Adu Kualitas Serangan Sayap Kesebelasan Papan Atas Serie A

Berita

by Ardy Nurhadi Shufi

Ardy Nurhadi Shufi

Juru Taktik Amatir
ardynshufi@gmail.com

Adu Kualitas Serangan Sayap Kesebelasan Papan Atas Serie A

Transfer Serie A musim 2015/2016 memang begitu menggairahkan. Sejumlah nama-nama besar dimulai dari Carlos Bacca hingga Mario Mandzukic akan menjadi penghias Serie A musim ini yang tampaknya akan lebih ketat dibandingkan musim sebelumnya.

Tapi dari sekian banyak perpindahan pemain-pemain kesebelasan papan atas Serie A ini, hampir semua kesebelasan papan atas Serie A memboyong pemain sayap berkualitas. Ini yang tampaknya akan membuat serangan-serangan kesebelasan papan atas Serie A banyak melalui sisi sayap.

Dimulai dari sang juara bertahan Serie A, Juventus. Berupaya meraih gelar juara Serie A lima kali secara beruntun, kesebelasan berjuluk Si Nyonya Tua tersebut mendatangkan winger asal Kolombia, Juan Cuadrado dengan status pinjaman dari Chelsea.

Sebelumnya, Juve sukses mendaratkan bek kiri asal Brasil, Alex Sandro. Namun meski berposisi sebagai bek, pemain berusia 24 tahun ini memiliki atribut ofensif yang tak kalah mumpuni dengan sayap ofensif. Bersama Cuadrado, Alex Sandro diharapkan meningkatkan kualitas sisi sayap Juventus yang musim lalu sering dihuni oleh Patrice Evra dan Stephan Lichtsteiner. Kekuatan di kedua sisi sayap Juventus ini tentunya diharapkan bisa seperti kekuatan sisi sayap Juventus saat dihuni oleh Pavel Nedved dan Mauro Camoranesi.

Bergeser ke ibu kota, AS Roma dan Lazio pun masih akan memaksimalkan serangan sayap mereka. Roma yang musim lalu kembali menjadi runner-up, berhasil mendatangkan Mohamed Salah. Sementara SS Lazio, mendapatkan wonderkid asal Belanda, Ricardo Kishna.

Kehadiran Salah dalam skuat Roma akan membuat Roma tak terlalu membebankan serangan mereka pada Gervinho. Bersama pemain sayap lainnya seperti Adem Ljajic dan Juan Iturbe, Salah pun diharapan bisa menjadi solusi ketika Francesco Totti ataupun Edin Dzeko kesulitan membobol gawang lawan.

Setelah gagal bersaing di Chelsea, Salah musim lalu menjadi fenomena tersendiri pada paruh musim kedua Serie A bersama Fiorentina. Dalam 26 penampilan, winger asal Mesir ini mencetak sembilan gol dan empat assist. Kontribusinya pun mengantarkan Fiorentina ke babak semi-final Europa League. Hal inilah yang diharapkan dari Salah oleh Roma pada musim ini.

Sementara itu, pembelian Kishna oleh Lazio pun membuat kedua sayap mereka lebih menjanjikan dari segi serangan. Setelah Felipe Anderson mengangkat peringkat mereka hingga peringkat tiga Serie A pada akhir musim, kehadiran Kishna akan menjadi keuntungan tersendiri.

Bersama Candreva dan Anderson, serangan dari lini kedua akan membuat penyerang tunggal skuat asuhan Stefano Pioli, Miroslav Klose atau Filip Djordjevic, mendapatkan banyak bantuan untuk membobol gawang lawan. Kishna pun langsung mencetak gol pada debutnya saat mengalahkan Bologna pada laga perdana Serie A.

