Opsi Terbaik bagi Balotelli: Pensiun

PanditSharing

by Pandit Sharing

Pandit Sharing

Ingin menulis di PanditFootball.com? Kirimkan ke sharingpandit@gmail.com

1. Lengkapi dengan biodata singkat dan akun Twitter di bawah tulisan
2. Minimal 900 kata, ditulis pada file Ms. Word
3. Tulisan belum pernah dipublikasikan di media apapun (blog, website, forum, dll)
4. Tambahkan alamat lengkap dan nomor HP (tidak dipublikasikan)

Opsi Terbaik bagi Balotelli: Pensiun

Karya Rahman Fauzi


Musim panas 2015 menjadi musim panas paling sulit bagi Mario Balotelli. Masa depannya sangat tak menentu. Liverpool dan Brendan Rodgers seperti sudah enggan memainkannya, namun tidak ada kesebelasan top lain yang berminat kepadanya. Tawaran bukannya tidak ada, tapi malah datang dari Serie-C. Tentu menyedihkan.

Fiorentina hampir tertarik dengan tawaran Liverpool yang mau meminjamkan Balotelli sembari rela tetap membayar 80% gajinya sebesar 160.000 pounds. Rencana itu batal karena pendukung La Viola mengecam kehadiran Balotelli dengan memasang spanduk bertuliskan, “Kau lelaki tak punya rasa hormat, Florence tidak menginginkanmu” di tempat latihan Fiorentina.

Hubungan penggemar Fiorentina dengan Balotelli memang buruk. Mereka pernah berlaku rasis kepadanya di stasiun kereta api Florence tahun 2014. Ketika itu, klub yang dibela Balotelli, AC Milan baru saja menang 2-1 atas Siena yang membuat I Rossoneri tampil di Liga Champions musim selanjutnya, sementara Fiorentina gagal lolos. Duduk perkaranya, Balotelli mengeksekusi penalti kontroversial di menit-menit terakhir yang mengantar Milan menang.

Usaha Liverpool lainnya, menawarkan Balotelli ke Inter Milan dalam upaya mereka mendatangkan Mateo Kovacic. Kubu La Beneamata menolak. Bagaimana mungkin, klub Balotelli pertama kali menunjukkan potensi terbaiknya melakukan penolakan juga?

Sempat pula ada tawaran dari klub kasta ketiga di sepak bola Italia, Lupa Castelli. Klub ini baru dibentuk dua tahun lalu. Lewat Presidennya, Marco Amelia, mereka mengutarakan keinginan menyembuhkan karier Balotelli.

“Maksud kami membawa teman kami ke sini, Balotelli, pemain yang saat ini perlu memulai kembali kariernya, karena kami melihat dia tidak punya keinginan bermain lagi, punya penggemar yang menentangnya, dan tidak mampu menunjukkan kualitasnya,” kata Amelia, rekan Balotelli selama membela AC Milan, kepada Sky Italia.

Tawaran ini terdengar seperti Balotelli layaknya anak badung sementara Lupa Castelli adalah pesantren. Kondisi amat rumit.

“Bagi Balotelli, ini (bergabung Lupa Castelli) bisa menjadi  langkah pertama membereskan perilakunya, mengambil dua langkah mundur dan menunjukkan semua orang apa yang mampu dia lakukan,” tambahnya.

Transfer saga soal Balotelli makin menjadi-jadi. Klub promosi Serie-A, Bologna mau menampung Balotelli karena kadung tergiur dengan obral Liverpool. Begitupun Sampdoria yang tertarik memboyong Balotelli yang dilabel harga diskon, meski Lebaran Sale sudah lama lewat. Kabar terakhir, agen Balotelli, Mino Raiola menyempatkan diri menawarkan dia kepada Lazio ketika mereka bernegosiasi soal Ricardo Kishna.

Balotelli bak mayat yang jasadnya ditolak bumi. Orang-orang saling tunjuk soal siapa yang mestinya  mengubur Balotelli karena kadung kesal dengan perilakunya selama hidup. Eh, ini berlebihan. Namun yang pasti, beragam penolakan dan tawaran Lupa Castelli jelas menunjukkan adanya degradasi penampilan luar biasa yang Balotelli alami.

