Memaknai Perpindahan Pemain sebagai Hijrah

PanditSharing

by Pandit Sharing

Pandit Sharing

Ingin menulis di PanditFootball.com? Kirimkan ke sharingpandit@gmail.com

1. Lengkapi dengan biodata singkat dan akun Twitter di bawah tulisan
2. Minimal 900 kata, ditulis pada file Ms. Word
3. Tulisan belum pernah dipublikasikan di media apapun (blog, website, forum, dll)
4. Tambahkan alamat lengkap dan nomor HP (tidak dipublikasikan)

Memaknai Perpindahan Pemain sebagai Hijrah

Karya Mohammad Hasan

Jendela transfer pemain akan segera ditutup. Menarik sekali mengikuti perkembangan "hijrah" pemain dari satu kesebelasan ke kesebelasan lainnya. Selain itu banyak sekali kejutan yang terjadi pada musim "hijrah" kali ini. Tanpa diduga-duga Iker Casilas harus "hijrah" dari kesebelasan yang dicintainya. Demikian juga dengan Bastian Schweinsteiger yang hijrah dari kesebelasan yang membesarkan namanya.

Tidak lupa hijrahnya Pedro Rodriguez ke Chelsea yang sangat mengejutkan (bagi saya) setelah lama dihubung-hubungkan dengan Manchester United. Demikian juga dengan bek Nicolas Otamendi yang "tersesat" hijrah ke tetangga yang berisik setelah juga sempat dihubungkan dengan Manchester United.

Kok "hijrah"? Ya kata hijrah saya pikir memiliki maksud yang sama dengan kata transfer pemain dalam konteks sepak bola. Hanya saja kata "hijrah" sepertinya lebih banyak digunakan dalam bahasa agama, khususnya Islam.

Hijrah berasal dari kata bahasa Arab "hajara" yang mempunyai beberapa arti. Pertama berarti pindah, menjauhi, menghindari. Arti yang kedua adalah kerasnya sesuatu. Kemudian secara istilah "hijrah" dapat diartikan menjauhi segala sesuatu dengan sangat keras karena adanya ketidaksetujuan dan kebencian.

Pengertian hijrah dari sudut pandang agama di atas memang terkesan saklek. Tetapi tetap bisa digunakan sebagai analogi bagi "hijrah" pemain sepakbola. Apalagi kata "hijrah" dalam konteks Islam berkaitan erat dengan sebuah peristiwa sejarah monumental pada zaman Nabi Muhammad SAW: yaitu hijrahnya Nabi Muhammad dari Makkah menuju Madinah. Bukan sekadar pindah dari satu kota ke kota lain, namun peristiwa hijrah ini memiliki makna yang lebih dalam dan dapat diambil hikmahnya sebagai pelajaran.

Hikmah hijrah yang pertama dalam Islam adalah untuk menegakkan syiar Islam. Dalam konteks pemain sepak bola hikmah hijrah yang pertama ini adalah untuk mendapatkan kesempatan bermain yang lebih banyak di kesebelasan yang baru. Kesempatan bermain bertujuan untuk mengembangkan kemampuan sang pemain dalam pertandingan sepakbola yang sesungguhnya, bukan hanya dalam latihan internal.

Pemain yang hijrah untuk tujuan ini bisa diambil contoh adalah Alessio Romagnoli. Romagnoli hijrah dari AS Roma menuju ke AC Milan. Musim lalu Romagnoli dipinjamkan ke Sampdoria yang dilatih oleh Mihajlovic untuk mendapatkan menit bermain yang lebih banyak. Romagnoli merupakan salah satu andalan Mihajlovic di lini belakang Il Samp. Bahkan Mihajlovic menyatakan Romagnoli mirip dengan Alessandro Nesta.

"Alessio mirip dengan Nesta, tapi dia punya kualitas teknik lebih baik," ucap Mihajlovic.

Demikian juga dengan Petr Cech yang hijrah dari Chelsea ke rival sekotanya Arsenal. Musim lalu Cech jarang tampil di bawah mistar Chelsea. Posisinya direbut oleh kiper muda berbakat, Thibaut Courtois. Meskipun secara umur Cech tidak semuda Romagnoli yang masih membutuhkan banyak jam terbang untuk meningkatkan kemampuan bermainnya, tetapi hasrat untuk bermain bagi seorang pamain bola jelas tidak bisa hanya disimpan dalam hati.

