Analisis Pertandingan Singapura 0-1 Indonesia

Analisis

by Ardy Nurhadi Shufi

Ardy Nurhadi Shufi

Juru Taktik Amatir
ardynshufi@gmail.com

Analisis Pertandingan Singapura 0-1 Indonesia

Indonesia U23 menjalani laga penentuan saat menghadapi Singapura pada partai terakhir Grup A SEA Games 2015 cabor sepakbola. Kedua kesebelasan sama-sama meraih enam poin, namun Indonesia berada di peringkat dua karena unggul selisih gol.

Untuk meraih hasil maksimal menghadapi Singapura, Indonesia kembali menurunkan formasi seperti kala menaklukkan Kamboja dengan skor 6-1 pada pertandingan kedua, yang artinya terdapat dua perubahan dengan susunan pemain pada pertandingan menghadapi Filipina. Manahati Lestusen menggantikan pos Hansamu Yama. Sementara Vava Yagalo yang memberikan assist cantik atas gol pertama Evan Dimas digantikan oleh Syaiful Indra Cahya.

Pertandingan berjalan imbang sepanjang babak pertama. Kedua kesebelasan silih berganti melancarkan serangan. Namun tak ada satu pun yang berhasil menjadi gol.

Garis pertahanan tinggi yang diterapkan para pemain Singapura membuat serangan Indonesia tak bisa dibangun dengan baik. Umpan-umpan pendek yang biasa menjadi senjata andalan Indonesia dalam menembus pertahanan lawan, dimatikan oleh pressing yang diberikan para pemain bertahan Singapura sejak tengah.

Singapura menerapkan zonal marking untuk melindungi gawang mereka. Kejelian para pemain Singapura membaca arah bola menjadikan serangan Indonesia bisa dipatahkan. Pressing agresif yang dilakukan para pemain Singapura pun membuat para pemain Indonesia tak bisa leluasa menguasai bola. Umpan-umpan panjang pun bisa dilepaskan para pemain Indonesia, namun masih juga berhasil digagalkan para pemain Singapura.

Zonal marking ini pun membuat Singapura bisa mengatasi pertukaran posisi yang dilakukan para pemain Indonesia. Para pemain bertahan Singapura hanya menunggu datangnya bola ketika berupaya merebut bola dari kaki para pemain Indonesia.

Serangan Singapura sendiri tak begitu efektif sepanjang laga. Umpan-umpan panjang pun menjadi opsi Singapura untuk menembus pertahanan Indonesia. Namun para pemain bertahan Indonesia masih berkonsentrasi penuh sehingga kesalahan mampu diminimalisir dan gawang Indonesia yang dijaga Teguh Amiruddin masih aman.

Ditambah lagi Abduh Lestaluhu yang kali ini lebih sering berada di area pertahanan sendiri. Berbeda dengan pertandingan sebelumnya di mana bek kiri asal Persija Jakarta ini dengan rajin membantu lini serang Indonesia dengan penetrasi yang ia lakukan di sisi kiri. Kali ini, Abduh lebih sering memberikan umpan daerah baik itu bagi Paulo Sitanggang maupun Muchlis Hadi.

Indonesia berhasil unggul lewat gol yang dilesakkan Evan Dimas pada menit ke-47. Jika melihat skema golnya ini, skema seperti ini jarang terlihat pada babak pertama yang mana lebih mengandalkan umpan panjang.

Zonal marking Singapura berhasil ditembus oleh aksi individu Muchlis Hadi di sisi kiri pertahanan Singapura. Pemain bernomor sembilan ini lantas melakukan cut back ketika memasuki kotak penalti dari samping. Operannya ini mengarah ke tengah di mana area ini kosong karena tertarik oleh pergerakan yang dilakukan muchlis Hadi di sisi kanan. Evan Dimas pun menyambarnya dengan tendang keras nan akurat.

Pada babak dua sendiri, sebenarnya Indonesia lebih sering mendapatkan tekanan dari serangan Singapura. Ini terjadi karena terjadi perubahan gaya menyerang yang dilakukan Singapura. Jika pada babak pertama umpan lambung dilepaskan dari lini pertahanan langsung ke depan, yang biasanya ke area flank, pada babak kedua, bola digulirkan dulu ke sayap, lantas memberikan umpan silang ke kotak penalti.

Opsi ini tampaknya dilakukan untuk mengakali lini pertahan Indonesia yang para gelandangnya dengan baik melakukan trackback. Disiplinnya para pemain gelandang Indonesia ini membuat lini tengah Indonesia selalu memenuhi area depan kotak penalti pertahanan sendiri.

Namun tekanan demi tekanan ini hanya berlangsung selama 20 menit babak kedua. Karena pada menit ke-64, salah satu pemain Singapura mendapatkan kartu merah sehingga kubu tuan rumah harus bermain dengan 10 pemain.

Menghadapi 10 pemain Singapura, pelatih Indonesia, Aji Santoso, langsung mengambil tindakan. Ia memasukkan Hansamu Yama untuk menggantikan Paulo Sitanggang. Sebuah pergantian yang mengherankan. Bukan karena pergantian pemain menyerang oleh pemain bertahan, melainkan karena dua bek tengah Indonesia sudah mengoleksi kartu kuning, yang artinya bisa beresiko Indonesia pun akan bermain 10 pemain.

Pergantian ini tampaknya sebagai langkah Aji untuk mengamankan keunggulan hingga akhir pertandingan. Paulo pun ditarik keluar agar pada pertandingan berikutnya bisa lebih fit. Karena pada laga sebelumnya, Paulo dimainkan selama 90 menit.

Aji sendiri lantas memilih untuk menumpukkan pemainnya di tengah. Keluarnya Paulo tak membuat salah satu gelandang mengisi area kiri. Justru Evan Dimas yang sebelumnya sering berada di depan, lebih sering mengisi sisi kanan mendampingi Adam Alis dan Zulfiandi. Manahati sendiri ditempatkan di belakang tiga gelandang tersebut.

Dengan Ahmad Nufiandani yang masih beroperasi di sisi kanan, tak heran serangan Indonesia pun lebih serang mengarah ke sisi kanan. Sementara Vava Yagalo yang masuk menggantikan Abduh Lestaluhu sendirian mengisi area sisi kiri. Serangan Indonesia pun akhirnya tak terlalu membahayakan lagi.

Meskipun begitu, skema ini berhasil membuat Indonesia unggul di lini tengah. Para pemain Indonesia percaya diri menguasai bola di tengah. Ini yang membuat para pemain Singapura sering melepaskan tekel agresif yang berujung foul.

Para gelandang Indonesia pun dengan mudah merebut kembali bola dari pemain Singapura entah itu lewat aksi intersep maupun tekel. Sehingga meski gagal menambah gol, serangan Singapura bisa digagalkan dan skor 1-0 tak berubah hingga akhir pertandingan. Indonesia lolos ke babak semi final.

Komentar