Tergusurnya Para Attaccante Lokal di Serie-A

PanditSharing

by Pandit Sharing

Pandit Sharing

Ingin menulis di PanditFootball.com? Kirimkan ke sharingpandit@gmail.com

1. Lengkapi dengan biodata singkat dan akun Twitter di bawah tulisan
2. Minimal 900 kata, ditulis pada file Ms. Word
3. Tulisan belum pernah dipublikasikan di media apapun (blog, website, forum, dll)
4. Tambahkan alamat lengkap dan nomor HP (tidak dipublikasikan)

Tergusurnya Para Attaccante Lokal di Serie-A

Karya Asta Purbagustia

Bursa transfer musim panas 2015 ini klub-klub asal Italia terlihat begitu agresif berbelanja pemain. Juventus, AC Milan, AS Roma, Inter Milan dan Fiorentina memperlihatkan geliatnya pada bursa transfer musim ini. Mereka mendatangkan pemain-pemain yang bukan sembarangan, pemain yang cukup memiliki kapasitas di kancah sepak bola Eropa.

Hal ini menarik karena jarang sekali kesebelasan asal Italia serempak sangat aktif berbelanja pemain. Biasanya mereka cenderung pasif di setiap bursa transfer sebelumnya. Kondisi finansial yang tak sebagus kesebelasan di negara lain, semisal Inggris atau pun Jerman dan Spanyol, menjadi penyebab utamanya.

Tapi musim ini berbeda. Kesebelasan papan atas Serie A saling susul menyusul mulai merekrut pemain-pemain top Eropa. Serie A kedatangan nama-nama seperti Dzeko, Bacca, Luiz Adriano, Jovetic, Mandzukic, Kondogbia, Miranda, Khedira dan M.Salah. Kedatangan mereka dinilai dapat kembali menaikan pamor Serie A di antara liga-liga Eropa lainnya.

Jika dilihat seksama, dari nama-nama itu sebagian besar pemain top yang datang berposisi sebagai striker. Sebagian besar klub-klub papan atas Serie A memutuskan untuk menambah daya gedor sektor depan mereka. Penyerang-penyerang ini direkrut untuk menambah daya saing baik di kompetisi Eropa atau domestik dalam hal urusan membobol gawang lawan.

Italia sendiri masyhur dengan pendekatan taktik yang memiliki kecenderungan untuk mengutamakan sektor pertahanan, sektor yang sudah menjadi kekuatan utama sepakbola Italia. Jika ingin membongkar pertahanan yang solid maka dibutuhkan seorang bomber yang hebat, penyerang yang dapat menembus sisi pertahanan lawan dengan baik. Kedatangan para bomber-bomber hebat Eropa ini secara tidak langsung memperlihatkan bahwa  klub-klub Italia kini mulai memperhatikan sisi penyerangan mereka, sisi yang sekian lama tidak diidentikkan dengan Italia.

Tetapi, ada pertanyaan menarik lainnya dari kedatangan bomber-bomber asing di Serie-A itu. Kedatangan mereka cenderung akan menggeser peran striker-striker lokal. Kesebelasan papan atas Italia tampaknya lebih mempercayai sektor depan mereka kepada para penyerang asing ketimbang penyerang lokal mereka. Para bomber lokal harus pasrah menunggu giliran bermain karena ada kecenderungan bomber asing ini akan menjadi pemain inti di starting line up. Atau kalau tidak mau menjadi cadangan, mereka harus pindah ke kesebelasan yang levelnya lebih rendah atau papan tengah. Di sana kemungkinan bermain masih cukup besar.

Di AC Milan, kedatangan Carlos Bacca dan Luiz Adriano membuat lini serang Milan terlihat garang. Apalagi mereka masih memiliki Jeremy Menez yang menjadi top skor Milan musim lalu.

Di antara nama-nama barisan penyerang Milan itu masih terselip nama lokal yaitu Alessandro Matri. Tampaknya Matri harus bersiap menjadi pemain pelengkap saja. Ia kemungkinan tak akan mendapat porsi lebih banyak dari seorang pemain cadangan. Matri harus ngantri dibelakang Bacca, Luiz Adriano dan Menez. Bahkan Matri harus bersaing dengan pemuda asal Prancis, M'baye Niang, untuk sekadar menjadi pemain cadangan pun. Kedatangan Bacca dan Luiz Adriano telah lebih dulu membuat Pazzini dan El Shaarawy memilih hengkang.

Sedangkan di Juventus, nasib serupa juga rasanya akan dialami Simone Zaza. Penampilan apiknya di Sassuolo dengan 11 golnya di musim lalu membuat Juve tertarik memboyongnya. Meskipun begitu, pemain anyar dari Sassuolo ini sepertinya akan kesulitan memperebutkan posisi penyerang di skuat utama. Zaza harus sabar menunggu giliran di belakang nama-nama mentereng seperti Mandzukic, Dybala, Morata serta Llorente, Sepertinya Zaza harus berlatih lebih keras agar Allegri tertarik untuk memainkannya.

