Saat Allegri Kehilangan Para Pemikir di Skuat Juventus

PanditSharing

by Pandit Sharing

Pandit Sharing

Ingin menulis di PanditFootball.com? Kirimkan ke sharingpandit@gmail.com

1. Lengkapi dengan biodata singkat dan akun Twitter di bawah tulisan
2. Minimal 900 kata, ditulis pada file Ms. Word
3. Tulisan belum pernah dipublikasikan di media apapun (blog, website, forum, dll)
4. Tambahkan alamat lengkap dan nomor HP (tidak dipublikasikan)

Saat Allegri Kehilangan Para Pemikir di Skuat Juventus

Dikirim Oleh: Ageng Budi Daya*

Di sepakbola kehadiran para pemikir amatlah penting. Secara tidak langsung merekalah yang kemudian mengubah wajah sepakbola dari masa ke masa, terutama menyangkut urusan taktik. Terdapat perbedaan gaya permainan di sepakbola pada era 50-an dan saat ini.

Apa yang paling Anda nikmati dari permainan sepakbola saat ini? Permainan kolektif dengan taktik yang kaku tapi terorganisasi atau melihat para individu bebas mengekspresikan cara bermainnya dengan ritme yang tak stagnan dan dinamis?

Soal taktik, sepakbola tak pernah berhenti berubah. Dulu, lazim dikenal cattenaccio, total football, hingga tiki-taka yang mendunia. Lalu muncul permainan pragmatis yang biasa diterapkan Jose Mourinho dan penguasaan bola secara penuh yang diminati Pep Guardiola.

Setiap kesebelasan memerlukan seorang pemikir yang mampu mengubah maupun merepresentasi ulang strategi yang ia mainkan. Tentu terdapat perbedaan gaya tiki taka Spanyol dengan tiki taka Barcelona, meskipun keduanya sama-sama meraih sukses dengan cara tersebut. Setiap pelatih pun memerlukan seorang pemikir di atas lapangan yang mampu mengendalikan jalannya pertandingan.

Di Barcelona, Pep punya Xavi, Messi, dan Iniesta. Di Chelsea, Mou punya Eden Hazard maupun Wesley Sneijder kala menukangi Inter Milan. Mengapa peran pemikir di atas lapangan menjadi penting, padahal pemikiran pelatih terlihat jauh lebih penting?

Peran Pemikir di Atas Lapangan

Playmaker jika diterjemahkan secara sembarang berarti pusat permainan. Playmaker merupakan peran yang diembang seorang pemain dalam sebuah kesebelasan yang tidak lagi bergantung atau khusus pada posisi tertentu. Ia bisa berposisi di manapun: belakang, tengah, maupun depan sekalipun.

Baca juga: Peran dan posisi pemain di sepakbola di sini.

Di Italia kita mengenal istilah trequartista yang diemban pemain depan dengan tugas mengacak pertahanan lawan, mengatur aluran bola, dan mengkreasikan serangan timnya. Trequartista mesti membutuhkan pemain dengan kontrol dan giringan bola yang baik. Pelatih membutuhkan pemain dengan kriteria seperti itu jika menginginkan penerapan trequartista di timnya.

Minggu lalu, Juventus dikandaskan Udinese di Juventus Stadium dalam laga perdana mereka di Serie A musim ini. Kekalahan tersebut kembali menguatkan dugaan kalau Juve sejatinya kehilangan seorang pemikir yang juga penerjemah instruksi pelatih. Kehilangan Andrea Pirlo, Carlos Tevez, serta Arturo Vidal membuat adanya perbedaan pada gaya bermain Juventus. Meskipun menguasai bola hingga 70% tapi Juve seperti miskin kreasi. Skema menyerang mereka terbilang monoton dengan umpan silang dari sisi lapangan yang mudah terbaca.