Hal ini sebagaimana diungkapkan Courtois yang sangat memahami perasaan Cech karena jarang dimainkan setelah dirinya kembali ke Chelsea. "Saya pikir kita sudah melihat di pertandingan untuk Chelsea, bila saya tak bermain, ia yang bermain dan ia juga membantu tim dengan baik. Jika ia bertahan, saya akan senang, jika ia pergi, saya akan memahaminya juga," ungkap Coutois sebagaimana dilansir goal.com.

Sedangkan Paolo Dybala, Morgan Schneiderlin, Aleix Vidal, dan Roberto Firmino masuk dalam kategori pemain yang hijrah untuk tujuan yang kedua. Hikmah hijrah yang kedua dalam Islam adalah untuk memperoleh dukungan dakwah Islam yang lebih baik. Atau dalam konteks pemain sepakbola tujuan mereka hijrah adalah untuk memperoleh dukungan yang lebih baik dalam meraih trofi juara yang diinginkan.

Kesempatan meraih trofi juara akan lebih terbuka jika bermain dengan kesebelasan besar yang mempunyai tradisi juara. Meskipun kesempatan juara juga terbuka untuk kesebelasan medioker yang kadang mempunyai pemain-pemain muda berbakat dan dapat membantu kesebelasan tersebut dalam meraih trofi juara. Banyak pemain-pemain muda berbakat yang matang di kesebelasan medioker kemudian hijrah ke kesebelasan yang lebih besar untuk mewujudkan impiannya meraih trofi juara.

Dalam pengertian hijrah yang lebih luas pemain muda yang berasal dari akademi klub kemudian dipromosikan ke tim senior pun dapat dikatakan hijrah. Menjadi suatu hal yang wajar dalam literature Islam jika suata kata atau frase mempunyai makna yang begitu luas dan komplek. Oleh karena itu pemain muda yang dipromosikan ke tim senior pun dapat dikatakan hijrah. Hijrah seperti ini di dalam Islam dikategorikan sebagai hijrah ruhaniyah. Yaitu perpindahan yang lebih menyangkut hal rohani seperi dari jahat menjadi baik, dari sifat kekanakan ke sifat yang lebih dewasa.

Pemain yang masuk dalam kategori hijrah ruhaniyah ini antara lain Daniele Rugani dan Stefano Sturaro (Juventus), Gianluigi Donnarumma dan Luca Antonelli (AC Milan), Tyler Blackett dan Paddy McNair (Manchester United), dan Munir El-Haddadi dan Sandro Ramires (Barcelona). Banyak tim-tim Eropa yang dapat menghasilakan pemain berkualitas dari akademinya masing-masing. Seperti Manchester United dengan class of 92-nya. Dan Barcelona dengan La Masia-nya.

Kemudian hikmah hijrah selanjutnya adalah mendapatkan derajat yang tinggi dan kemenangan yang besar. Kira-kira derajat yang tertinggi dan kemenangan terbesar bagi seorang pemain itu apa, ya? Jawabannya adalah membela timnas negaranya dan memenangkan Piala Dunia atau piala kontinental (Piala Eropa, Piala Asia, Piala Afrika atau Copa America). Itulah yang diungkapkan oleh Ciro Immobile yang memutuskan hijrah ke Sevilla setelah musim lalu gagal bersinar dengan Borussia Dortmound. Immobile ingin kembali dilirik allenatore Gli Azzuri, Antonio Conte, untuk perhelatan Euro 2016 di Prancis.

"Ini adalah musim yang sangat penting bagi saya, saya harus kembali ke level top, lahir kembali. Juga ada Piala Eropa 2016. Ini bisa jadi tahun yang tepat bagi saya untuk melakukan lompatan, untuk itulah saya bekerja," ungkap Immobile seperti dilansir detik sport.

Itulah serba-serbi hijrah pemain sepakbola dari satu kesebelasan ke kesebelasan lainnya. Masih banyak tentunya hijrah-hijrah kejutan yang akan terjadi seperti hijrahnya Casillas dan dan Schweinsteiger sampai jendela hijrah musim panas ini ditutup Agustus nanti.

Kejutan apa pun yang terjadi nantinya cukup ambil hikmahnya saja dari dari peristiwa hijrah tersebut. Saya pribadi saat ini pun sedang dalam proses hijrah. Hijrah ruhaniyah sekaligus hijrah fisik dari kampung halaman ke kota Bandung.

Penulis adalah pelatih klub sepakbola amatir dari Pulau Madura yang sedang bingung mencari kesebelasan baru setelah hijrah dari kesebelasan asalnya. Dapat dihubungi melalui akun twitter: @mohammadhasan11.

Komentar