Pedro, Chicken Wings dan Saatnya Mencari Pengalaman Baru

Backpass

by Redaksi 38

Redaksi 38

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Pedro, Chicken Wings dan Saatnya Mencari Pengalaman Baru

Orang-orang terhipnotis dengan kemasyhuran trio Messi, Neymar dan Suarez yang telah memproklamirkan dirinya sebagai trio tersubur sepanjang sejarah Barcelona dan Spanyol. Tentu saja itu benar, dan boleh jadi itu tak akan terulang lagi, atau pun jika ada trio sedahsyat itu lagi mungkin entah kapan kita bisa melihatnya lagi.

Namun saya teringat kutipan Josep Guardiola saat menangani kesebelasan Blaugrana tersebut. Ungkapnya seperti ini: “Pedro telah menjadi pemain yang fundamental bagi tim ini (Barca). Jika saja ia orang Brazil, ia mungkin akan dijuluki sebagai Pedrinho dan kita (Barca) tak mampu mendatangkannya karena harganya akan selangit.”

Sebegitunya seorang Pep Guardiola memposisikan seorang Pedro Rodriguez. Maka, dengan mengikuti anjuran Pep, jangan pernah melupakan kontribusi-kontribusi hebat dari pemain kelahiran Tenerife pada 28 Juli, 28 tahun yang lalu.

Pedro Rodriguez Ledesma memulai karir sepakbolanya di kesebelasan San Isdiro, Tenerife, pada musim 2003-2004. Saat musim berjalan, beberapa pencari bakat dari kesebelasan besar, termasuk Barcelona, mulai menjalankan aksinya mencari pemain bertalenta yang akan mereka rekrut. Saat itu, Barcelona menetapkan pilihannya untuk merekrut Jeffren Suarez, salah satu pemain kesebelasan junior Tenerife. Namun, salah satu pelatih lokal mereka menyarankan para pemandu bakat dari Barcelona tersebut untuk melihat Pedro Rodriguez berlaga. Mereka meyakinkan untuk juga membawa anak tersebut bergabung ke Barcelona.

Setelah bertanya-tanya dan berpikir cukup lama, akhirnya sang pemandu bakat tersebut tinggal sehari lebih lama di Tenerife untuk menyaksikan Pedro berlaga. Ketika mereka sudah yakin atas pilihannya, seperti yang kita tahu, sisanya adalah sejarah. Pedro Rodriguez adalah salah satu jebolan akademi La Masia yang sukses dalam sepuluh tahun terakhir.

Kerja kerasnya di lapangan pun meraih hasil maksimal. Pasca debut di musim 2007-2008 di tim utama, beberapa trofi bergengsi termasuk trofi Piala Dunia dan raihan Sixtuples di musim 2008-2009 adalah bukti sahih kerja keras Pedro. Jika kurang afdol, fakta selanjutnya dari kerja keras Pedro adalah ia merupakan pemain pertama Barca yang berhasil mencetak gol di enam ajang yang berbeda dalam satu tahun kalender. La Liga Spanyol, Copa Del Rey, Piala Super Spanyol, Piala Super Eropa, Liga Champions dan Piala Dunia Antar Klub sudah pernah ia sambangi dengan gol-golnya.

Sebagai pemain yang berposisi di sisi sayap serangan Barcelona sejak bertahun-tahun lamanya, Pedro Rodriguez handal dalam mengoperasikan kedua kakinya untuk mencetak gol. Hal tersebut memudahkan dirinya untuk bermain di kedua sisi sayap serangan Barca dan tim nasional Spanyol.

Kemampuannya mencetak gol juga ada andil dari sang kekasih, Caroina Martin. Perempuan yang sudah kenal dengan Pedro sejak bergabung di akademi La Masia ini sering menyajikan Chicken Wings sebagai stimulus khusus agar Pedro giat mencetak gol. Bahkan, jika Pedro sudah kering gol dalam beberapa pertandingan, Carol percaya jika makanan favorit tersebut akan membawa keberuntungan bagi sang kekasih.

Namun seperti sahabatnya, Sergio Busquets, Pedro Rodriguez adalah pemain andalan yang berstatus jebolan La Masia meski kerap kali dipandang sebelah mata. Atau, bahasa kekiniannya disebut underrated player.

Hal ini ia sendiri yang diungkapkan saat wawancara pada 2010 lalu (seperti yang dimuat laman Guardian). Ia menuturkan: "Banyak pemain bertahan yang berfokus terhadap Messi, Bojan, dan David Villa akan tetapi mereka melupakanku. Hal tersebutlah yang kugunakan untuk mencetak gol. Kesempatan datang silih berganti, saya hanya tinggal menentukan kapan saya menendanngnya atau mengopernya.”

Perihal ke-underrated-annya ini bahkan mengundang Cristiano Ronaldo untuk bertanya-tanya sembari kesal. Saat pagelaran el clasico 29 November 2010 lalu, CR7 mendorong Guardiola saat ingin mengambil bola. Sontak hal tersebut memancing amarah para pemain Blaugrana.

Heh, siapa lu? (sumber: Blaugranas.com)
Heh, siapa lu? (sumber: Blaugranas.com)

Pedro yang tersulut emosi mendatangi Ronaldo seraya mengumpat. Kesal karena dikerubungi, akhirnya Ronaldo balik mengumpat sembari balik bertanya ke Pedro: “¿Y tú quién eres?” atau jika di bahasa Indonesia-kan begini: “Hei, siapa kamu?”

Hal ini lagi-lagi menunjukkan bahwa Pedro adalah underrated player, dan mungkin akan selalu begitu.

***

Kini nasib Pedro terombang ambing karena minimnya jam bermain di tim utama. Jika ingin hengkang, maka kita perlu mewajarkan keinginannya tersebut. Toh, sampai saat ini, segalanya sudah ia beri untuk Barcelona, baik gol-gol,  asist, trofi, hingga kesetiaan yang sudah teruji walau makin sering duduk di bangku cadangan.

Sinyal-sinyal kepindahan pun sudah diberikan oleh sahabatnya sendiri, Sergio Busquets, dalam konferensi pers saat tur pramusim di Amerika Serikat.  Semuanya jelas, Pedro ingin bermain lebih reguler dan mencari pengalaman baru di luar kesebelasan Barcelona. Juga untuk mengamankan tempat di tim nasional Spanyol.

Satu yang pasti, siapapun kesebelasan yang mendapatkan jasa Pedro, mereka tentu akan beruntung. Bahkan jika harus menyingkirkan proses adaptasi iklim sepakbola, cuaca dan gaya bertanding yang berbeda, Pedro punya cukup kecerdasan taktikal sebagai bekal untuk berhasil dalam karirnya di luar Barca.

Bahkan, menurut saya pribadi, tawaran sebesar  22 juta pounds untuk menebus klausul pelepasan dari salah satu kesebelasan Inggris merupakan guyonan bagi Barca. Lha wong Sterling saja 49 juta pounds, ya mosok pemain sekelas Pedro hanya dihargai 22 juta pounds sahaja? Ah, becanda nih.

Tulisan diolah dari berbagai sumber

Komentar