Beberapa Pekerjaan Rumah José Mourinho di Musim 2015/2016

Taktik

by Redaksi 38

Redaksi 38

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Beberapa Pekerjaan Rumah José Mourinho di Musim 2015/2016

Jika mengacu kepada skor, bisa dibilang tak ada hasil positif bagi tur pra-musim bagi Chelsea. Tak pernah menang di waktu normal sepanjang kunjungan mereka di Amerika Serikat serta lawatan Fiorentina membuat sebagian penggemar The Blues resah.

Menelan kekalahan dari New York Red Bulls dan Fiorentina serta menahan imbang (dalam waku normal) PSG dan Barcelona tentu bukan prestasi yang oke sepanjang tur pra-musim. Apalagi pasca kekalahannya dari Arsenal di laga pembuka kompetisi di Inggris raya yang bertajuk Community Shield dengan skor 0-1, rasa-rasanya penyesalan atas kekalahan dari partai tersebut masih berbekas walaupun hanya sedikit.

Tapi, Jose Mourinho tetap terlihat tenang. Bahkan ia sempat mengambil hikmah tersendiri (atau mungkin menghibur diri?) atas apa yang terjadi dengan anak buahnya. Ia sendiri menyatakan bahwa: “Tak ada yang cedera dan bisa bertanding melawan tim kompetitif yang bermain untuk kemenangan membuat pertandingan tersebut sebagai latihan terbaik bagi Chelsea.”

Jose Mourinho sih terkenal dengan perihal "ngeles" & memprovokasi lawan, karena memang "kehebatan Mourinho terletak pada kerongkongannya"

Jose Mourinho benar, pertandingan pra-musim memang tak berpengaruh apapun bagi skuatnya. Konsistensi skuatnya dalam meraih hasil negatif pun dirasa bukan hal yang besar-besar amat baginya. Namun, tak ada salahnya meraih kemenangan. Sebab menang tetaplah menang. Dan kemenangan, di mana-mana, selalu dapat mendongkrak moral pemain, setidaknya, untuk berlaga di pertandingan resmi.

Cara Chelsea Menjaga Konsistensi

Tak ada tambahan amunisi bagi lini tengah Chelsea musim ini. Mereka praktis hanya menambah dua pemain baru yaitu Falcao (peeneyerang pinjaman dari AS Monaco) dan Begovi? (kiper dari Stoke City). Sedangkan Nathan (Atlético Paranaense) dan Danilo Panti? (FK Partizan) memang didatangkan Chelsea, namun mereka berdua langsung dipinjamkan ke Vitesse Arnhem di Eredivisie Belanda.

Toh Chelsea sebenarnya tak perlu repot-repot menambah skuat mereka karena di Liga Primer Inggris musim lalu. Karena, sebelum berhasil menentukan gelar juara melawan Crystal Palace, Mourinho hanya menggunakan total 20 pemain selain penjaga gawang. Ini adalah jumlah pemain paling sedikit yang dipakai oleh kesebelasan manapun di Liga Primer Inggris.

Formasi ideal Chelsea musim depan
Formasi ideal Chelsea musim depan

Jika melihat formasi di atas, praktis Chelsea akan kesulitan jika pemain belakang (terutama bek sayap) mereka tertimpa badai cedera. Lepasnya Felipe Luis ke pangkuan kesebelasan lamanya, Atletico Madrid, tampaknya akan membuat Jose Mourinho harus sedikit berputar otak.

Bahkan, jika mengacu pada pergantian pemain yang ia lakukan pada saat menghadapi Arsenal di laga Community Shield, ia mengganti Azpilicueta dengan Kurt Zouma yang alaminya adalah sorang bek tengah. Bahkan yang paling baru, ia memasang Traore yang biasa beroperasi di gelandang serang sebagai bek kiri saat melwan Fiorentina.

Pada kasus Zouma, mungkin saja maksud Mourinho adalah menjadikannya sebagai pemain serbabisa seperti Ivanovic yang piawai bermain sebagai bek tengah dan bek kanan. Namun, hal itu bisa sangat beresiko mengingat kerjasama Azpilicueta dan Hazard di sisi kiri merupakan salah satu senjata Chelsea membongkar pertahanan lawan. Azpilicueta bukan hanya seorang yang mahir bertahan, tapi di musim lalu juga terbukti menjadi kolega yang selalu bisa memberikan dukungan yang dibutuhkan bagi Hazard. Kita tahu, Hazard adalah pemain yang sangat diandalkan Mourinho.

Sebetulnya Mourinho tak berpangku tangan dan berdiam diri saja. Kabar menyebutkan Chelsea masih aktif di bursa transfer, terutama mencari pemain bertahan. Pemain yang santer akan direkrut adalah Baba Rahman (Augsburg) dan John Stones (Everton). Dengan mendatangkan Rahman dan Stones, skuat Chelsea akan menjadi komplit, apalagi Stones adalah pemain homegrown.

Baca juga:


Mahar senilai 30 juta poundsterling dikabarkan bisa meluluhkan Everton yang sampai saat ini belum mau melepas Stones. Mourinho sendiri berkomentar: “Kami memiliki tiga (bek tengah) ditambah Ivanovi?, jadi empat. Kami memiliki dua di antara mereka yang sudah berusia di atas 30 tahun (Terry dan Ivanovic). Kami ingin memiliki dua yang berusia di bawah 25 tahun, yang akan memberikan kami setidaknya 10 tahun (garansi memiliki bek tengah berkualitas). Tapi seperti yang Anda tahu, ini bukan sesuatu yang mendesak.”