Serupa dengan yang di atas, kondisi di AS Roma juga sama. Kedatangan Dzeko membuat stabilitas lini depan Roma agak goyah, Dzeko yang memiliki reputasi hebat di Liga Inggris ini nyatanya telah membuat Doumbia dipaksa hengkang kembali ke CSKA Moscow dengan status pinjaman, Lantas hal tersebut juga membuat Destro, yang merupakan bomber lokal, harus mempertimbangkan hengkang, Pindah merupakan keputusan yang realistis jika Destro tak ingin menghabiskan musim depan duduk menonton dari pingir lapangan. Ia harus rela mengantri menunggu di belakang Dzeko dan sang kapten, Francesco Totti, yang memiliki posisi abadi di skuat AS Roma. Kabarnya Destro berniat pindah menuju Bologna.

Di Napoli sendiri kondisi persaingan lini depan mereka sepertinya tak banyak berubah. Napoli masih memiliki Gonzalo Higuain sebagai juru gedor andalan mereka. Sementara nasib penyerang potensial Italia, Gabbiadini, harus bekerja keras untuk menggeser Higuain di posisinya. Gabbiadini tak mau hanya menjadi bayang-bayang Higuain semata seperti yang terjadi di musim lalu. Ia harus menambah menit bermain jika ingin memiliki kesempatan memperkuat Italia di Piala Eropa 2016.

Sementara di Inter Milan, kedatangan Stevan Jovetic kembali menegaskan bahwa Inter kini tak memiliki penyerang handal Italia. Inter kini menempatkan bomber-bomber asingnya, semisal Palacio atau Icardi.

Keberadaan penyerang lokal di klub-klub besar di atas tampaknya membuktikan bahwa penyerang-penyerang lokal Italia sudah tak dapat posisi penting di kesebelasan top Italia sendiri. Bomber lokal dianggap tak memiliki kapasitas yang cukup dibanding bomber asing. Kesebelasan elit Italia lebih menyukai bomber asing yang memiliki karakteristik agresif, teknik yang mumpuni, dan memiliki fleksibilitas dalam bermain, ketimbang bomber asal Italia yang cenderung lamban dan tak memiliki teknik yang istimewa.

Dulu masih ada penyerang-penyerang asal Italia di kesebelasan elit, seperti Inzaghi (AC Milan), Del Piero (Juventus), Vieri (Inter Milan), Montella (Roma) atau Gilardino (Fiorentina). Kini keberadaan penyerang lokal hanya bisa eksis di kesebelasan papan tengah, semisal Luca Toni dan Pazzini di Hellas Verona, Fabio Quagriaella di Torino, Cassano di Sampdoria atau Di Natale di Udinese. Itulah kenyataannya. Attaccante lokal kini hanya mampu menjadi striker kelas dua di negerinya sendiri.

Pindah menjadi jalan satu-satunya jika para bomber lokal itu ingin lebih sering bermain. Pindah ke kesebelasan yang berada di level menengah akan memberi mereka jaminan bermain secara reguler. Meskipun peluang meraih Scudetto menjauh, tetapi kesempatan meraih prestasi berupa capocannoniere menjadi terbuka lebar. Dengan menit bermain yang banyak, semakin banyak pula kesempatan untuk mencetak gol. Kesempatan mendapat tempat regular di skuat Italia juga akan terbuka jika predikat top skor Serie A dapat diraih.

Hal tersebut juga akan menjadi pembuktian bahwa penyerang lokal tak atau belum habis. Mereka dapat bersaing secara terbuka dengan bomber asing. Bersaing memperlihatkan kualitas mereka dalam hal menjaringkan gol ke jala lawan.

Lihatlah bagaimana penampilan Di Natale, Ia tetap menunjukan kapasitasnya meski hanya bermain di Udinese yang hanya jadi kesebelasan medioker, Atau Luca Toni dengan umurnya yang sudah uzur, ia mampu menjadi topskor Serie A musim 2014/2015 lalu. Mereka berdua tetap menunjukan kalau bomber lokal tak kalah produktif, Meskipun hanya berada di kesebelasan semenjana.

Jadi meskipun terdepak dari posisi di dalam skuat oleh penyerang asing, bukan berarti menjadikan penyerang asing tersebut hebat. Hal tersebut terlihat dari tradisi peraih capocannoniere paling sering diraih oleh pemain-pemain asal Italia sendiri. Dan tidak jarang itu berasal bukan dari kesebelasan papan atas.

Penulis seorang penikmat sepakbola dan pemain sepakbola virtual/PES. Tinggal di Cimanggis.

Komentar