Mengulas Ketatnya Persaingan Liga Aljazair

Cerita

by Ardy Nurhadi Shufi

Ardy Nurhadi Shufi

Juru Taktik Amatir
ardynshufi@gmail.com

Mengulas Ketatnya Persaingan Liga Aljazair

Liga mana yang perburuan gelar juara dan degradasinya sangat menegangkan sepanjang musim? Jawabannya adalah Liga Aljazair pada musim ini, yang baru berakhir Jumat, 29 Mei 2015, lalu.

Hal yang jarang terjadi di Ligue 1 Aljazair sudah terjadi pada beberapa pekan awal kompetisi. CS Constantine yang baru sekali menjadi juara Ligue 1 dan lebih sering berkutat di papan tengah menjadi pemuncak klasemen dari pekan pertama hingga pekan ke-7.

Kesebelasan papan atas macam JS Kabylie, MC Alger, dan ES Setif pun tertahan di papan tengah klasemen. Bahkan sempat kesulitan meraih kemenangan, di mana dalam enam pertandingan, ES Setif hanya meraih satu kemenangan.

Pada pekan ke-7 memang terjadi kejutan lainnya. MO Bejaia yang musim ini merupakan musim kedua mereka di Ligue 1, berhasil mengalahkan sang pemuncak klasemen, CS Constantine, dengan skor 3-1. Hal ini membuat jarak antara CS Constantine dengan kesebelasan lainnya tak terlalu jauh.

CS Constantine kemudian berbagi singgasana bersama MO Bejaia pada pekan ke-8, CS Constantine unggul selisih gol. Namun dua pekan berselang, USM EL Harrach yang juga baru sekali menjuarai Ligue 1, menyalip keduanya dan menjadi pemuncak klasemen sendirian. Ini artinya,  posisi pertama liga dalam 10 pekan pertama di tempati oleh kesebelasan yang tak diunggulkan.

MO Bejaia yang bisa dibilang sebagai kesebelasan ‘kemarin sore’ di Ligue 1 sempat sendirian di puncak klasemen pada pekan ke-11. Namun hasil imbang melawan MC Oran pada pekan ke-12, membuat kesebelasan lain menyamai poin yang dimilikinya.

Tak tanggung-tanggung, pada pekan ke-12, empat kesebelasan memiliki poin sama sebagai pemuncak klasemen. Mereka adalah MO Bejaia, CS Constantine, USM EL Harrach, dan juara Ligue 1 musim lalu, USM Alger. Hanya selisih gol yang menentukan urutan keempatnya.

Pekan ke-12, empat kesebelasan dengan poin sama di papan atas.
Pekan ke-12, empat kesebelasan dengan poin sama di papan atas.

USM Alger menjadi kesebelasan keempat yang menempati peringkat pertama sepanjang 13 pekan Ligue 1. Hanya bertahan dua musim, MO Bejaia kembali menggusur USM Alger dari puncak klasemen pada pekan ke-15. Ini artinya, kesebelasan ‘kemarin sore’ tersebut menjadi juara paruh musim karena Ligue 1 Aljazair hanya diikuti oleh 16 kesebelasan.

Pada paruh pertama ini sudah terlihat bahwa persaingan Ligue 1 musim ini akan lebih sengit. Kala itu, selisih poin yang dimiliki MO Bejaia sang pemuncak klasemen, hanya 11 poin dengan NA Hussein-Dey yang berada di peringkat 13, teratas dalam zona degradasi.

MO Bejaia berhasil menyalip dan menjadi juara paruh musim
MO Bejaia berhasil menyalip dan menjadi juara paruh musim.

Pada pekan berikutnya, dua kesebelasan lain mulai membayangi MO Bejaia. Di antara keduanya bukan CS Constantine, USM EL Harrach, atau pun USM Alger yang bersaing di papan atas pada beberapa pekan awal, melainkan ES Setif dan MC Oran yang sebelumnya hanya menguntit dari papan tengah.

Pada pekan ke-20, atau 10 pertandingan terakhir Ligue 1, ES Setif akhirnya berhasil menyamai poin MO Bejaia. Pekan ke-21, ES Setif mengalami kekalahan dan di saat bersamaan MO Bejaia meraih kemenangan. Hal sebaliknya terjadi pada pekan ke-22, di mana ES Setif sukses menundukkan ASM Oran dan MO Bejaia ditaklukkan CS Constantine.

Meski perburuan juara seolah menjadi milik keduanya, kesebelasan-kesebelasan lain di bawahnya siap menyodok dari bawah. Pada pekan ke-24 di mana pertandingan tinggal menyisakan enam pertandingan, selisih poin yang dimiliki MO Bejaia sang pemuncak klasemen dengan USM El Harrach, yang saat itu tertahan di peringkat delapan, hanya berjarak enam poin.

Pada pekan ke-25, persaingan semakin meruncing. ES Setif berhasil mengudeta puncak klasemen dari MO Bejaia. Bahkan lebih dari itu, selisih poin pemuncak klasemen dengan kesebelasan yang berada di zona degradasi hanya 10 poin saja. Ini artinya, ES Setif pun masih bisa terjerumus ke zona degradasi jika dalam lima pertandingan sisa selalu meraih hasil negatif.