“Saya pikir 10 atau lima tahun yang lalu, suporter Chelsea mengatakan tidak bisa melihat Chelsea juara tanpa Frank Lampard. Dan sekarang Chelsea berhasil juara tanpa satu dari tiga pemain terbaik kami dalam 10 tahun terakhir. Tidak ada (pemain) yang tak tergantikan. Kalau sulit untuk digantikan, ya. Untuk menggantikan mereka satu per satu itu sangat sulit, sangat sulit. Untuk menggantikan mereka dengan bertahap, terstruktur, dinamis, dan dengan pilihan-pilihan yang baik, itu baru mungkin,” seperti yang Mourinho sampaikan di The Guardian.

Mengurangi Ketergantungan terhadap Trio Hazard - Matic - Fabregas dan PR Besar memoles Falcao

Untuk memahami kualitas skuat Chelsea, kita bisa memulainya dari Francesc Fàbregas dan Nemanja Mati? sebagai landasan lini tengah kesebelasan asal London tersebut. Kehebatan mereka berdua sangat bisa diandalkan, sayangnya ketergantungan Mourinho kepada keduanya seringkali membuat The Blues kerepotan jika salah satu di antara mereka tidak bisa bermain.

Sebenarnya mereka memiliki Ramires, John Obi Mikel, dan Ruben Loftus-Cheek yang bisa bermain menggantikan Fàbregas dan Mati?. Namun, Chelsea sepertinya tidak terlalu meyakinkan tanpa Fàbregas dan Mati?, sampai-sampai Mourinho sempat memainkan Kurt Zouma, seorang bek tengah, sebagai gelandang. Mourinho hanya butuh waktu dan pembuktian oleh para barisan gelandangnya (kecuali Fabregas dan Matic, tentunya).

Lagipula, tak ada salahnya jika suat kesebelasan terus berharap dari tuah dan aksi-aksi pemain seperti Hazard, Fabregas dan Matic. Terlebih lagi seorang Hazard yang menyabet gelar sekelas pemain terbaik Liga Primer (PFA Player of the Season) musim lalu. Bahkan jika mengacu pada rekapitulasi FourFourTwo melalui Stats Zone, tidak ada pemain yang mencetak dribel sukses dan mencetak peluang dari permainan terbuka lebih banyak daripada Hazard musim lalu. Aksi gemilang pemain Belgia ini sampai-sampai membuat lawannya dikartu kuning 23 kali saat ingin menghadangnya.

Permasalahannya, jika tak ada Hazard, lini serang Chelsea terkadang kelimpungan. Bahkan, Hazard juga adalah pemain yang banyak menyentuh bola setelah Fabregas. Ini juga menandakan bahwa bola dari Fabregas cenderung  di arahkan ke sisi kiri penyerangan Chelsea.

Operan di sepertiga akhir juga menjadi andalan Hazard dalam membongkar pertahanan lawan. Karena faktanya Hazard adalah pemain terbanyak melakukan operan di sepertiga akhir lawan. Ini menandakan kreativitas Hazard juga sangat diandalkan oleh Chelsea.

kecendrungan
Kecenderungan serangan Chelsea musim lalu (sumber: Whoscored)

Ini mesti ditanggulangi oleh Mourinho dengan memaksimalkan Cuadrado yang didatangkan pertengahan musim lalu. Toh secara kualitas, seharusnya Cuadrado bisa menjadi pilihan yang bagus untuk Mourinho di sayap kanan atau kiri Chelsea.

Selanjutnya, perihal Falcao ini, jika dipikir-pikir secara akal sehat, tentu kita menerima dengan mudah jika nantinya Falcao akan bersemayam di bangku cadangan Stamford Bridge sembari menunggu sisa-sisa waktu di penghujung pertandingan supaya dapat bermain. Kira-kira, jatah Falcao ini seperti apa yang dialami Remy dan Drogba musim lalu ketika Costa sedang tajam-tajamnya.

Bagi Mourinho, banyak pekerjaan rumah yang menumpuk jika ia ingin membangkitkan kedahsyatan Falcao kembali seperti yang pernah ia janjikan. Mou membutuhkan bantuan psikiater demi memulihkan trauma cedera Falcao dan jangan lupa juga Mourinho mesti meminta Abramovich untuk setidaknya mempunyai staf medis yang mumpuni jikalau Costa dan Falcao mesti tumbang di tengah kompetisi.

Di sisi lain, Chelsea sebagai kesebelasan yang mengontrak jasa Falcao, sepertinya tak perlu risau dan terbebani atas kedatangan striker Kolombia tersebut karena Chelsea hanya perlu membayar gaji Falcao saja dan tak perlu mengeluarkan uang puluhan juta seperti saat memboyong Torres. Bahkan, akan untung banyak apabila Falcao bisa mendadak bersinar musim depan, karena waktu adaptasi di Inggrisnya sudah ia lalui bersama Manchester United. Atau, jika masih saja bernasib suwe, paling tidak, Falcao berguna menemani Cuadrado yang tak kunjung bermain regular di bawah asuhan Mourinho.

Konklusi

Ujian pertama Chelsea memang “hanya” datang dari Swansea akhir pekan ini, karena ujian awal “sesungguhnya”  bagi Chelsea datang pada pekan ke dua Liga Primer ketika mereka langsung harus bertandang ke Etihad Stadium, kandang Manchester City.

Konsistensi starting line up sudah dilakukan Mourinho, konsistensi tanpa kemenangan di pra-musim juga sudah, dan kini tinggal konsistensi penampilan oke saja di sepanjang kompetisi resmi musim 2015-16 mendatang demi mempertahankan gelar juara yang mereka raih musim lalu.

Sumber tulisan: Daily Mail, ChelseaFC, Guardian, Pandit Football, About The Game, FourFourTwo Stats Zone

Komentar