Balotelli tak diinginkan oleh Liverpool saat ini dan menjadi dilema karena pihak klub juga kesulitan menjualnya. Situasi yang ternyata juga pernah ia alami saat berada di Milan.

The Man Without a Club



Sebuah Opsi

Dulu, perdebatan apakah Balotelli pemain kelas dunia atau bukan adalah sesuatu yang keren. Ketika itu, Balotelli masih menunjukkan performa apik meski berperilaku ugal-ugalan. Para pihak yang pro berkeyakinan Balotelli seorang bintang yang perlu perlakuan khusus. Sementara yang kontra, berkeyakinan Balotelli adalah pemain tiada guna yang suatu saat pasti kena getah perilakunya.

Balotelli memang suatu enigma. Dia sudah rajin bikin kekacauan di Inter, tapi di sisi lain, sebagai anak muda dia ambil bagian yang tidak kecil pada kesuksesan tiga scudetto Inter (2007-2010) dan treble winners musim 2009-10. Dia membakar rumahnya sendiri dengan kembang api dua hari sebelum mencetak dua gol pada kemenangan bersejarah 6-1 Manchester City atas Manchester United.

Balotelli mengaku alergi rumput yang membuat penampilannya buruk dan berujung kartu merah saat melawan Dynamo Kyiv pada Europa League 2010-11. Namun di musim yang sama dia menjadi man of the match di final Piala FA yang mengakhiri puasa gelar City selama 35 tahun. Dia divonis tidak bakal dimainkan City di semua sisa laga Premier League 2011-12 setelah dapat kartu merah saat melawan Arsenal di pekan ke-32, tapi tiba-tiba datang dari bangku cadangan pada laga terakhir versus Queens Park Rangers. Dia yang memberi operan ke Aguero di menit ke-94 dan sisa ceritanya anda tahu seperti apa.

Musim berikutnya dia berkelahi dengan Roberto Mancini, pelatih yang menganggapnya sebagai anak. Hal yang memalukan itu mengakhiri kariernya di City. Di tim nasional, sejak awal kehadiran Balotelli tidak disukai banyak pihak. Namun, dia bawa Gli Azzuri melaju sampai final di pentas internasional pertamanya, Piala Eropa 2012. Laga melawan Jerman di babak semifinal tentu menjadi penampilan terfantastis yang dia punya.

Lalu dia pindah ke AC Milan, tim yang dia idolai sejak kecil, di bursa transfer musim dingin 2012-13. Klub dan penggemar sempat menyambut kedatangannya dengan meriah, tapi dia justru pergi dengan hinaan apel busuk dari Silvio Berlusconi. Kehadirannya di San Siro pun dianggap kesalahan meski sempat menyumbang 12 gol dari 13 pertandingan dan mengantar Milan ke Liga Champions.

Kemudian Liverpool meminangnya dengan mahar 16 juta poundsterling, suatu hal yang dianggap solusi bagus bagi kedua pihak. Dalam kontraknya dimasukkan pula klausul soal perilakunya yang tak boleh lagi liar. Hal itu membuat kelakuannya terkendali, tapi performanya malahan kendor. Di awal bergabungnya Balotelli dengan Liverpool, Mino Raiola mengatakan ini kesempatan terakhir bagi Balotelli main di tim besar, kalau tidak kunjung mampu membereskan perilakunya. Hal yang terbukti sekarang.

Sikap nakal dan tidak disiplin khas bocah yang Balotelli pelihara menjebloskan talenta besarnya ke dalam palung. Daftar tindakan bodohnya mesti punya laman Wikipedia tersendiri. Balotelli sering tertangkap kamera tidak serius dalam berlatih, hal yang mustahil dilakukan pemain profesional. Ketika bertanding pun kadang dia bersikap seperti pemalas yang baru bangun tidur. Jose Mourinho pernah memberi rating hampir nol pasca pertandingan melawan AS Roma musim 2009-10.

