Adama Traoré dan Masa Depan Serangan Sayap Bayern

Taktik

by Redaksi 43

Redaksi 43

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Adama Traoré dan Masa Depan Serangan Sayap Bayern

Josep Guardiola kembali ke Barcelona. Bukan untuk mengambil alih posisi Luis Enrique, bukan pula untuk mengembalikan Thiago Alcântara yang ia bawa keluar dari sana. Pep – nama panggilannya – kembali ke Barcelona untuk membawa satu pemain pergi lagi. Namanya Adama Traoré Diarra, dan usianya baru 19 tahun namun bisa jadi memang pemain inilah yang sangat Pep butuhkan.

Adama, begitulah ia akrab disapa, lahir di Barcelona; tepatnya di L'Hospitalet de Llobregat. Walau memiliki darah Mali di tubuhnya, Adama membela Tim Nasional Soanyol di level junior. Sewajarnya demikian karena kualitas permainan Adama cukup baik untuk negara peraih satu gelar juara Piala Dunia di antara dua gelar Piala Eropa tersebut.

Bergabung dengan Barcelona sejak berusia 8 tahun, Adama kini membela Barcelona B. Tampil di kesebelasan utama pun Adama pernah. Sejak menjalani debutnya di kesebelasan utama pada 23 November 2013, Adama sudah tampil empat kali di pertandingan kompetitif tingkat senior.

Kesempatan pertama Adama datang pada pekan ke-14 La Liga musim 2013/14. Saat itu Barcelona menjamu Granada di Camp Nou. Adama masuk di menit ke-83, menggantikan Neymar. Tiga hari setelahnya Adama kembali tampil membela kesebelasan utama; kali ini di Champions League.

Namun tidak seperti kesempatan pertamanya yang berakhir dengan kemenangan meyakinkan empat gol tanpa balas, debut Adama di Champions League berakhir dengan kekalahan. Kesebelasan tuan rumah, Ajax, mengalahkan Barcelona 2-1 di Amsterdam Arena. Adama tidak mampu berbuat banyak karena ia hanya masuk sebagai pemain pengganti, menggantikan Cesc Fàbregas di menit ke-82.

Dua kali saja Adama membela Barcelona di musim debutnya. Pada akhir tahun 2014 – tepatnya 16 Desember – barulah Adama kembali membela kesebelasan utama. Pada leg kedua putaran keempat Copa del Rey 2014/15 tersebut Adama mencetak gol ketujuh Barcelona dalam kemenangan 8-1 atas SD Huesca; gol pertamanya untuk kesebelasan senior Barcelona. Adama masuk menggantikan Munir El Haddadi pada menit ke-74 dan mencetak gol lewat sebuah solo run empat menit setelahnya.

Tampaknya gol tersebut membuat Luis Enrique memiliki kepercayaan bahwa Adama pantas tampil sejak menit pertama. Di leg kedua 16 besar kejuaraan yang sama, Adama tampil sebagai starter. Di Manuel Martínez Valero, kandang Elche CF, Adama bermain selama 62 menit hingga Alen Halilovi? masuk menggantikannya. Adama tidak mencetak gol walau Barcelona menang 4-0.

Di Copa del Rey, Barcelona terus melaju dan akhirnya keluar sebagai juara. Namun Adama tidak lagi mendapat kesempatan bermain. Dengan kondisi lini depan Barcelona saat ini, musim 2015/16 pun tampaknya hanya akan ia jalani seperti musim-musim sebelumnya.

Kemampuan menggiring bola dan kecepatan adalah kekuatan utama Adama. Ia bukan Lionel Messi yang mahir meliuk-liuk, namun dengan gerakan pinggul dan bahunya ia dapat dengan mudah mengelabui lawan; Adama memiliki kemampuan yang terhitung sangat baik dalam mengubah arah. Begitu lawan tertipu, ia meninggalkannya dengan kecepatan lari yang ia miliki.



Ditambah lagi Adama memiliki tubuh yang besar dan kuat. Tak mudah menjatuhkannya. Ia juga mahir menggunakan tangan untuk menjaga lawan tetap jauh lawan. Di balik semua kelebihan itu, Adama memiliki satu kekurangan: ia hanya mampu bermain di sisi kanan.

Di sisi itu Barcelona sudah memiliki Lionel Messi. Setelahnya ada Pedro Rodríguez dan Arda Turan. Persaingan di sisi kiri tidak seketat di sisi kanan, namun Adama tidak memiliki kemampuan untuk bermain di sana. Tak ada tempat untuknya di kesebelasan utama.

Karenanya, tidak salah jika Adama mempertimbangkan tawaran dari Guardiola – yang bersedia menebus buy out clause-nya sebesar 15 juta euro – untuk bergabung dengan Bayern München.

Jika bergabung dengan Bayern, saingan Adama praktis hanya Arjen Robben. Memang Robben tidak kalah bagus ketimbang Messi, namun usianya yang sudah tidak lagi muda membuat peluang Adama menjadi lebih besar. Bisa saja Adama, jika ia bergabung dengan Bayern di musim panas ini dan menghabiskan musim 2015/16 untuk belajar, menjadi andalan Bayern musim depan. Adama di kanan, Douglas Costa – pengganti Ribéry – di kiri.

Namun jika memang benar rencananya jangka panjangnya seperti itu, tidak akan ada lagi Robben dan Ribéry yang bermain berdekatan walau keduanya bermain di dua sisi yang berseberangan. Kegemaran Robben dan Ribéry memotong ke dalam seringkali membuat keduanya berada dekat dengan satu sama lain dan memberikan kuasa di area garis tepi kepada para bek sayap.

Adama dan Douglas Costa tidak demikian. Terutama Adama yang bermain sangat vertikal. Namun kemampuan dan kecenderungan bermain seperti itu akan memberi Bayern kecepatan serangan yang tinggi dan bentuk serangan yang tidak bertele-tele seperti ketika mereka menjuarai Champions League bersama Jupp Heynckes.

Jika Pep memang berniat untuk berinvestasi dan pelan-pelan mengubah gaya serangan Bayern, 15 juta euro untuk Adama jelas bukan pemborosan. Siapa tahu dengan mengikuti gaya serangan Heynckes, Pep mampu mempersembahkan gelar juara Champions League yang hingga saat ini belum mampu ia berikan kepada Bayern.

Komentar