Ekspresi Kishna setelah membobol gawang Bologna pada laga debutnya. (via: @transfercalcio)
Ekspresi Kishna setelah membobol gawang Bologna pada laga debutnya. (via: @transfercalcio)

Fiorentina yang musim lalu finish di urutan empat pun tetap akan mengandalkan serangan sayap meski Salah gagal dipermanenkan. Salah satu faktornya adalah penampilan pemain muda bertalenta mereka, Federico Bernardeschi, yang mulai dipercaya menghuni skuat utama.

Bernardeschi akan bersaing dengan winger Fiorentina lainnya seperti Josip Ilicic dan Joaquin. Bantuan dari wingback seperti Marcos Alonso dan Gilberto dalam formasi 3-4-3 a la Paulo Sousa semakin menunjukkan bahwa Fiorentina berpotensi besar menciptakan banyak gol dari sisi sayap.

Sementara itu, peringkat lima Serie A musim lalu, Napoli, belum berencana memaksimalkan kekuatan di sisi sayap mereka. Meski memiliki Jose Callejon, Dries Mertens, Manolo Gabbiadini dan Lorenzo Insigne yang idealnya ditempatkan di sisi sayap, pelatih anyar mereka, Maurizio Sarri, lebih memilih formasi 4-3-1-2 saat dikalahkan Sassuolo pada pekan perdana Serie A.

Formasi 4-3-3 dengan Callejon dan Insigne untuk mengapit Gonzalo Higuain di lini depan tampaknya bisa menjadi alternatif strategi Sarri untuk memaksimalkan sisi sayapnya. Gabbiadini yang sempat mengantarkan Sampdoria ke papan atas Serie A pada musim lalu pun bisa menjadi bahan pertimbangan lain bagi Sarri untuk memaksimalkan serangan di sisi sayap mereka.

Sementara itu, Inter masih berupaya meningkatkan kualitas sisi sayap mereka. Kabar terbaru, Inter masih terus memantau situasi transfer eks-winger AS Roma yang kini bermain untuk Tottenham Hotspur, Erik Lamela. Inter pun sebelumnya terus dikait-kaitkan dengan winger timnas Kroasia milik Wolfsburg, Ivan Perisic.

Jika salah satu di antara kedua pemain di atas berhasil didatangkan, Inter akan memiliki trisula maut di lini depan. Winger anyar tersebut akan disandingkan dengan pencetak gol terbanyak Serie A musim lalu, Mauro Icardi, dan pemain yang baru didatangkan dari Manchester City, Stevan Jovetic. Jangan lupa pula jika tipikal permainan Jovetic dan penyerang Inter lainnya, Rodrigo Palacio, tak begitu asing jika harus bermain di sisi sayap.

Tapi berbeda dengan kesebelasan-kesebelasan yang telah disebutkan di atas, tetangga Inter Milan, AC Milan, tak mendatangkan pemain sayap ofensif. Sejumlah pemain yang didatangkan pelatih anyar mereka, Sinisa Mihajlovic, lebih difokuskan untuk menyempurnakan skema 4-3-1-2 yang memusatkan serangan di tengah dan lebih agresif dalam bermain.

Meskipun begitu, bukan berarti serangan sisi sayap Milan akan lebih lemah dari kesebelasan lainnya. Berdasarkan sejarah, bek sayap kepunyaan Rossoneri yang merupakan pemain lulusan akademi seperti Ignazio Abate dan Mattia De Sciglio menjanjikan kejayaan di tangannya. Lagi pula, Milan pun pernah menikmati serangkaian kesuksesan dengan formasi 4-3-1-2 ini ketika memiliki bek sayap yang rajin melakukan overlap seperti, misalnya, era Serginho dan Cafu.

Meski untuk menentukan juara tak bisa dilihat dari kualitas serangan sisi sayap semata, tapi serangan di sisi sayap pada sepakbola era modern ini seringkali menjadi kekuatan tersendiri dan kerap menentukan hasil akhir permainan. Maka menarik untuk kita nantikan bagaimana sayap-sayap baru kesebelasan papan atas Serie A ini bersaing untuk trofi juara Serie A 2015/2016.

Komentar