ES Setif giliran menyalip MO Bejaia dari puncak klasemen.
Meski memuncaki klasemen dengan menyisakan lima pertandingan sisa, ES Setif masih bisa terdegradasi.

Pada paruh musim kedua, sejumlah kesebelasan memang berhasil tampil lebih baik. Yang paling melakukan perubahan signifikan adalah juara Piala Algeria musim lalu, MC Alger, yang merangsek dari peringkat terakhir (16) ke peringkat 11.

Pada paruh pertama, MC Alger hanya meraih dua kemenangan dari 15 pertandingan. Namun pada 10 pertandingan berikutnya, tujuh kemenangan berhasil diraih kesebelasan rival sekota USM Alger ini dan hanya menelan satu hasil imbang.

Kembali ke papan atas, ES Setif lantas unggul empat poin atas MO Bejaia pada pekan ke-27. Selisih poin ini merupakan yang tertinggi sepanjang musim ini. ES Setif pun menjadi kesebelasan pertama yang dipastikan aman dari degradasi.

Meski unggul empat poin, ES Setif tentunya masih perlu waspada akan kesebelasan lain di bawahnya. Karena saat itu, terdapat empat kesebelasan yang memiliki poin sama di peringkat ke dua, (lagi-lagi) hanya dibedakan oleh selisih gol.

Selain MO Bejaia, tiga kesebelasan lain yang menguntit ES Setif dengan selisih empat poin adalah MC Oran, USM El Harrach, dan kesebelasan yang baru tampil baik pada paruh kedua, CR Belouizdad. CR Belouizdad sendiri merupakan kesebelasan yang menjadi runner-up pada Ligue 1 musim lalu.

Namun tantangan keempatnya bukan hanya untuk meraih puncak klasemen dalam tiga pertandingan sisa. Karena nyatanya, keempat kesebelasan tersebut masih bisa terdegradasi karena USM Bel Abbes yang berada di posisi buncit, hanya berjarak delapan poin.

Runner-up liga pun masih terancam degradasi meski liga tinggal menyisakan tiga pertandingan.
Runner-up liga pun masih terancam degradasi meski liga tinggal menyisakan tiga pertandingan.

Ketegangan Ligue 1 pun akhirnya baru bisa mereda pada pekan ke-29. ES Setif yang musim lalu menjuarai Liga Champions Afrika mengunci trofi juara setelah selisih empat poin dengan MO Bejaia berhasil mereka pertahankan.

Di saat bersamaan, sembilan kesebelasan lainnya dipastikan selamat dari jurang degradasi karena hasil yang terjadi pada pekan ke-29. Hal itu terjadi karena terdapat dua kesebelasan, MC El Eulma dan USM Bel Abbes, yang dipastikan terdegradasi.

Meskipun begitu, ketegangan masih dirasakan sejumlah kesebelasan. Satu tiket Piala Konfederasi Afrika, setingkat Europa League di Afrika, masih diperebutkan empat kesebelasan. Sementara satu tempat di zona degradasi diperebutkan tiga kesebelasan.

Dan hasil akhir kompetisi pun cukup mengejutkan. MO Bejaia, si ‘kesebelasan kemarin sore’, finish di urutan kedua, padahal pada musim debutnya di Ligue 1, hanya mampu finish di urutan 11.

Sementara MC Oran, berhasil meraih tiket Piala Konfederasi piala Afrika pada pekan terakhir Ligue 1. Padahal beberapa musim sebelumnya, kesebelasan asal kota Oran ini selalu berkutat di zona degradasi dan hanya finish di urutan ke 12 dalam dua musim terakhir, dua strip di atas zona degradasi.

Kejutan lain ditorehkan MC El Eulma. Kesebelasan yang baru tujuh kali berlaga di Ligue 1 ini harus puas finish di urutan ke-14 dan terdegradasi. Musim sebelumnya, mereka menyudahi kompetisi di urutan ke-4. Dan lebih uniknya lagi, MC El Eulma terdegradasi dengan berstatus sebagai kesebelasan yang paling banyak mencetak gol, namun jumlah kebobolannya terbanyak kedua.

Klasemen akhir Ligue 1. ES Setif juara, dengan sjumlah hasil mengejutkan.
Klasemen akhir Ligue 1. ES Setif juara, dengan sjumlah hasil mengejutkan.

Begitulah persaingan yang terjadi di Ligue 1 musim ini. Banyak kejutan terjadi pada akhir klasemen. ES Setif yang menjadi juara pun baru muncul di paruh kedua liga. Kesebelasan yang menghuni papan atas pun harus terus was-was karena masih terancam degradasi hingga dua-tiga pertandingan terakhir. Rasanya, Ligue 1 Aljazair musim ini bisa dibilang menjadi liga yang persaingannya paling ketat.

foto: lebuteur.com

Komentar