Silakan Ragukan Juraj Kucka

Cerita

by Ardy Nurhadi Shufi

Ardy Nurhadi Shufi

Juru Taktik Amatir
ardynshufi@gmail.com

Silakan Ragukan Juraj Kucka

Keseriusan AC Milan untuk memperbaiki performanya pada musim 2014/2015 ditunjukkan pada aktivitas bursa transfer. Kecuali posisi kiper, hampir semua lini ditingkatkan kualitasnya dengan merekrut pemain-pemain baru yang kualitasnya bisa dibilang cukup baik setidaknya untuk bersaing di papan atas Serie A.

Untuk lini tengah, terdapat sejumlah wajah-wajah baru meski Geoffrey Kondogbia dan/atau Axel Witsel gagal didapatkan. Dimulai dari Antonio Nocerino (kembali dari pinjaman), Andrea Bertolacci, Jose Mauri, hingga Juraj Kucka.

Tak seperti lini depan dan belakang, tak bisa dimungkiri bahwa akan banyak pendukung Milan yang meragukan kualitas keempat gelandang tersebut. Apalagi jika pembandingnya merupakan pemain sekelas Kondogbia dan Witsel, yang rasanya layak langsung bermain untuk skuat utama jika berhasil didatangkan.

Lalu apakah para gelandang baru ini bisa meningkatkan kualitas lini tengah Milan? Dari keempat gelandang yang telah disebutkan tadi, hanya Bertolacci yang tampaknya akan langsung menjadi andalan Milan. Nocerino, Mauri, dan Kucka, hanya bermain sebagai pengganti pada salah satu dari dua pertandingan Milan di Serie A musim ini.

Tapi sebenarnya, Kucka tampaknya bisa menjadi pengecualian tersendiri. Meski sebelumnya hanya bermain di Genoa, yang notabene bukan kesebelasan papan atas di Serie A, gelandang asal Slovakia ini memiliki sesuatu yang bisa ditawarkan bagi kebutuhan taktikal Mihajlovic.

Jika konsep alpa dan beta diterapkan pada peran seorang pemain sepakbola, Kucka merupakan pemain bertipikal beta. Tak seperti alpa yang begitu dominan dan terlihat menonjol, pemain bertipe beta memiliki peranan penting bagi pemain alpa meski kontribusinya tak terlihat secara nyata.

Kucka bukanlah pemain yang sering unjuk kebolehan skill individu yang dimilikinya. Ia memang bukan gelandang yang rajin mencetak gol atau sering menciptakan assist. Tapi tanpa peran gelandang berusia 28 tahun ini di tengah, pemain-pemain alpa dalam kesebelasan yang ia bela akan kesulitan menampilkan performa terbaiknya.

Di Genoa, yang musim lalu mengakhiri musim di peringkat 7, Bertolacci menjadi pemain yang begitu diandalkan umpan-umpan matang serta tembakan-tembakan jarak jauhnya. Tapi agar Bertolacci bisa mendapatkan panggung baginya untuk menampilkan performa terbaiknya, Kucka menjadi gelandang yang melindungi area tengah dalam menghadapi serangan dan memberikan bola pada Bertolacci.

Musim lalu, Kucka menjadi pemain dengan keberhasilan duel udara yang cukup tinggi, 44 kali. Jika dibandingkan dengan gelandang-gelandang Milan saat ini, jumlah tersebut merupakan yang tertinggi. Begitu pula dengan jumlah tekelnya. Hal ini setidaknya mengindikasikan bahwa Kucka cukup tangguh berduel di tengah. (Statistik di bawah adalah statistik pada musim 2014/2015, sumber: squawka)

[table id=14 /]

Pun begitu dengan perannya di timnas Slovakia. Pemain yang telah mencatatkan 41 caps ini sebenarnya merupakan pemain yang membuat Marek Hamsik menjadi pemain terbaik Slovakia saat ini.

“Kucka merupakan pemain yang sangat penting bagi Hamsik,” ujar jurnalis Slovakia bernama Dennik pada ESPNFC. “Hamsik sempat mendapatkan kritikan dari fans karena terlalu sering bermain di luar posisinya (untuk mendapatkan bola). Sekarang Hamsik semakin berkembang, dan itu berkat kontribusi Kucka. Kucka banyak memenangkan bola di lini tengah dan juga bisa mendukung serangan.”

Ekspresi Kucka saat membela timnas Slovakia dan mencetak gol ke gawang Makedonia (via: gettyimages)
Ekspresi Kucka saat membela timnas Slovakia dan mencetak gol ke gawang Makedonia (via: gettyimages)

Jika pernyataan itu kurang menggambarkan kehebatan Kucka, simak juga pernyataan pelatih Genoa pada musim 2012-2013, Davide Ballardini, yang menganggap Kucka layak bermain di kesebelasan besar Eropa:

“Kucka adalah pemain yang luar biasa,” tukas Ballardini pada football-italia.net, memuji penampilan salah satu anak asuhnya itu setelah Genoa menahan imbang Juventus dan menumbangkan Lazio dengan skor 3-2. “Ia layak bermain untuk Real Madrid, dan bahkan Barcelona.”

