Tekanan Untuk FIFA yang Semakin Kencang

Berita

by Redaksi 41

Redaksi 41

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Tekanan Untuk FIFA yang Semakin Kencang

Sepp Blatter mengundurkan diri pekan lalu meskipun sempat terpilih kembali sebagai pemimpin FIFA untuk kali kelima. Namun ia akan tetap bertugas di kantor FIFA sampai pemilihan ketua baru dilakukan. FIFA sendiri belakangan menjadi bahan penyelidikan korupsi yang semakin melebar. Tekanan yang didapat FIFA pun kini datang dari Parlemen Eropa.

"FIFA bingung dengan keputusan Parlemen di Eropa. Seperti diketahui, setelah pemilihan kembali, presiden FIFA telah diputuskan, karena keadaan khusus di mana FIFA mendapati dirinya, menyerahkan mandatnya pada pemilihan di kongres luar biasa," kata juru bicara FIFA. Sebelumnya UEFA memang telah mendesak Blatter untuk mundur segera dan mengizinkan pemimpin interim untuk memulai reformasi dalam organisasi.

Dalam sebuah kongres di Strasbourg, Perancis, Anggota Parlemen Eropa mengeluarkan keputusan mereka untuk ikut mereformasi FIFA. Sejatinya FIFA memang  tidak diwajibkan mengindahkan keputusan parlemen, dan sebelumnya pun FIFA telah menolak panggilan dari kelompok-kelompok anggota parlemen, termasuk Dewan Eropa.

Juru bicara FIFA menambahkan: "Presiden difokuskan untuk memastikan pada kongres ini, ia dituntut mereformasi dan memilih presiden baru ." Tanggal kongres pun sebelumnya telah ditetapkan pada tangga 20 Juli oleh komite eksekutif di Zurich.

Sementara itu dalam rentetan kasus yang menimpa FIFA, direktur komunikasi dan urusan publik FIFA, Walter De Gregorio mengundurkan diri dari jabatannya. Wakilnya pun telah ditunjuk sebagai pengganti sementara.

Sebelumnya De Gregorio mengatakan jika ia akan terus melayani "secara konsultan" sampai akhir tahun. De Gregorio telah berada di posisi tersebut sejak 2011, sebelumnya ia merupakan seorang wartawan dan ia juga hadir ketika Blatter mengumumkan pengunduran diri pada tanggal 2 Juni.

"Walter telah bekerja sangat keras selama empat tahun terakhir dan kami sangat berterima kasih atas semua yang telah ia lakukan,” kata Sekretaris Jenderal FIFA, Jerome Valcke dalam sebuah pernyataan.

Beberapa laporan media menyatakan bahwa De Gregorio telah mendapat tekanan untuk mundur setelah membuat lelucon tentang krisis FIFA di Swiss TV.

Menurut kabar yang dimuat The Independent. De Gregorio membuat guyonan kepada pewawancara, Roger Schawinksi. Saat itu De Gregorio melontarkan pertanyaan: "Presiden FIFA, Sepp Blatter, direktur komunikasi dan Sekjen semua duduk di mobil – siapa yang mengemudi?  Lalu Schawinksi membalas: “Jawabanya?,” dengan respon cepat De Gregorio menjawab: “Polisi.”

Mundurnya De Gregorio, menandai putaran terbaru dalam krisis yang melanda FIFA, yang dimulai sejak tiga minggu yang lalu ketika FBI dan otoritas Swiss menangkap sejumlah pejabat FIFA di Zurich dengan tuduhan korupsi. De Gregorio telah menjadi salah satu ajudan Blatter yang paling senior dan sempat ikut memberi pembelaan untuk FIFA setelah insiden penangkapan.

Kala itu, hanya beberapa jam setelah otoritas Amerika dan Swiss menggerebek Hotel Baur au Lac di Zurich, De Gregorio berusaha untuk meredam suasana dengan memeberi penjelasan jika insiden itu sebagai upaya yang baik untuk FIFA. Dia berkata: "Ini baik untuk FIFA. Namun ini tidak baik dalam hal gambaran atau reputasi. Tetapi dalam hal untuk membersihkan, ini baik,” ujarnya.

Dengan rentetan beberapa hari yang terjadi, seperti tekanan Parlemen Eropa dan mundurnya De Gregorio, semakin memberikan jalan untuk mereformasi FIFA. Tekanan yang ada ditubuh FIFA pun tidak serta merta membuat mereka yang masih menjabat di bidang lain untuk terselamatkan. Seperti apa yang terjadi dengan De Gregorio.

Sedikit kesalahan saat di hadapan publik, akan membuat posisi menjadi goyah.

Komentar