Jangan Protes Berlebihan Kalau Tidak Ingin Dipukul

Berita

by Randy Aprialdi

Randy Aprialdi

Pemerhati kultur dan subkultur tribun sepakbola. Italian football enthusiast. Punk and madness from @Panditfootball. Wanna mad with me? please contact Randynteng@gmail.com or follow @Randynteng!

Jangan Protes Berlebihan Kalau Tidak Ingin Dipukul

Kesebelasan Negara Kosta Rika secara mengejutkan melaju ke babak delapan besar Piala Dunia 2014 Brasil. Mereka lolos ke fase gugur dengan memuncaki klasemen Grup D setelah berhasil mengalahkan Uruguay, Italia dan menahan imbang Inggris.

Kosta Rika pun menjadi lawan yang kuat bagi Belanda pada babak delapan besar dengan memaksa bermain imbang dengan skor 0-0. Pertandingan pun dipaksa dilanjutkan kepada babak adu penalti. Sayangnya, kesebelasan negara berjuluk Tricolors ini gagal mengulangi kesuksesan menaklukan Yunani pada babak 16 besar dengan menaklukan Yunani lewat adu penalti.

Setidaknya pencapaian Kosta Rika pada delapan besar Piala Dunia 2014 itu merupakan yang terbaik sepanjang karir mereka selama ini di ajang turnamen sepakbola terbesar dunia tersebut. Maka Pelatih Kosta Rika saat itu, Jorge Luis Pinto, bisa lebih lega melengsengkan kursinya dari bangku cadangan kesebelasan negara tersebut.

Kemudian usai Piala Dunia pun kursi kepelatihan Kosta Rika diserahkan dari Pinto yang berasal dari Kolombia kepada keturunan asli yakni Paulo Wanchope. Pelatih baru Kosta Rika itu sebelumnya merupakan asisten Pinto selama Piala Dunia 2014 lalu.

Selain itu ia memiliki pengalaman di Eropa sebagai mantan pemain andalan dari kesebelasan Inggris ketika memperkuat Derby County, West Ham United, Manchester City dan Liga Spanyol ketika membela Malaga.

Pada awalanya Wanchope berhasil membawa Tricolors menjuarai Copa Centroamericana 2014, kejuaraan antar negara Benua Amerika Tengah. Tapi sayangnya ia gagal memenuhi harapan publik untuk memboyong Piala Emas CONCACAF 2015. Bryan Ruiz dkk cuma mampu melangkah sampai delapan besar karena dikalahkan Meksiko yang menjadi juara ajang tersebut dengan skor 1-0.

Wanchope pun mengundurkan diri dari kursi kepelatihan Kosta Rika, namun bukan gara-gara kegagalannya pada Piala Emas CONCACAF 2015. Tapi ia mundur karena insiden perkelahian usai menonton laga Kosta Rika U-23 melawan Panama U-23 pada ajang kualifikasi Olimpiade zona CONCACAF di Stadion Maracana Panama, Selasa (12/8).

Pria kelahiran 31 Juli 1976 itu terlihat kesal kepada wasit pertandingan tersebut dan beberapa kali beranjak dari tempat dudukunya di tribun untuk memaki sang pengadil lapangan. Kemudian ketika pertandingan berakhir ia mulai beranjak kembali dari tempat duduknya dan mendekati pintu pada pagar tribun sebagai akses masuk ke dalam lapangan.

Sebelum menuju pintu itu pun Wanchope berteriak marah-marah terlebih dahulu ke arah lapangan. Lalu ketika mulai mencoba membuka pintu ia sempat diperingati penjaga pintu agar tidak masuk ke dalam rumput hijau.

Tapi pelatih Kosta Rika itu tetap memaksa dan akhirnya pintu dibuka untuknya. Sayangnya pria 39 tahun tersebut masuk dengan kondisi emosional dan mendorong anak gawang yang berada pada lajur jalannya. "Dia bisa turun pada momen tertentu, tapi tidak dalam cara yang agresif," ujar Ramon Cardoze, Wakil Presiden Federasi Sepakbola Panama.

Aksi Wanchope itu membuat ia mendapatkan sentuhan dari petugas keamanan tribun yang berada di dekatnya. Pria yang posturnya lebih pendek itu menyentuh punggung Wanchope untuk memberikan peringatan, namun justru mantan pesepakbola FC Tokyo itu berbalik menyerang dengan melayangkan tangan ke arah wajah petugas keamanan tersebut.

Aksi agersif Wanchope pun langsung dibalas keamanan tribun tersebut dengan serangan. Bermula dari tendangan sambil meloncat, kemudian pukulan bertubi-tubi kepada Wanchope sampai tersungkur ke kursi tribun stadion. Perkelahian pun baru berhenti ketika kepolisian datang untuk melerai dua orang itu.

Baca juga : Luapan Emosi Emir Spahic. Mantan bek Bayer Leverkusen ini sempat berkelahi dengan para pengawas pertandingan.

Usai kejadian itu Wanchope bertemu dengan para pejabat dari Federasi Sepakbola Kosta Rika (FEDEFUTBOL) seperti Jorge Hidalgo dan Radolfo Villabos, pejabat eksekutif dan Rafal Vargas, Sekjen untuk membahas pengunduran dirinya dari pelatih Ruiz dkk.

"Setelah pertemuan antara Paulo Cesar Wanchope dan federasi, pelatih memutuskan untuk mundur dan meninggalkan posisi pelatih tim nasional," ujar pernyataan FEDEFUTBOL.

Keputusan Wanchope itu mengingatkan ketika Federasi Sepakbola Meksiko (FMF) memecat Miguel Herrera karena memukul wartawan televisi. Herrera pun meminta maaf dan mengaku khilaf, begitu juga dengan legenda kesebelasan negara Kosta Rika dengan 73 laga resmi tersebut.

"Saya tidak bisa menjadi arogan untuk mengatakan saya tidak memiliki kesalahan. Kita semua hanya manusia dan kita membuat kesalahan, tapi saya punya reaksi yang salah dalam posisi itu," akunya.

Mungkin Wanchope seolah melampiaskan rasa frustasinya atas kegagalan membawa Kosta Rika menjuarai Piala Emas CONCACAF 2015 kepada para pemain masa depan Tricolor. Ia seolah mencoba menjadi seorang Hooligan yang mencaci wasit dari tribun, kemudian melakukan invasi ke dalam lapangan atas hasil yang tidak memuaskan.

Bagaimana Wanchope? Apa lebih baik Anda banting stir saja menjadi seorang suporter garis keras? Jika ya, maka coba kalahkan dulu petugas keamanan yang menghajarmu hingga tersungkur.


">August 12, 2015

Sumber : BBC, Bleacher Reports, Daily Mail, ESPN, Metro, Screamer, Soccerway, The Guardian, Wikipedia

Komentar