Terdengar berlebihan memang. Tapi saat itu, menurut ESPNFC, Liverpool, AS Roma, Fiorentina, dan Wolfsburg dikabarkan tertarik untuk menggaet Kucka. Namun manajemen berupaya keras mempertahankan pemain yang juga sempat menjadi bagian dari co-ownership Genoa dan Internazionale Milan tersebut.

Kucka memang salah satu talenta yang kehebatannya tak terlalu dibesar-besarkan media. Bahkan sebaliknya, media lebih sering meragukan kemampuannya (seperti sekarang ini). Saat itulah Kucka membuktikan diri bahwa ia tak seperti yang dikatakan media (yang meragukan kemampuannya).

Pada usia 20 tahun, Kucka menarik perhatian media lokal Slovakia karena langsung menjadi pilihan utama pelatih asal Republik Cheska, Michal Bilek, di kesebelasan Superliga Slovakia, MFK Ruzomberok. Ternyata, Bilek puas dengan performanya selama dua musim dan membawanya ke Sparta Praha, kesebelasan yang ditangani Bilek pada 2009.

Saat itu Kucka masih berusia 23 tahun namun sudah menjadi pilihan utama di lini tengah Sparta Praha besutan Bilek. Dan keraguan khalayak atas kemampuannya berhasil dijawab dengan mengantarkan Sparta Praha menjuarai Gambrinus Liga, kompetisi teratas Rep. Cheska, dan Piala Super Republik Cheska. Kucka pun menjadi salah satu pemain favorit pendukung Sparta Praha.

“Juraj [Kucka] memiliki mentalitas yang luar biasa dan merupakan pria yang simpel dalam konteks positif,” papar Jakub Konecny, editor Denik Sport. “Ia mengejutkan semua orang di Sparta. Datang sebagai pemain underdog, ia kemudian memiliki karir yang baik di klub.”

Penampilan gemilangnya bersama Sparta itu membuatnya mendapatkan panggilan dari Vladimir Weiss, pelatih timnas Slovakia pada babak kualifikasi Piala Dunia 2010. Namun karena dianggap masih belum terlalu matang, ia tak bermain sekalipun pada kesempatan itu.

Tapi pada babak grup Piala Dunia 2010, ia mendapatkan kesempatan bermain saat menghadapi timnas Italia. Pada menit ke-25, memanfaatkan kesalahan Daniele De Rossi, Kucka memberikan umpan matang pada Robert Vittek untuk membuka keunggulan bagi Slovakia.

Sepanjang babak pertama, Kucka berduel dengan gelandang jangkar milik Italia, Gennaro Gattuso. Duel ini pun dimenangkan oleh Kucka di mana Gattuso ditarik keluar setelah turun minum. Pertandingan sendiri berakhir dengan skor 3-2 untuk kemenangan Slovakia, dan hasil ini membenamkan Italia ke peringkat buncit pada klasemen akhir grup F.

Dari hasil penampilan itu, kesebelasan Italia pun dikabarkan berusaha untuk mendapatkan tanda tangan pemain bertinggi 187cm tersebut. Dan pada Januari 2011, Genoa memenangi perburuan itu dengan nilai transfer empat juta euro.

AC Milan sendiri memboyong Kucka dengan nilai transfer sebesar tiga juta euro saja pada bursa transfer musim ini. Dengan potensi yang dimilikinya, sebagaimana yang ia tunjukkan bersama Genoa pada musim lalu bersama Bertolacci, rasanya Milan melakukan sebuah pembelian yang cukup menguntungkan. Apalagi jika dibandingkan dengan banderol Kondogbia saat diboyong Inter.

Lantas apakah Kucka bisa kembali menjawab keraguan media dan kepercayaan Mihajlovic? Butuh pembuktian memang. Tapi melihat apa yang telah dilakukannya selama ini, selalu berhasil membungkam pihak-pihak yang meragukannya, jangan heran jika pada akhirnya pemain yang mengidolakan Paul Scholes ini menjadi salah satu pembelian cerdas yang dilakukan Milan.

“Ketika saya hijrah ke Italia, banyak orang yang mengatakan bahwa liga tersebut tak akan cocok bagi saya. Dan setelah apa yang saya tunjukkan sejauh ini, saya rasa saya telah membuktikan bahwa pendapat mereka salah,” tutur Kucka pada sport.acktuality.sk.

Dengan tujuan sang pemain yang bertekad berangkat ke Prancis pada 2016 nanti bersama timnas Slovakia, Kucka tentunya akan berjuang sekuat tenaga untuk mendapatkan tempatnya di skuat utama Milan. Oleh karena itu, setidaknya Milan mendapatkan pemain yang akan benar-benar serius dalam berlatih dan bermain demi impian sang pemain, yang tentunya akan berdampak positif pula bagi Milan pada musim ini.

foto: espnfc.com

Komentar