Sebenarnya ada opsi bagus yang bisa diambil Balotelli. Bukan, Balotelli tidak mesti memperdalam ilmu agama seperti personel band indie di Indonesia belakangan lakukan. Melainkan melakukan sebuah opsi yang saya tulis sebagai judul pada tulisan ini. Ya, bagaimana kalau Balotelli pensiun saja?

Menurut saya ini pilihan yang luar biasa brilian. Dia baru berusia 25 tahun pada 12 Agustus nanti. Tentu suatu berita spektakuler jika tiba-tiba di siang bolong, dia memutuskan pensiun. Sebagai pemain muda yang potensial, dia sudah meraih banyak hal yang besar. Jika ini benar-benar kejadian, maka keputusan tersebut pasti bakal membuat orang mengernyitkan dahi tinggi-tinggi. Keputusan yang bakal menggemparkan dunia. Juga bakal menjadi puncak tertinggi dalam usahanya membuat sensasi.

Balotelli pasti tahu, berapapun banyak orang yang tidak suka atas perilakunya bakal mengerti betapa penting kehadiran dirinya ketika dia sungguh-sungguh pergi. Apalagi dia tergolong pamain top. Tentu luar biasa aneh kalau ada pemain yang masih punya karier panjang dan menjanjikan malah memutuskan pensiun tanpa alasan cedera dan sebagainya. Keputusannya mundur dari dunia sepak bola profesional bisa membuat pengunduran diri Zayn Malik dari One Direction kalah kelas.

Adegan pengunduran dirinya seperti ini. Balotelli menggelar konferensi pers mendadak yang membuat para jurnalis kelimpungan. Hari ulang tahunnya yang kedua puluh lima dipilih sebagai waktu yang pas untuk menjadi dramatisasi awalan. Tidak ada wajah cengengesan sama sekali. Balotelli menyambut mikrofon dengan tenggorokan yang hampir-hampir kering. Di sampingnya duduk ibu angkatnya, Silvia dan mantan kekasihnya, Rafaella Fico yang menggendong anak yang sempat Balotelli tidak akui.

“Setelah melewati masa-masa sulit setahun ke belakang dan puncaknya musim panas ini, saya mesti mengambil keputusan yang sangat-sangat berat. Sepak bola modern tidak memberi tempat lagi bagi pemain begundal macam saya. Sejujurnya, segala macam kontroversi yang saya lakukan, semata-mata untuk membuat sepak bola berwarna. Saya tidak bisa membayangkan jika sepak bola hnya diisii pemain kultus seperti Iniesta. Namun, saya tahu itu salah,” suara Balotelli berat, wajahnya datar. Perlahan air mata mengalir di pipinya.

Beberapa jurnalis terhenyak. Mereka tidak pernah melihat Balotelli seserius ini. Paolo Bandini sempat mengira Balotelli bergurau, tapi dia tahu ini sungguhan. Susy Campagnale berhenti menulis catatan-catatan kecil, dia merasa sangat tidak sopan melakukannya dalam momen seperti itu. Sid Lowe termangu dengan tatapan kosong.

Balotelli meminta maaf jika perilakunya selama ini tidak baik sama sekali. Dia berterima kasih dengan semua tim, rekan, dan manajer yang pernah bekerja sama dengannya. Juga beberapa tawaran dari klub medioker pada bursa transfer musim ini yang membuat dia tersanjung. Namun, dengan segala hormat dia memutuskan mundur saja karena merasa itu lebih baik.

Kepada semua pendukung, baik yang mengagumi dan membencinya selama ini, dia berpesan tidak ada lagi rasisme di sepak bola. Tidak lupa dia berterima kasih pula kepada para jurnalis, sembari memohon jangan merindukan kehadirannya di dunia sepak bola. Pada konferensi pers itu, Balotelli juga bilang dia bakal melanjutkan hidup sebagai orang biasa. Merawat makam ayahnya, memberi cinta yang besar bagi ibu, kekasih, dan anaknya.