Peran Baru Paul Pogba dan Tugas Tambahan Roberto Pereyra

Musim lalu, Pogba seringkali menyisir sisi kiri penyerang Juventus dengan sesekali melakukan cutting inside ke area depan kotak penalti. Tanpa diberi tanggung jawab yang terlalu besar untuk mengatur jalannya pertandingan, Pogba justru mampu memperlihatkan permainan yang menawan. Ia seringkali bertukar posisi dengan Pirlo maupun Vidal di lini tengah. Melihat dari caranya bermain musim lalu, Pogba lebih tepat disebut sebagai penuntas kreasi ketimbang sebagai pemikir serangan Juventus.

Ketidakhadiran Pirlo dan Tevez pada musim ini memaksa Allegri memberi peran lebih kepada Pogba sebagai pemikir permainan Juventus. Peran tersebut sebenarnya sudah dicoba Allegri saat Juventus menjalani pra musim; hasilnya pun terbilang tak terlalu memuaskan. Meskipun posisi yang diembannya tidak asing, tapi kehadiran pemain yang dapat menyokong pergerakan kala menguasai bola membuat pergerakan Pogba terkesan kaku dan minim kreasi.

Pereyra yang musim lalu merupakan rekrutan paling menonjol, diberi tanggung jawab yang lebih besar oleh Allegri. Jika dulu Perera lebih banyak menyisir sisi kanan, kali ini tugas yang diembannya lebih bebas sebagai penyuplai bola untuk Mandzukic, juga perusak organisasi pertahanan lawan. Sayangnya, peran tersebut masih gagal menghadirkan variasi serangan Juventus. Selain itu, ketidakhadiran Marchisio dan Sami Kheidira pun kian memperburuk keadaan lini tengah Juventus di awal musim ini.

Kehadiran Paolo Dybala pada babak kedua saat menghadapi Udinese sdikit memperbaiki variasi serangan Juve. Tanpa mengecilkan mentalnya, tapi pemberian peran sebagai pemikir di atas lapangan agaknya tak terlalu bijak. Dybala dirasa belum betul-betul memahami strategi yang diinginkan Allegri karena toh Dybala pun baru masuk musim ini.

Kehilangan sosok pemikir dan penuntas rancangan permainan dirasakan betul oleh Allegri. Kecerdasan Pirlo yang mampu menerjemahkan instruksi menjadi banyak kepingan bisa menjadi variasi strategi lain bagi rekan-rekannya. Pun halnya dengan Tevez yang punya kemampuan menggiring bola dan daya jelajahnya yang luas. Ia mampu merusak organisasi lini belakang lawan dan mampu menarik pemain belakang keluar dari posisinya hingga tercipta ruang kosong yang nantinya dimanfaatkan lini kedua Juventus macam Pogba, Vidal ataupun Pereyra.

Pemain macam Pirlo dan Tevez jelas dibutuhkan Juve. Mereka mampu menggiring bola dengan baik dan mendikte tempo permainan. Tak heran, jika selama bursa transfer dibuka, gosip mengenai pemain pemikir yang dibutuhkan Allegri selalu menghiasi tajuk utama (headline) surat kabar. Nama-nama seperti Isco, Oscar, Mario Gotze, dan Julian Draxler adalah para pemikir yang santer dihubungkan oleh Juventus. Sampai artikel ini ditulis tidak satupun dari keempat pemain tersebut yang merapat ke Juventus Stadium.

Hasil satu laga memang terlalu dini jika dijadikan patokan kualitas sebuah kesebelasan, terlebih tak ada yang pernah mudah dalam pekan perdana sebuah kompetisi. Tapi, hasil satu laga jelas bisa menjadi gambaran akan lubang yang belum dilengkapi demi berjalannya strategi permainan sepanjang musim nantinya.

Dalam tenggat waktu yang sempit jelang tutupnya bursa transfer musim panas ini, tampaknya Juventus harus ekstra cepat mendaratkan sosok pemikir demi mencari kepingan hilang yang ditinggal Pirlo, Vidal dan Tevez. Kalaupun gagal Allegri mesti berpikir ekstra keras untuk memanfaatkan pemain yang ada.

foto: tuttomercatoweb.com

*Penulis adalah pecinta sepakbola khususnya Serie A dan tengah bekerja di stasiun televisi swasta. Berakun twitter @agengbd

Komentar