Debutan Liga Champions itu Baru Berusia 6 Tahun...

Cerita

by Ardy Nurhadi Shufi

Ardy Nurhadi Shufi

Juru Taktik Amatir
ardynshufi@gmail.com

Debutan Liga Champions itu Baru Berusia 6 Tahun...

Sejarah tercipta pada turnamen paling bergengsi di seantero Eropa, UEFA Champions League (UCL). Untuk pertama kalinya dalam sejarah, kesebelasan asal Kazakhstan, FC Astana, berlaga pada babak grup UCL musim 2015/2016.

FC Astana berhasil melangkah ke babak grup UCL setelah berhasil menaklukkan tiga lawannya di babak kualifikasi dan play-off. Mengalahkan NK Maribor dan HJK Helsinki pada babak kualifikasi, skuat berjuluk The Blue and Yellow ini mengalahkan kesebelasan asal Siprus, APOEL FC, untuk melangkahkan kaki ke babak grup UCL.

Hebatnya, keberhasilan FC Astana lolos ke babak grup UCL ini diraih pada musim pertama mereka tampil di UCL. Ya, baru musim ini FC Astana berkompetisi di kompetisi yang sudah ada sejak 1955 ini. Sebelumnya, prestasi terbaik kesebelasan asal kota Astana ini hanya berlaga di babak play-off Europa League.

Yang lebih mengejutkan, FC Astana sendiri bukanlah kesebelasan yang bergelimang sejarah di Kazakhstan. Bahkan bisa dibilang, juara Kazakhstan Premier League 2014 ini merupakan kesebelasan ingusan karena baru berdiri pada 2009, enam tahun yang lalu.

Mengorbitnya kesebelasan FC Astana dalam waktu singkat ini tak lepas dari perpindahan ibu kota Kazakhstan dari kota Almaty ke Akmola pada akhir 1997. Kota Akmola yang berubah nama menjadi Astana (memiliki arti ibu kota) pada 1998 ini, langsung mengalami pertumbuhan pesat dari segala aspek sejak status kota mereka berubah menjadi pusat pemerintahan negara.

Sepakbola yang sebelumnya tak memiliki sejarah yang besar di kota Astana (baca: Akmola), mendapatkan imbasnya atas status ibu kota ini. Lantas 10 tahun kemudian, kesebelasan Megasport dan Alma-Ata memutuskan merger agar kekuatan kesebelasan asal ibu kota yang lebih besar.

Nama Lokomotiv Astana dipilih karena setelah bergabungnya dua kesebelasan ini disponsori oleh perusahaan kereta api nasional Kazakhstan, Temir Zholy. Dukungan yang masif dari salah satu perusahaan besar di Kazakhstan ini langsung terlihat dengan dibangunnya stadon baru yang mewah, dengan kapasitas 30 ribu penonton, di pusat kota Astana bernama Astana Arena.

Dengan dukungan finansial yang berlimpah, meski kesebelasan baru, Lokomotiv Astana bisa mendapatkan pemain-pemain berkualitas, tentunya dengan gaji tinggi. Dua pemain eks-timnas Russia, Yegor Titov dan Andrey Tikhonov berhasil didatangkan. Talenta asal Afrika yang pernah membela timnas dalam diri Patrick Ovie (Nigeria) dan Baffour Gyan (Ghana) pun menjadikan kesebelasan baru tersebut memiliki kekuatan yang tak bisa diremehkan pada awal kemunculannya.

Dengan tambahan pemain-pemain Kazakhstan dari berbagai kesebelasan liga teratas, Lokomotiv Astana yang langsung berlaga di divisi teratas karena berstatus sebagai ibu kota, mengakhiri musim perdananya sebagai runner-up liga. Tawaran gaji tinggi memang menjadi daya tarik tersendiri bagi sejumlah pemain terbaik Kazakhstan untuk membela Lokomotiv Astana.

Pada musim keduanya, Lokomotiv Arena berhasil menggaet salah satu penyerang terbaik Asia asal Uzbekistan, Maksim Shatskikh. Penyerang langganan timnas Uzbekistan ini sebelumnya menjadi bomber andalan Dynamo Kiev selepas kepergian Andriy Shevcenko.

Bersama Shatskikh, Lokomotiv Arena berhasil menjuarai Kazakhstan Cup pada tahun keduanya. Meski mendapatkan jatah berlaga di Europa League, Lokomotiv Arena gagal berlaga di kompetisi tersebut karena regulasi UEFA baru memberikan lisensi UEFA pada kesebelasan yang sudah berdiri lebih dari tiga tahun.

Baca juga cerita tentang Maccabi Tel Aviv yang juga pada musim ini akan meramaikan Liga Champions

Fondasi yang dibangun dengan sejumlah pemain berkualitas ini memudahkan Lokomotiv Astana yang berganti nama menjadi FC Astana pada 2011 ini meraih sejumlah trofi juara. Setelah meraih Piala Super Kazakhstan pada tahun ketiga, Lokomotiv Astana kembali menjuarai Kazakhstan Cup, yang membuat mereka berlaga di Europa League untuk pertama kalinya pada musim berikutnya.

Keberhasilan FC Astana berlaga di kompetisi Eropa itu membuat presiden Kazakhstan, Nursultan Nazarbayev, memasukkannya ke dalam Astana Presidential Sports Club (organisasi yang disponsori oleh perusahaan saham yang menaungi 22 perusahaan besar di Kazakhstan, Samruk-Kazyna). Tujuannya sederhana, agar kota Astana sebagai ibu kota Kazakhstan bisa semakin dikenal di Eropa.

Untuk melebarkan sayapnya, FC Astana pun lantas bekerja sama dengan dua kesebelasan Eropa yaitu, Real Sociedad dan Galatasaray. Kerja sama ini berbentuk camp pelatihan bagi skuat junior FC Astana, laga uji tanding,  dan pembinaan kesebelasan profesional dari dua kesebelasan Eropa tersebut.

Hasilnya, prestasi FC Astana terus meningkat dari musim ke musim. Setelah langsung dikalahkan kesebelasan asal Bulgari, Botev Plovdiv, pada babak pertama kualifikasi Europa League pada debutnya, musim berikutnya FC Astana berhasil melangkah hingga babak play-off sebelum dijungkalkan wakil asal Spanyol, Villareal dengan agregat 0-7.

Setelah itu, pada musim 2014 (musim liga di Kazakhstan berjalan satu tahun kalender), FC Astana akhirnya menjuarai Kazakhstan Premier League untuk pertama kalinya di bawah asuhan pelatih dan pemain legenda Levksi Sofia, Stanimir Stoilov. Berkat eks-gelandang timnas Bulgaria ini pula FC Astana mencatatkan sejarah untuk menantang 31 kesebelasan Eropa lainnya pada babak grup UEFA Champions League musim ini.

foto: uefa.com

Komentar