(Bek) Sayap yang Selalu Menerbangkan AC Milan

Cerita

by Ardy Nurhadi Shufi

Ardy Nurhadi Shufi

Juru Taktik Amatir
ardynshufi@gmail.com

(Bek) Sayap yang Selalu Menerbangkan AC Milan

AC Milan menggebrak bursa transfer musim panas 2015 dengan mendatangkan pemain-pemain berharga mahal. Dimulai dari perekrutan pahlawan Sevilla di Europa League, Carlos Bacca, hingga Andrea Bertolacci yang direkrut dari AS Roma dengan nilai transfer mencapai 20 juta euro.

Para pemain baru ini direkrut pelatih anyar Milan, Sinisa Mihajlovic, untuk menyempurnakan formasi 4-3-1-2. Jika sebelum bursa transfer ditutup Milan berhasil mendatangkan pemain bek tengah berkualitas, bukan tak mungkin Milan akan menjadi kandidat kuat peraih scudetto pada musim yang baru.

Tapi dalam formasi 4-3-1-2, posisi fullback atau bek sayap bisa saja menjadi posisi yang cukup penting dalam skema ini. Karena dalam formasi ini, pemain bek sayap ini akan menjadi pemain yang pasti mengisi sisi sayap, baik dalam menjaga pertahanan ataupun membantu lini penyerangan. Tak adanya gelandang sayap murni bisa saja membuat pemain bek sayap ini bertanggung jawab sendirian atas area sayap.

Saat ini, Milan memiliki empat pemain untuk mengisi pos bek sayap. Mereka adalah Mattia De Sciglio, Ignazio Abate, Luca Antonelli, dan pemain berusia 18 tahun yang baru dipromosikan dari skuat primavera, Davide Calabria. Dan jika menilik lebih jauh, ternyata keempat bek sayap Milan saat ini dihuni oleh pemain-pemain yang merupakan lulusan akademi Milan sendiri.

Abate yang beberapa kali mengemban tugas sebagai kapten Milan pada musim lalu, membela akademi Milan sejak berusia 13 tahun, pindahan dari kesebelasan lokal, Rescaldina. Sempat dipinjamkan ke sejumlah kesebelasan pada periode 2004 hingga 2009, pemain yang kini berusia 28 tahun itu disiapkan untuk menghuni bek kanan Milan pada musim 2010-2011 oleh Massimilliano Allegri hingga saat ini masih bertahan menjadi penggawa Rossoneri –julukan AC Milan-.

Keberhasilan Abate yang menjawab kepercayaan Allegri dengan memberikan kesolidan di lini pertahanan dan rajin membantu lini penyerangan, di mana kemudian berhasil mengantarkan Milan meraih scudetto ke-18, membuat Allegri memberikan kepercayaan pada akademi Milan lainnya: Mattia De Sciglio.

De Sciglio yang berada di akademi Milan sejak usia 10 tahun menjalani debut bersama Milan di bawah kepemimpinan Allegri pada musim 2011-2012. Dan saat itu, pemain kelahiran 20 Oktober 1992 ini menjadi pengganti sepadan atas hengkangnya Marek Jankulovski karena bisa ditempatkan sebagai bek kanan ataupun kiri layaknya Jankulovoski.

Nama berikutnya adalah Luca Antonelli. Pemain yang ‘besar’ bersama Genoa ini merupakan anak dari mantan pemain AC Milan pada 1977 hingga 1982, Roberto Antonelli. Luca Antonelli menjadi anggota akademi Milan sejak berusia 17 tahun.

Sempat dipinjamkan ke Bari selama satu musim pada awal karir profesionalnya dan membela Parma selama tiga musim, Antonelli bertahan cukup lama membela Genoa. Barulah pada bursa transfer musim dingin 2015 lalu pemain yang menempati pos bek kiri ini kembali berseragam AC Milan.

Nama terakhir adalah Davide Calabria. Meski masih berusia 18 tahun, Mihajlovic tampaknya akan memasukkan pemain bertinggi 177 cm itu sebagai alternatif pemain pada pos bek sayap untuk musim depan. Apalagi penampilannya pada laga pra-musim saat menghadapi Olympique Lyon dan Internazionale Milan tak terlalu mengecewakan.

Dengan Abate dan De Sciglio yang kerap terganggu cedera saat liga berjalan, Calabria tampaknya akan mendapatkan banyak kesempatan bermain pada musim ini. Dan jika ia bisa membuktikan diri bahwa ia layak membela Milan, bukan tak mungkin ia pun akan menjadi penerus bek sayap berkualitas produk akademi Milan.

Berbicara tentang bek sayap berkualitas produk akademi Milan, bukan sekali dua kali Milan menghasilkan pemain berkualitas pada pos ini. Luca Antonini yang kini menjadi bek sayap andalan Genoa sempat membela kesebelasan yang bermarkas di San Siro ini merupakan lulusan akademi Milan dan pernah membela kesebelasan senior Milan selama lima musim (2008-2013).

Jika Antonini tak begitu familiar, Matteo Darmian adalah contoh lain bek sayap berkualitas yang merupakan lulusan akademi Milan. Pemain yang menjalani debutnya profesionalnya bersama Milan pada usia 16 tahun dengan menggantikan Kakha Kaladze itu kini membela raksasa Inggris, Manchester United.

Jauh sebelum pemain-pemain yang telah disebutkan di atas, Milan memiliki banyak pemain handal dari pos bek sayap. Massimmo Oddo, Francesco Coco, dan Daniele Daino adalah bek sayap akademi Milan yang pernah mencicipi seragam timnas Italia. Belum lagi nama-nama besar seperti Paolo Maldini dan Alessandro Costacurta yang juga tak canggung saat ditempatkan sebagai bek sayap meski idealnya ditempatkan sebagai bek tengah.

Dari para alumnus akademi Milan di atas, hampir semuanya pernah memberikan trofi juara bagi Milan. Oddo meski bukan legenda seperti Maldini dan Costacurta, meraih trofi Serie A, Supercoppa, Liga Champions, Super Eropa, dan Piala Dunia Antar Klub bersama Milan. Coco menyumbang dua trofi Serie A pada akhir 90-an. Sementara Antonini menjadi bagian penggawa Milan yang meraih trofi Serie A 2010-2011 dan Supercoppa Italia 2011.

Otomatis hanya Daino dan Darmian bek sayap berkualitas yang tidak (atau belum bagi Darmian yang masih berusia 25 tahun) memberikan trofi bagi Milan. Karenanya, catatan ini bisa saja menjadi catatan lain bahwa Milan bisa atau sering meraih trofi juara bersama bek sayap berkualitas lulusan akademi mereka sendiri.

Bukti lain, Abate sudah mengemas satu trofi Serie A dan Supercoppa bersama Milan. Sementara De Sciglio mengoleksi satu piala Supercoppa. Antonelli, merupakan salah satu penggawa AC Milan yang meraih trofi Liga Champions pada 2007 meski saat itu hanya berlaga di tiga pertandingan domestik. Catatan ini bisa saja membuat musim ini giliran Antonelli, De Sciglio, dan Calabria menjadi (bek) sayap yang menerbangkan Milan untuk meraih gelar juara Coppa Italia atau mungkin Serie A.

foto: spaziomilan.it

Komentar