Kasus Suap Piala Dunia Hingga Kecaman Mourinho

Berita

by Redaksi 41

Redaksi 41

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Kasus Suap Piala Dunia Hingga Kecaman Mourinho

Rusia dan Qatar bisa saja kehilangan haknya sebagai tuan rumah Piala Dunia 2018 dan 2022 jika terbukti adanya kecurangan dalam pemilihan tuan rumah. Hal tersebut diungkapkan oleh seorang pejabat FIFA.

"Jika ada bukti bahwa Qatar dan Rusia menerima penghargaan (status tuan rumah Piala Dunia) berkat skandal suap, maka penghargaan bisa dibatalkan," ungkap kepala Komite Audit FIFA, Domenico Scala, kepada surat kabar mingguan Swiss, Sonntagszeitung.

Ini merupakan pernyataan yang pertama dari seorang pejabat senior FIFA mengenai kasus suap Piala Dunia. Bahkan pernyataan itu pun menjadi pembuka kemungkinan baik Rusia atau Qatar, bisa saja batal menjadi tuan rumah turnamen sepakbola empat tahunan tersebut. Pernyataan tersebut sekaligus menjadi sinyal positif dalam pembenahan di tubuh FIFA.

Selain itu, kabar kecurangan yang dilakukan FIFA tidak hanya terkait tentang tuan rumah Piala Dunia. Kemarin, muncul kabar yang cukup mengejutkan dari pelatih Chelsea, Jose Mourinho. Pelatih berdarah Portugal tersebut menyatakan jika FIFA telah merusak dirinya secara pribadi. Tuduhan Mourinho tersebut terkait dengan kekalahannya di FIFA World Coach of the Year 2012.

Saat itu FIFA menobatkan Vicente del Bosque sebagai pelatih terbaik 2012. Mourinho pun harus puas berada di posisi kedua dari tiga nama yang masuk dalam nominasi.

Mantan pelatihi kepala Real Madrid itu pun mengatakan kepada Sunday Times: "Pada 2012, saya adalah salah satu dari tiga finalis, dan ketika saya diberitahu saya hanya mengakhirinya di posisi kedua dengan beberapa penilaian di belakang pemenang, itu tampak normal bagi saya.”

"Kemudian hasil pemilihan diumumkan. Dan bekas pemain saya, seorang kapten tim nasional, menghubungi saya, 'Pak, ada yang salah. Saya jelas-jelas memilih Anda tapi mereka menaruh nama pelatih lain dan bukan saya yang melakukannya. Beberapa menit kemudian teman asal portugal saya, pelatih tim nasional, menelepon saya, 'Pak, jangan percaya dengan apa yang Anda lihat di daftar, karena jelas saya memilih Anda. Dan beberapa menit kemudian saya mendapat pesan dari pelatih nasional lain, 'mereka (FIFA) mengganti suara saya'," ungkap Mourinho.

Pernyataan yang dibuat Mourinho tentu saja akan menjadi isu baru yang berhembus tentang kecurangan-kecurangan yang dilakukan FIFA. Hal tersebut pun menjadikan Mourinho sebagai orang pertama dari kalangan yang masih aktif di dunia sepakbola yang meluncurkan tuduhan kecurangan untuk FIFA. Andai pernyataan Mourinho itu benar adanya, tentu saja itu menjadi babak baru yang menarik dari isu reputasi FIFA.

Dan mungkin saja banyak penghargaan lainnya yang menjadi bahan mainan FIFA, seperti penghargaan Ballon d’Or 2014 yang dimenangi Cristiano Ronaldo. Kemenangan tersebut menuai kritikan. Salah satu pihak yang melayangkan kritik saat itu adalah Johan Cruyff. Legenda sepakbola Belanda tersebut mengecam FIFA yang dalam dua tahun berturut-turut telah memberikan gelar terhormat itu kepada Ronaldo yang menurutnya tidak layak. Menurut Cruyff, seharusnya penghargaan tersebut tak hanya melihat prestasi individu sebagai tolak ukur.

“Pada tingkat tertinggi sepakbola, Anda harus menggabungkan bakat individu dan gelar juara,” kata Cruyff dalam kolomnya di De Telegraaf. “Dari sudut pandang ini, itu konyol bahwa dua tahun berturut-turut, FIFA memberikan penghargaan kepada seorang pemain yang tidak bermain sangat baik juga tidak memenangi banyak gelar. Dua tahun lalu, Bayern memenangi semuanya. Namun, penghargaan tersebut menjadi milik Ronaldo. Bukan untuk Toni Kroos atau pemain Bayern lain.”

“Pada 2014," tambah Cruyff, "Kroos lagi-lagi berperan penting untuk tim Jerman dalam memenangkan Piala Dunia. Namun ia tidak masuk tiga finalis, Sementara itu, Cristiano Ronaldo adalah seorang penonton di Piala Dunia."

Dalam pemilihan Ballon d’Or 2014, Cristiano Ronaldo mengalahkan dua pesaingnya, Lionel Messi dan Manuel Neuer. Ronaldo mendapatkan 37,66 persen suara, Messi mendapatkan 15,76 persen suara, sementara Neuer yang membawa Jerman juara Piala Dunia hanya mendapatkan 15,72 persen suara.

Komentar