CR7 dan Perenungan Asal-usul Alam Raya

Berita

by Dex Glenniza

Dex Glenniza

Your personal football analyst. Contributor at Pandit Football Indonesia, head of content at Box2Box Football, podcaster at Footballieur, writer at Tirto.ID, MSc sport science, BSc architecture, licensed football coach... Who cares anyway! @dexglenniza

CR7 dan Perenungan Asal-usul Alam Raya

Sedikit berbicara tentang hal yang sangat saintifik (tapi malah bukan masuk kategori "Sains Bola" di situs ini), maka kita bisa membicarakan ilmu astronomi. Astronomi akan membawa kita langsung kepada salah satunya adalah pembahasan tentang galaksi.

Tidak ada yang bisa langsung menautkan ingatan/pikiran kita dengan galaksi sesempurna saat kita mengingat "Galacticos" alias Real Madrid CF, tempat Cristiano Ronaldo bermain.

Observatorium Luar Angkasa Eropa baru-baru ini menemukan sebuah galaksi super terang dan menamakannya.... tepat sekali: CR7!

Sekelompok ilmuwan yang dipimpin oleh David Sobral dari University of Lisbon melihat kembali ke arah terjadinya Dentuman Besar (Big Bang) dengan melakukan "penelitian galaksi terjauh yang pernah dicoba." Mereka menggunakan Very Large Telescope (VLT).

Jelas, orang-orang ini harus memiliki nama terhadap semua penemuan mereka.

Mereka menemukan sekelompok terang dari galaksi muda. "Muda" dalam hal ini adalah berumur 800 juta tahun. Terangnya galaksi ini adalah tiga kali lebih terang daripada "galaksi jauh" yang sudah berhasil direkam atau diteliti sejauh ini.

Galaksi terang tersebut akhirnya mereka namai dengan COSMOS Redshift 7, atau yang disingkat akan menjadi CR7.

Nama COSMOS Redshift 7 diperoleh dari ukuran tempatnya dalam hal waktu kosmik. Semakin tinggi pergeseran merah (redshift), maka akan semakin jauh galaksi dan selanjutnya akan kembali membawa kita kepada sejarah alam semesta yang bisa terlihat.

A1689-zD1, salah satu galaksi tertua yang pernah diamati misalnya, memiliki pergeseran merah sebesar 7,5.

Hasil karya impresi artis untuk galaksi CR7 yang sangat terang. (Kredit: ESO / M. Kornmesser)
Hasil karya impresi artis untuk galaksi CR7 yang sangat terang.
(Kredit: ESO / M. Kornmesser)

Namun, apa yang terkandung di dalam CR7 adalah apa yang membuat para ilmuwan bersemangat. Penelitian yang dipublikasikan dalam The Astrophysics Journal mengklaim galaksi ini berisi jenis bintang awal yang telah lama dihipotesiskan tapi tidak pernah terbuktikan keberadaannya: bintang Population III.

"Bintang-bintang itu adalah yang membentuk atom berat pertama yang pada akhirnya memungkinkan kita untuk berada di sini. Ini sangat menarik," kata David Sobral sebagai pemimpin penelitian di atas.

"Penemuan ini menantang harapan kami dari awal karena kami tidak berharap untuk menemukan sebuah galaksi yang terang. Kemudian, dengan meneliti CR7 sepotong demi sepotong, kami mengerti bahwa kami tidak hanya telah menemukan galaksi terjauh yang paling bercahaya, tetapi juga mulai menyadari bahwa setiap karakteristik (dari CR7) diharapkan (memenuhi kriteria) bintang Population III."

Sebagai pengetahuan tambahan, bintang Population I ada di sekitar kita, seperti Matahari kita. Bintang ini mengandung sejumlah besar logam kompleks dan bahan kimia yang dibentuk oleh nukleosintesis di inti bintang lain yang telah lama hilang pada proses nova. Sementara bintang Population II mirip dengan I, tetapi mengandung lebih sedikit logam.

Pada 1970-an, para ilmuwan meramalkan adanya bintang Population III yang terbentuk pada tahap sangat awal dari alam semesta. Bintang ini dibangun hampir seluruhnya dari hidrogen dan helium, dengan mungkin tambahan lithium dan berilium.

Bintang seperti ini akan sangat besar, ribuan kali lebih besar dari matahari kita, dan akan jauh lebih terang daripada kebanyakan bintang lainnya, dan bertahan relatif singkat beberapa juta tahun sebelum terbakar habis.

CR7 terlihat memiliki gugusan bintang seperti di atas yang menyalakan intinya. Dengan menggunakan spektrometer juga para ilmuwan tidak berhasil menemukan unsur yang lebih berat daripada helium yang berasal dari galaksi tersebut.

"Saya selalu bertanya-tanya dari mana kita berasal," kata Jorryt Matthee, penulis naskah dalam jurnal di . The Astrophysics Journal.

"Bahkan sebagai seorang anak, saya ingin tahu di mana unsur-unsur berasal. Seperti kalsium dalam tulang-tulang saya, karbon di otot-otot saya, besi dalam darah saya. Saya tahu bahwa ini pertama kali terbentuk pada awal terciptanya alam semesta, yaitu oleh bintang generasi pertama."

Sepatu sepakbola Nike Mercurial Vapor IX CR7 The Galaxy 13-14 Dark Obsidian / Metallic Silver yang dipakai oleh Cristiano Ronaldo untuk musim 2013-14. Mungkin akan sangat kontekstual jika ia memakainya lagi sekarang?
Sepatu sepakbola Nike Mercurial Vapor IX CR7 The Galaxy 13-14 Dark Obsidian / Metallic Silver yang dipakai oleh Cristiano Ronaldo untuk musim 2013-14. Mungkin akan sangat kontekstual jika ia memakainya lagi sekarang?

Tidak ada yang lebih menarik daripada penemuan galaksi paling terang dan revolusioner itu. Itu juga mungkin mengapa mereka menamai sebuah galaksi dengan nama (julukan) pemain sepakbola.

Jadi, selain sudah memperoleh 100 juta lebih likes di Facebook, juga sudah berhasil mencetak lima gol dalam satu pertandingan, kemudian berhasil memenangkan Ballon d'Or, sekarang Ronaldo sudah berhasil menjadi sebuah nama bagi galaksi.

Mari kita tunggu respon seperti apa yang sudah disiapkan oleh Lionel Messi. Saya juga tidak tahu persis jika memenangkan Copa América bersama kesebelasan negara Argentina akan membuat kita lupa betapa terangnya galaksi CR7.

Sumber: Fusion, ESPN FC, The New York Times, The Register, Space.com

Komentar