Review Pergerakan Manchester City di Bursa Transfer

PanditSharing

by Pandit Sharing

Pandit Sharing

Ingin menulis di PanditFootball.com? Kirimkan ke sharingpandit@gmail.com

1. Lengkapi dengan biodata singkat dan akun Twitter di bawah tulisan
2. Minimal 900 kata, ditulis pada file Ms. Word
3. Tulisan belum pernah dipublikasikan di media apapun (blog, website, forum, dll)
4. Tambahkan alamat lengkap dan nomor HP (tidak dipublikasikan)

Review Pergerakan Manchester City di Bursa Transfer

Karya Dedyanto P.

Jendela transfer awal musim 2015/2016 telah ditutup. Manchester City menutupnya dengan total pembelian yang terbilang fantastis: 160 juta pounds! Angka ini merupakan yang tertinggi dari 20 kesebelasan EPL yang berkompetisi di musim ini.

Sejumlah kesebelasan memanfaatkan kuota home-grown untuk menambah jumlah pemain. Kesebelasan lain memanfaatkan para pemain U-21 yang bisa bermain tanpa perlu didaftarkan tanpa perlu menghabiskan maksimal kuota pemain di tim utama.

Musim ini, City melepas sejumlah pemain home-grown seperti Micah Richards, Scott Sinclair (Aston Villa), James Milner (Liverpool), dan Dedryck Boyata (Celtic). Hal ini kian membuat aroma “anti-city” untuk para pemain Inggris (walau tak semua pemain home-grown player berasal dari Inggris) kian menguat.

City memang tak bisa disalahkan. Toh, para pemain home-grown tak begitu berarti di tim utama. Micah sempat mengalami musim terbaiknya pada 2011/2012. Namun cedera pada musim selanjutnya membuat pemain akademi Manchester City ini mesti terganti oleh Pablo Zabaleta yang bermain lebih baik dan tak tergantikan.

Lain lagi dengan Scott Sinclair yang didatangkan Roberto Mancini pada musim 2012/2013 yang nyatanya tak lebih baik dari Micah. Penampilannya di tim utama City bisa dihitung dengan jari. Di sisi lain, James Milner sebenarnya merupakan pemain penting di City, meskipun bukan yang utama. Bagaimana dengan Boyata? Ah, jangankan jumlah pertandingan, menit bermain pun masih terhitung jari.

Setelah terbatasi aturan financial fair play (FFP), musim ini City terbilang royal membeli pemain. The Citizens mendatangkan wonderkid Turki dari Bursaspor, Enes Ünal, seharga 2 juta pounds. Lalu pemuda 18 tahun dari RC Lens, David Faupala didatangkan secara gratis.

City pun mendatangkan pemain home-grown bernilai mahal: Raheem Sterling (Liverpool, £49 juta), Fabian Delph (Aston Villa, £8 juta), dan Patrick Roberts (Fulham, £11 juta).

Tak berhenti disitu, City kembali membuat kejutan dengan “merebut” Nicolas Otamendi dari pantauan Manchester United. Otamendi didatangkan dengan angka yang terbilang mahal: £32 juta. Tak lama berselang, gelandang muda Villareal, Aleix García resmi berseragam biru langit.

Saga transfer City akhirnya berakhir setelah raja assist Bundesliga dari Wolfsburg, Kevin De Bruyne, ditebus dengan nilai £57.

Pengaruh di Liga

Serangkaian pembelian itu sempat membuat sejumlah pihak mengerutkan dahi. Wajarkah City mengeluarkan 160 juta pounds untuk pembelian pemain? Apa dampak yang mereka berikan?

Melihat hasil positif City hingga pekan keempat Liga Primer Inggris, kehadiran Sterling bisa dibilang memberi dampat besar. Pergerakannya di sisi kiri membuat membuat David Silva lebih bebas bergerak dan Kolarov lebih leluasa membantu serangan maju dan memberi silang.

Fabian Delph baru bermain dua kali sebagai pemain pengganti. Cedera yang ia derita saat menghadapi Real Madrid di pertandingan pramusim membuatnya absen di dua laga awal EPL. Delph bisa menjadi alternatif untuk Yaya Toure atau Fernandinho mengingat ia memiliki kelebihan dalam distribusi bola dan tendangan jarak jauhnya.

Otamendi belum bermain karena menunggu izin kerja yang belum ia kantongi. Namun, melihat penampilan Kompany-Mangala yang mampu menjaga gawang City tak kebobolan di empat laga, agaknya sulit buat Otamendi mengusik harmoni lini pertahanan The Citizens.

Tanpa melupakan seorang Demichelis yang mulai menua, persaingan pos bek tengah kemungkinan diperebutkan Mangala dan Otamendi. Kompany adalah kapten, jadi tak mungkin rasanya Kompany dicadangkan kecuali mengalami cedera atau sekedar penyegaran. Bisa juga Manuel Pellegrini sedikit bereksperimen dengan menduetkan keduanya meskipun Otamendi dan Mangala pernah bermain  bersama di Porto.

De Bruyne kemungkinan kesulitan menggeser trio Sterling-Silva-Navas yang selalu menjadi starter di empat laga. Belum lagi Samir Nasri yang sudah mencetak satu gol.

De Bruyne bisa saja bergantian dengan Silva dengan bermain tanpa peran khusus. Silva dan De Bruyne bisa membuat Sergio Aguero, Wilfried Bony, bisa lebih mudah mendapatkan suplai bola.

Kehadiran Otamendi dan De Bruyne faktanya memakan korban. Mereka adalah Jason Denayer, peraih penghargaan pemain muda terbaik Liga Skotlandia musim lalu dan  Marco Lopes, pencetak gol termuda sepanjang sejarah City.

Lopes hijrah ke AS Monaco sedangkan Denayer pindah dengan status pinjaman ke Galatasaray. Kasus Lopes mengingatkan fans City akan John Guidetti dan Karim Rekik. Keduanya adalah pemain muda yang meninggalkan City karena tak kunjung mendapat tempat di tim utama.

Kehadiran empat pemain baru dalam bursa transfer lalu membuat kedalaman skuat City jauh lebih baik. Empat kompetisi yang mereka jalani musim ini bisa berjalan sesuai rencana andai Pellegrini mampu membuat komposisi peman yang tepat.

Dengan pengeluaran mencapai 150 juta pounds, hingga saat ini sudah menjawab kebutuhan prestasi City. Menempati peringkat pertama dalam empat pertandingan dengan mencetak 10 gol dan tak sekalipun kebobolan, menjadi jawaban atas  transfer City musim ini.


*Penulis adalah seorang bocah yang belum punya KTP, yang addict terhadap bola. Filosofi Tsubasa Ozora, “Bola adalah teman.” menjadi panutan. Tertarik bola sejak umur 8 tahun, 3 tahun berselang memantapkan hati kepada Manchester City. Berakun twitter @theDed_10

Komentar