap grupnya akan masuk play-off untuk memenuhi sisa kuota empat kesebelasan yang akan masuk Euro 2016.

Sumber : BBC, Daily Mail, The Star,

Komentar