Dengan adanya kabar yang mengagetkan ini, media sosial dipenuhi keharuan. Tanda pagar #BalotelliRetired dan #ThanksSuperMario bertebaran dimana-mana dalam jangka waktu yang lama. Tajuk utama koran berhari-hari soal Balotelli. Tayangan olahraga di seluruh dunia mengulang-ulang adegan konferensi pers tersebut, sembari diselingi cuplikan gol-gol ajaib Balotelli. Keputusan pengunduran diri pesepak bola yang paling mengharukan sepanjang masa.

Baca juga kisah menarik dari Balotelli lainnya di:

Mengapa Balotelli yang Terbaik & Messi Buruk dalam Urusan Penalti?


Hanya Ada Balotelli dalam Skuat Azzuri


Balotelli: Aku yang Paling Tampan


Google Siapkan Banyak Lawan Kelahi Untuk Balotelli




Para stakeholder dunia sepak bola berkomentar dengan nada sepakat, menyesali keputusan Balotelli. Banyak pula yang hipokrit dengan menyebut Balotelli pasti dirindukan. Mereka menyayangkan lingkungan yang tidak mendukung Balotelli dalam masa tersulit. Mereka merasa sikap tidak karuan Balotelli adalah hal yang wajar sebagai pesepak bola muda yang punya masa kecil kelampau berat. Tidak lupa mereka menyisipkan testimoni soal betapa hebatnya Balotelli. Deskripsi soal kekuatan, tembakan keras, rasio kesuksesan mengeksekusi penalti, kontrol bola yang hebat, dll. Semua diungkit guna menunjukkan bahwa Balotelli salah satu pemain Italia yang patut tercatat ddi buku Football Hall of Fame dengan tinta emas.

Kemudian beberapa tahun setelah itu, Wikipedia hanya menuliskan hal-hal hebat soal Balotelli. Hanya ada sedikit catatan perilaku tidak disiplin dan nakal Balotelli, itu pun sebagai bagian upaya konstruksi persepsi positif pembaca bahwa Balotelli pesepak bola berkemampuan hebat yang diiringi kontroversi. Klip-klip Balotelli di Youtube soal kehebatannya belaka. Soal video kemalasan Balotelli dalam berlatih, tidak lagi dicari orang.

Kemudian para pandit-pandit muda yang sok tahu menobatkan Balotelli sebagai pemain terkontroversial yang pernah ada. Disusun kata demi kata yang menunjukkan superioritas Balotelli yang tidak mendapat dukungan pihak-pihak lain hingga akhirnya gagal. Ditulis secara rinci pencapaian-pencapain gemilang Balotelli yang terukir dalam waktu singkat. Kutipan-kutipan atas komentar Balotelli (terutama soal tukang pos) menjadi sabda yang menguatkan citra Balotelli yang nyeleneh, tapi penuh bakat dan potensi.

Fotonya ketika selebrasi pasca mencetak gol ke gawang Jerman di Piala Eropa 2012 menjadi artefak atas keagungan akan sebuah kekuatan yang Balotelli punya. Dia menjadi simbol perlawanan dari betapa membosankannya sepak bola moderen. Juga perlawanan atas sepak bola yang betapa hambar diisi pemain-pemain santun penuh kemunafikan.

Belum lagi dengan catatan-catatan kebohongan yang nantinya bakal ada. Kebanyakan kebohongan itu bernada sanjungan untuknya. Sedari memutuskan pensiun, Balotelli tahu besarnya kemungkinan ini terjadi. Dia tahu, buku sejarah yang tak berisi kebohongan sangat membosankan.

Citra Balotelli bakal bersih juga mengilap. Akhirnya, dia dikenang sebagai pesepak bola berteknik luar biasa yang punya kisah inspiratif nan mengharukan. Keputusan paling elegan kalau Balotelli benar-benar melakukannya.

*Rahman Fauzi, mahasiswa Jurnalistik Fikom Unpad. Bisa disapa lewat akun twitter @oomrahman.

Komentar